SEJARAH Kerajaan Siliwangi Berlanjut Kerajaan Majapahit Hingga Sisingamangaraja


Sejarah Asal Usul Rajabatak Dari Mulai Kerajaan Siliwangi Berlanjut Kerajaan Majapahit  Hingga Sisingamangaraja

Sejarah Asal Usul Rajabatak Dari Mulai Kerajaan Siliwangi Berlanjut Kerajaan Majapahit  Hingga Sisingamangaraja

Bakkara( kbn lipanri )

Kali ini akan membahas mengenai Sejarah Batak dan kerajaan-kerajaan berikut raja-raja yang pernah ada di dalamnya. Batak merupakan salah satu etnis unik di Indonesia, dan memiliki peranan penting dalam sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh kedaulatan dan kemerdekaannya. Tercatat bahwa Raja Sisingamangaraja XII merupakan salah satu tokoh sejarah yang berperan dalam masa perjuangan melawan kolonialisme Belanda di abad 19. Namun bila dipilah lebih detil, maka akan tercatat kerajaan-kerajaan awal terbentuknya kerajaan Batak.

Kerajaan Batak Tua

Berdasarkan informasi data yang dapat dikumpulkan, baik yang berasal dari cerita rakyat, sejarahwan, kepustakaan dan riset; konon sekitar abad pertama Masehi telah berdiri Kerajaan Batak (Pa’ta) berkedudukan di Batahan (sekitar kota Natal sekarang). Wilayah kekuasaannya meliputi seluruh pantai barat Sumatera, dahulu disebut pulau Andalas (Baca: Adda las) sampai ke bagian barat pulau Jawa yang dihuni oleh suku Badui.

Sebutan/istilah Badui berasal dari bahasa Austronesia purba yang masih banyak dipergunakan oleh orang Batak sekarang, terdiri dari dua suku kata, Ba-niadui (nun jauh disana).

Pada masa itu, bangsa Batak menganut suatu kepercayaan yang disebut Agama Malim; pimpinannya disebut Raja Malim, dibantu oleh para Nabi yang disebut Panurirang, dan para pengikutnya disebut Parmalim. Berkaitan dengan pemerintahan, Raja Malim bertindak sebagai penasehat dan disebut Paniroi/Sitiroi. (ahli ilmu bumi dari Iskandariah, bernama Claudius Ptolomeus, menyebutnya Satyroy).

Kepala pemerintahan yang disebut Sirajai Jolma bertindak sebagai Pemangku adat/Penegak hukum (Executip). Terbetik berita, bahwa pada masa jayanya Kerajaan Batak telah menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lain seperti; Kerajaan Cola (India), Kerajaan Ming (Cina) dan telah memiliki semacam Perguruan Tinggi Parmalim di Gunungtua, dimana masih terdapat sisa-sisa peninggalannya hingga sekarang, antara lain:

Candi Portibi,

Biaro Bahal,

Sitopaon (Sitopayan)

Candi Bara

Candi Pulo

Candi Sipamutung

Candi Tandihat I

Candi Tandihat II

Candi Sisangkilon

Candi Manggis

Candi-candi ini menandakan bahwa orang batak telah mengenal pendidikan dan telah memiliki beradaban yang maju.

Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2 Masehi juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang di kenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Bahkan, dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Fir’aun sejak Ramses II atau sekitar 500 tahun sebelum Masehi.

blog1

Peta kuno sumatra oleh Claudius Ptolomeus

Raja dari Sriwijaya yang muncul kemudian dan berkuasa di pantai timur pulau Sumatra, tidak pernah mengganggu keberadaanKerajaan Batak di bagian barat; kabarnya, karena mereka masih ada hubungan keluarga; sama sama keturunan keluarga Sailendra, yaitu keluarga yang datang dari pulau Sai lam=Sai lan=Ceylon.

*.Di daerah Sumatra bagian selatan, terdapat banyak nama/ istilah yang punya kesamaan dengan bahasa Batak (Karakteristik Batak), antara lain:

Palembang = Palumbang    = luaskan/kembangkan

Lampung     = Lampung(u)  = semakin kumpul/bersatu.

Rajabasa      = Raja nabasa  = Raja yang budiman.

Kubu             = Benteng pertahanan.

Dihubu         = Ditaklukkan / di rebut.

Sakai             = Sangkae baca: Sakkae)=1/4

To lang bawang = Tulang bao (ejaan Batak) = Paman dari istri.

Pada tahun 1024, Raja Rajendra Cola Dewa dari negeri Cola menyerbu negeri Batak, hal ini kabarnya disebabkan ketersinggungan Raja Cola Dewa I atas hubungan dagang antara Kerajaan Batak Tua dengan Kerajaan Ming pada waktu itu, dan pada tahun 1029 Kerajaan Batak Tua dapat ditaklukkan setelah berperang selama 5 tahun. Raja negeri Batak ditangkap, tetapi tidak dibunuh; negeri itu ditinggalkan begitu saja tanpa pemerintahan.

Kerajaan Barus

Setelah jatuhnya Kerajaan Batak Tua (Batahan) sekitar tahun 1030, berbareng dengan munculnya kerajaan-kerajaan baru, pecahan dari Kerajaan Batak Tua, Raja Malim (Pimpinan agama Malim) dari Gunungtua, menobatkan menantunya menjadi raja,Sirajai Jolma (Kepala Pemerintahan) berkedudukan di Barus. Untuk menunjukkan bahwa dialah yang mulamula/pertama menjadi raja di Kerajaan Batak Barus, maka dinamakanlah Raja Mula.

Barus di sebut sebagai kota tertua di Nusantara, karena mengingat dari seluruh kota di Nusantara, hanya Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syria, Armenia, China dan sebagainya

Raja Mula digantikan oleh anaknya, yaitu Raja Donia, kemudian Raja Donia digantikan oleh anaknya Raja Sorimangaraja Batak I (Sorimangaraja = Sri Maharaja). Raja Sorimangaraja Batak I digantikan oleh anaknya yang kedua bernama Nasiak Dibanuadan Nasiak Dibanua digantikan oleh anaknya, bergelar Sorimangaraja Batak II.

Tradisi awal para Raja Batak Barus selalu mengambil isteri dari keluarga Raja Malim; kebiasaan ini bertujuan demi menjaga keserasian pemerintahan (Konstelasi politik); Raja Sorimangaraja Batak II memperisterikan putri Raja Malim juga, yang melahirkan lima orang putra baginya;

Siraja Bahar

Sinambeuk

Si Pakpak

Jonggolnitano

Raja Mangisori yang juga disebut Nagaisori.

Dari 5 orang putra Raja Sorimangaraja Batak II, hanya Sinambeuk yang mengambil isteri dari keluarga Raja Malim, yaitu saudara perempuan dari Raja Malim Mutiaraja. Dari perkawinannya itu, Sinambeuk memperoleh seorang putra yang dinamakan Si Raja Batak; dia inilah yang kelak dikemudian hari mendirikan perkampungan Sianjur Mulamula di tanah Toba.

Pada masa pemerintahan Raja Sorimangaraja Batak II, orang Melayu Pagarruyung menyerbu Kerajaan Batak Barus; mereka dibantu oleh para saudagar Islam yang datang dari Gujarat ;perang itu memakan banyak korban. Melihat situasi yang tidak menguntungkan itu, Raja Sorimangaraja Batak II telah memperhitungkan, bahwa dia akan kalah perang, dengan cepat dialihkan kekuasaan pemerintahannya kepada Raja Malim Mutiaraja keponakannya itu (Paraman), dengan perjanjian setelah situasi sudah kondusif, kerajaan itu harus dikembalikan kepada ahli waris. Mereka mengikat perjanjian itu dengan suatu ikhar tanda barang pusaka, yang mereka namakan

“Tabutabu sitara pullang, ia sian i dalanna ro, ingkon tusi do dalanna sumuang,” (Dari mana datangnya, harus kesitu juga kembalinya)

      Sejak peristiwa pengalihan kekuasaan itu, Raja Mutiaraja memegang dua tampuk kepemimpinan, yaitu: selaku pimpinan agama disebut Raja Malim dan selaku Kepala pemerintahan (Sirajai Jolma), disebut Raja Uti. Pada awalnya, gelaran Kepala pemerintahan itu disebut Raja Unte (baca: Utte), hal ini berkaitan dengan kebiasaan Raja Mutiaraja selaku pimpinan agama (Raja Malim) yang selalu mempergunakan Jeruk purut (Unte pangir) didalam upacara-upacara keagamaan. Disebut juga Mutiaraja itu dengan sebutanRaja Mangalambung yang arti harfiahnya, menyamping/dari samping, karena dia bukan dari ahli waris.

Seirama dengan penggelaran itu, muncullah kebiasaan sesajenan yang membedakan pimpinan agama dengan Kepala pemerintahan; Jika seseorang ingin berhubungan dengan pimpinan agama Raja Malim, maka sesajenannya adalah kambing warna putih (Hambing sibontar), tetapi jika ingin berhubungan dengan Kepala pemerintahan Raja Uti, maka sesajenannya adalah kambing warna hitam (Hambing silintom).

Perkiraan Sorimangaraja Batak II tentang perang itu menunjukkan kebenarannya; dan bersama anaknya Sinambeuk, mati terbunuh dalam perang. Pada zaman itu sudah menjadi kebiasaan, bahwa semua keturunan raja yang kalah perang harus dibunuh agar tidak muncul kerajaan baru yang akan balas dendam; maka demi keselamatan, setelah Raja Sorimangaraja Batak II terbunuh, para keluarga raja melarikan diri. Konon kabarnya, setelah beberapa generasi kemudian, terbetiklah berita, bahwa:

Keturunan Si Raja Bahar bermukim di Desa Garo (Garo = Pisang) Karo.

Keturunan Si Raja Batak, anak dari Sinambeuk, bermukim di Toba.

Keturunan Si Raja Pakpak, bermukim di Dairi (Dai Ri).

Keturunan Jonggol ni Tano yang memperanakkan Raja Pandudu dan Raja Mante (Mantela) bermukim di Aceh Pidie (apakah Pidie dari kata Pudi ? ).

Keturunan Nagaisori (Raja Mangisori), bermukim di Daerah Singkil & Tapak Tuan.

Dan perkembangan agama Islam di Barus sangat pesat. Orang Batak yang pertama masuk agama Islam di Barus adalah seorang guru pencak silat, bernama Guru Marnangkok; dan banyaklah orang Batak masuk memeluk agama Islam di Barus. Setelah penaklukan Kerajaan Barus, penguasa negeri itu dan para saudagar Islam negeri baru berbasis Islam yang mereka namakan Negeri Fansur, orang Batak meyebutnya Pansur.(baca: Paccur).

III. Kerajaan Pea Langge

Pada masa jabatan Raja Malim/Raja Uti II, para nabi bersepakat untuk mendirikan kembali Negeri Batak disebelah utara Barus, yang mereka namakan Negeri Pea Langge ; penduduk setempat menyebut Raja Uti dengan sebutan Raja Uteh.

Raja pun silih berganti ; Raja Malim/Raja Uti II digantikan oleh Raja Malim/Raja Uti III ; Raja Malim /Raja Uti III digantikan oleh Raja Malim /Raja Uti IV.

Pada masa Raja Malim / Raja Uti IV, Raja Negeri Fansur yang mengalahkan Kerajaan Barus menyerbu Kerajaan Batak Pea Langge. Dan setelah Ompu Bada (Ompu Bada = Panglima Perang) mati terbunuh, maka takluklah negeri itu. Raja Malim/Raja Uti IV dan pengikutnya menyingkir ke suatu pulau di lautan Hindia, disebelah barat Pea Langge.; sesuai dengan bentuk pulaunya, dinamakanlah pulau itu, Pulo Munsung Babi. (Sekarang dinamakan Pulau Babi, Kecamatan Pulau Banyak).

Sejak itu, raja Malim / Raja Uti IV dengan para penggantinya Raja Malim/Raja Uti V, VI dan Raja Malim/Raja Uti VII, disebutlah dengan sebutan Raja dari Pulau Munsung Babi.

* Nama Raja Uti II dan para  penggantinya, belum dapat diketahui (mohon info).

Kerajaan Sianjurmulamula

Sebagaimana telah disampaikan diatas,bahwa sebelum Sorimangaraja Batak II mati terbunuh, dia sempat mengalihkan kekuasaannya kepada Raja Malim Mutiaraja.

Setelah Kerajaan Batak Barus jatuh ketangan musuhnya, didalam situasi yang serba semraut, Mutiaraja memerintahkan si Raja Batak keponakannya/berenya itu  ( berumur 19 tahun) agar melarikan diri kesuatu tempat yang ditunjukkannya dan merahasiakan bahwa dia adalah keturunan raja dari Barus ; dengan membawa seruas bambu yang berisikan dua gulungan surat (dokumen), terdiri dari;

Pustaka Tombaga Holing yang berisikan ilmu kemiliteran,

Pustaka Surat Agong yang berisikan ilmu Tata Negara.

Dikemudian hari, para pencerita membuat pesan itu menjadi cerita mitos, maka muncullah mitologi si Raja Batak turun dari langit didalam seruas bambu.

Madekdek sian langit, mapultak sian bulu

Selanjutnya, berangkatlah si Raja Batak menuju tempat yang dimaksudkan oleh Mutiaraja pamannya itu; susah payahnya diperjalanan naik gunung turun lembah.

Di suatu hari, dalam kondisi capek kelelahan, istirahatlah dia disuatu tempat, lalu duduk diatas sebongkah batu datar/batu ceper yang dinamakannya batu peristirahatan (Batu Pangulonan) akan tetapi dikemudian hari, dinamakanlah Batu Hobol, ada juga yang menyebut Batu Hobon. Setelah tenaganya pulih kembali, dilanjutkanlah perjalanan; ketika letih dan kehausan; tak disangka ditemukannya sebuah umbul air, lalu minumlah dia melepas dahaga, maka dinamakannyalah umbul air itu Aek sipaulak hosa lojayang berarti: umbul air pemulih tenaga.

Sampailah ia ditempat yang dituju, yaitu sebuah Gua batu yang dipesankan oleh pamannya Mutiaraja (Raja Malim/ Raja Uti I); dan dinamakannyalah gua itu Liang Raja Uti. (Liang = Gua).

hobon

       (Batu pangulonan, Aek sipaulak hosa loja, Gua Raja Uti, maupun Pusuk Buhit, terletak di daerah Kabupaten Samosir sekarang).

Konon menurut berita, selang beberapa waktu setelah jatuhnya Barus, Mutiaraja gelar Raja Malim/Raja Uti I, diam-diam dalam rahasia, dia bersama puterinya, datang dari Barus ke Toba mencari si Raja Batak keponakanya itu; mereka berjumpa dan bermalam di Gua batu/Liang Raja Uti selama dua malam. Dalam pertemuannya itu, Mutiaraja gelar Raja Malim/Raja Uti I, mengamanahkan kepada Si Raja Batak untuk mempersiapkan berdirinya kembali kerajaan Batak.

bendera

Bendera Kerajaan Batak

(Dinasti Raja raja Batak Barus, Raja Malim/Raja Uti I s/d VII)

Keterangan :

Hitam     = Lambang kerahasiaan / Hahomion.

Putih  = Lambang Kesucian / Habadiaon.

Merah  = Lambang kekuatan / Hagogoon

Bintang kuning  = Lambang Kekuasaan tertinggi.

Kerajaan Bakkara.

Sebelum   kita  cerita  tentang   kemunculan   kerajaan Batak di Bakkara, bahwa berdasarkan informasi data yang dapat dikumpulkan, Raja Manghuntal   lahir pada tahun 1520, dan dinobatkan menjadi Raja Sisingamangaraja I pada tahun 1550 oleh Raja Uti VII di Pulau Munsung Babi.

*. Dalam Sejarah umum, tercatat bahwa Portugis telah menaklukkan negeri Malaka pada tahun 1511, berarti, Raja Manghuntal (Sisingamangaraja I), belum lahir pada waktu itu.          

Berdasarkan silsilah yang sudah baku dikalangan orang Batak Toba, Raja Manghuntal adalah generasi yang ketujuh dari Si Raja Batak; jika di hitung-hitung satu generasi adalah 25 (dua puluh lima ) tahun,  dalam arti sudah pantas punya anak, maka  Si Raja Batak  tentulah  sudah  lahir, 175 tahun lebih dahulu dari Raja Manghuntal, yaitu sekitar tahun 1345; dan jika Si Raja Batak berumur 19 tahun pada waktu menyingkir dari Barus, maka Si Raja Batak diperkirakan tiba di Toba sekitar tahun 1364.

Sebagaimana telah disampaikan diatas (di bagian III) bahwa setelah Kerajaan Pea Langge jatuh ketangan musuhnya, Raja Malim/Raja Uti IV bersama para pengikut setianya, menyingkir ke Pulau Munsung Babi. Berita tentang raja-raja Batak yang bermukim di Pulau Munsung Babi (Pulau Babi) terbenam begitu lama tapi exsistensi keberadaannya masih terbesit di Toba.

Perjanjian Sorimangaraja Batak II dengan Raja Malim Mutiaraja yang ditandai dengan barang pusaka

Tabutabu sitarapullang, ia sian i dalanna ro, ingkon tusi do dalanna sumuang

Lama sesudah itu, setelah beberapa generasi kemudian, sampailah berita kepada raja Manghuntal di Bakkara, bahwa Raja Malim/Raja Uti VII, ada bermukim di Pulau Munsung babi, maka disuatu waktu, berangkatlah raja Manghuntal kesana untuk membicarakan perjanjian yang dibuat oleh leluhurnya Sorimangaraja Batak II.

Sehubungan dengan niatan itu, Raja Malim /Raja Uti VII, terlebih dahulu meneliti kemampuan Raja Manghuntal (test uji coba termasuk kesaktian). Setelah Raja Malim /Raja Uti VII meyakininya, maka sepakatlah untuk mengembalikan kekuasaan atas Kerajaan Batak kepada Raja Manghuntal (ahli waris), sesuai dengan perjanjian.

Didalam acara penobatannya pihak Raja Uti disimbolkan, mulai dari Raja Uti I s/d Raja Uti VII, menyerahkan kembali kekuasaan atas kerajaan Batak sesuai perjanjian, dan sebagai tanda pengembalian, secara simbolik, diserahkanlah 7 (tujuh) macam barang pusaka, yaitu:

Piso Solam Debata(Keris Batak) tanda pemegang kekuasaan kerajaan .

Hujur siringis, siungkap mata mual(Tombak, pembuka mata air).

Tumtuman sutora malam, Tali tali harajaon(Mahkota)

Ulos Sandehuliman, siambat api(Kain/Ulos pemadam api permusuhan, bahwa tidak akan ada permusuhan antara Raja/Kepala pemerintahan dengan Raja Malim pimpinan agama).

Lage silintong pinartaraoang omas, lapik panortoran ni Raja(Tikar permadani, alas tempat Raja menari).

Tabu tabu sitarapullang, ia sian i dalanna ro, ingkon tusi do dalanna sumuang(perjanjian).

Gajah sibontar, pangurupi di nadokdok(Gajah putih simbol tanggung  jawab).

Pada Acara pelantikannya, disebutlah Raja Manghuntal dengan gelaran Sisingamangaraja I (pemula Dinasti Sisingamangaraja); dan setelah pengembalian itu, berakhirlah masa pemerintahan dinasti Raja Uti; maka, dengan demikian, terwujudlah apa yang dicita-citakan/ direncanakan oleh Si Raja Batak bersama Mutiaraja. Kerajaan Batak berdiri kembali dibawah pemerintahan dinasti Sisingamangaraja, berkedudukan di  Bakkara.

Silsilah Raja – raja di Kerajaan Bakkara I;

Sisingamangaraja !.Raja Manguntal ( Swarnabumi )

Singamangaraja II, Ompu Raja Tinaruan

Singamangaraja III, Raja Itubungna.

Singamangaraja IV, Tuan Sorimangaraja.

Singamangaraja V, Raja Pallongos.

Singamangaraja VI, Raja Pangolbuk.

Singamangaraja VII, Ompu Tuan Lumbut.

Singamangaraja VIII, Ompu Sotaronggal.

Singamangaraja IX, Ompu Sohalompoan.

Singamangaraja X, Ompu Tuan Na Bolon.

Singamangaraja XI, Ompu Sohahuaon,

Singamangaraja XII, Patuan Bosar, gelar Ompu Pulo Batu.

( limber sinaga )

TARIAN ADAT JAMAN KERAJAAN SINGA MAHARAJA NUSANTARA XI SISADAPUR DI SIMALUNGUN


Medan( kbnlipanri ). Simalungun merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara. Daerah ini menyimpan banyak keindahan alam dan ragam kebudayaan yang sayang untuk Anda lewatkan.

Salah satu warisan budaya yang hingga kini masih dilestarikan adalah Tari Toping Toping. Tarian ini merupakan tari tradisional masyarakat Simalungun sejak zaman dahulu. Biasanya tari tradisional ini dibawakan saat upacara duka cita atau kematian yang sekaligus menjadi sarana penghiburan bagi masyarakat Simalungun.

Tarian untuk Upacara Duka Cita

Dilansir dari laman senibudayasia, Tari Toping Toping ini merupakan tarian tradisional yang ditampilkan dalam upacara duka cita yang terdapat di kalangan kerajaan.

Simalungun dikenal memiliki empat marga asli yang dikenal dengan istilah Sisadapur yaitu Sinaga, Damanik, Saragih dan Purba. Empat Marga tersebut lah kerajaan besar yang ada pada zaman dulu kala.

Pada masyarakat Simalungun, terdapat suatu upacara kematian usia lanjut yang disebut namatei sayurmatua. Ketika ada seorang warga Simalungun yang berusia lanjut meninggal di suatu pemukiman,mereka memahami seketika itu banyaknya kegiatan yang harus segera dilakukan oleh warga sebagai persiapan menjelang dilangsungkannya upacara pemakaman. Upacara ini dilakukan untuk menghormati arwah orang yang meninggal melaluipesta besar dan penabuhan musik tradisi serta tari-tarian. Bagi masyarakat Simalungun upacara ini mempunyai arti yang sangat panting, sebab kematianpada usia lanjut merupakan pengharapan bagi setiap anggota masyarakatnya.

Masyarakat Simalungun beranggapan bahwakematian pada usia lanjut berarti telah mendapatkan berkat dan sehingga tidak perlu lagi berduka. Hal itu disebabkan kematian seperti ini dapat dikatakan sebagai suatu kematian yang telah mendapat berkatdan sudah sampai kepada sesuatu yang dicita-citakan. Ini dimaksudkan bahwa setiap orang menginginkan agar seseorang itu sayurmatuah, yaitu hidup yang lama dan keturunannya mendapat hidup yang baik.

Upacara kematian ini terdiri dari dua bagianyang disebut mandiguri yaitu suatu acara yang dilakukan pada malam hari. Hal yang demikian dimaksudkan untuk memberikan penghormatan melalui penabuhan musik dan tari yang disuguhkan para keluarga yang ditinggalkan dengan cara menari mengelilingi jenazah. Sebagai musik pengiringnya adalah gonrang sipitu-pitu (alat musik tradisiSimalungun yang terdiri dari tujuh buah gendang).Acara yang kedua adalah mangiliki, yaitu suatuu pacara pada siang hari untuk menyambut parapelayat dengan menampilkan tarian topeng yangdisebut huda-huda/ toping-toping. Tarian ini bertujuanuntuk menghibur keluarga yang berduka dan para pelayat dengan musik pengiringnya adalah gonrangsidua-dua (alat musik tradisional Simalungun yang terdiri dari dua buah gendang).

Pada mulanya, huda-huda/toping-topingditampilkan jika ada anggota keluarga yang meninggaldunia. Pada saat itu batas umur tidak menjadipermasalahan. Oleh karenanya, jika ada keluargakerajaan yang meninggal dunia, baik yang masihanak-anak, dewasa maupun telah lanjut usia,diadakanlah upacara kematian dengan menampilkanhuda-huda/toping-toping untuk menghibur keluarga kerajaan yang sedang berduka.

Pada masa kerajaan Simalungun terjadi pembatasan penggunaannya, yaitu khusus digunakan pada upacara kematian sayurmatua dan merupakansuatu kebanggaan bagi keluarga kerajaan jika memiliki seperangkat pemain huda-huda/toping-toping.Setelah Indonesia merdeka, bekas kerajaan-kerajaan yang ada di Simalungun dijadikan satuwilayah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang bupati.

Sekarang yang termasuk bekas wilayah kerajaan Simalungun tersebut dijadikan kabupatenSimalungun. Setelah Indonesia merdeka, pada masyarakat Simalungun tidak ada lagi perbedaan antara kaum bangsawan dan rakyat biasa.(Limbersinaga)

FOTO

BUKTI SEJARAH SINGA MAHARAJA ( MAHARAJA SINGAWARMAN)


Medan,(kbnlipanri),Kronologi Sejarah Maharaja Singawarman Di Sumatra Utara.

Hubungana Singa Maharaja dengan Minangkabau, Maharaja Nagawarman ( Saniangnaga) Adalah Penerus Kerajaan Minangkabau ( Pagaruyuang ) Menggantikan Ayahnya Maharaja Tunggawarman Dan Diteruskan Anaknya Maharaja Singawarman Di Sumatra Utara.

Singa Maharaja, yang sudah disebutkan beberapa kali, adalah fetish manusia bagi orang Batak, juga bagi Mandailingdan Angkoleese; mahkota dan yang paling mulia dari jimat mereka yang tak terhitung banyaknya. Semua jenis keajaiban terkait darinya. Ibunya telah melahirkannya selama tujuh tahun; dia memiliki lidah hitam berbulu, yang penampilannya sudah mematikan; dia berbicara dengan mulut tertutup dan memberikan perintah tertulis. Dia terkadang bisa pergi tanpa makanan atau tertidur selama tujuh bulan; roh memenuhi kebutuhannya begitu lama. Dia memerintahkan hujan dan cerah; doa dibuat untuknya untuk memberkati panen. Orang-orang percaya dari semua sisi datang ke Bakkara dengan persembahan yang meminta bantuan dari kekuatan ajaibnya.

pangeran (sisinga mangaraja) dari Batak ini tampaknya lebih sebagai pangeran dari pada tuan yang sebenarnya, sejauh menyangkut kekuatan sekulernya, kecuali di Bakhara sendiri. Tampaknya telah terjadi di antara orang Batak seperti halnya di antara Minangkabau dan Gajō yang republik; tidak ada aturan kerajaan yang nyata. Penguasa nyata ditunjuk oleh asing, kekuatan dominan nominal untuk mempertahankan konsep persatuan, untuk menjalin kontak dengan penguasa nominal, untuk memelihara hubungan dengan negara asing (Minangkabau, Gajō, Pangeran Hindu)

Kekuatan apa yang telah mengangkat Si Singa Maharaja dalam kegelapan. Pangeran Hindu, lebih dekat ke pantai, telah dianggap, menggunakan Pangeran Besar Singa (Si Singa Maharaja ) sebagai wakil mereka (Pangeran Hindu).

Hubungana Singa Maharaja dengan Minangkabau, Gajō, Pangeran Hindu Mandailing dan Angkoleese

Singa Maharaja, yang sudah disebutkan beberapa kali, adalah fetish manusia bagi orang Batak, juga bagi Mandailingdan Angkoleese; ***mahkota dan yang paling mulia dari jimat ***mereka yang tak terhitung banyaknya. ***Semua jenis keajaiban terkait darinya. ***Ibunya telah melahirkannya selama tujuh tahun; dia memiliki lidah hitam berbulu, yang penampilannya sudah mematikan; dia berbicara dengan mulut tertutup dan memberikan perintah tertulis. Dia terkadang bisa pergi tanpa makanan atau tertidur selama tujuh bulan; roh memenuhi kebutuhannya begitu lama. Dia memerintahkan hujan dan cerah; doa dibuat untuknya untuk memberkati panen. Orang-orang percaya dari semua sisi datang ke Bakkara dengan persembahan yang meminta bantuan dari kekuatan ajaibnya.pangeran (sisinga mangaraja) dari Batak ini tampaknya lebih sebagai pangeran dari pada tuan yang sebenarnya, sejauh menyangkut kekuatan sekulernya, kecuali di Bakhara sendiri. Tampaknya telah terjadi di antara orang Batak seperti halnya di antara Minangkabau dan Gajō yang republik; tidak ada aturan kerajaan yang nyata. Penguasa nyata ditunjuk oleh asing, kekuatan dominan nominal untuk

mempertahankan konsep persatuan, untuk menjalin kontak dengan penguasa nominal, untuk memelihara hubungan dengan negara asing (Minangkabau, Gajō, Pangeran Hindu)

Kekuatan apa yang telah mengangkat ***Si Singa Maharaja ***dalam kegelapan. Pangeran Hindu, lebih dekat ke pantai, telah dianggap, menggunakan Pangeran Besar Singa (Si Singa Maharaja ) sebagai wakil mereka (Pangeran Hindu).(limber sinaga)

Kronologi Peristiwa Sejarah Kerajaan Dan Kesultanan Di Sumatra Utara


Deliserdang,Galasibot.Co.id

Tengku Sri Maharaja Serdang Ungkap Sejarah KNIA dan Sport Center Sekitarnya Lahannya Milik Kesultanan Serdang Yang Dirampok

Senin, 17 Juli 2023 | 20:28 WIB

Peta lahan milik Kesultanan Serdang.

( Kbnlipanri )/Deliserdang, MPOL:  Polemik tentang kepimilikan tanah di lokasi Sport Center sekitarnya di Desa Sena Kabupaten Deli Serdang sampai saat ini terus saja berlanjut.

Pemberitaan melalui beberapa media terdengar kabar ada beberapa pihak yang mengklime kepemilikan tersebut bahkan Pemerintah Indonesia yang katanya membayarkan sejumlah uang sebagai ganti rugi kepada PTPN II pun menjadi masalah dikarenakan diatas lahan tersebut tidak ada Hak Guna Usahanya (HGU).

Menanggapi hal ini Tengku Sri Maharaja Serdang Hermansyah kepada Wartawan mengatakan bahwa semuanya itu pasti ada sejarahnya.

“Semua peristiwa yang terjadi saat ini pasti ada sejarahnya yang telah terukir, persoalannya ada beberapa pihak yang tidak menginginkan sejarah itu diungkap ke publik apalagi menyangkut kekuasaan dan kekayaan,” buka Tengku Sri Maharaja Hermansyah, Senin (17/7).

“Jangankan lahan Sport Center, lahan yang dikuasai Angkasapura Kuala Namu Indonesia Airport (KNIA) dulunya milik Kesultanan Serdang dibawah wilayah Kerajaan Ramunia,” ungkapnya.

“Tetapi bukti sejarah berbentuk Makam didalam lokasi pagar Bandara yang terkenal dengan nama Makam Keramat Udang yang merupakan Makam Tuanku Tunggal (Tengku Sri Maharaja Ke-I), jika bisa dibongkar pasti akan dibongkar agar tidak terungkap sejarahnya,” sambung Tengku Sri Maharaja Serdang Ke-VII ini.

“Dulunya sebelum masuk bagian wilayah Republik Indonesia, diatas Lahan Bandara KNIA dan Sport Center sekitanya merupakan lahan milik Kesultanan Serdang yang berbentuk perkebunan yang dikelola (disewa/Consesi) oleh Perusahaan milik Pemerintahan Kesultanan Deli yang bernama NV Senembah Mascapai,” Terang Sri Maharahaja

“Ada namanya perkebunan Ramunia, Perkebunan Panara, Perkebunan Sena, Tumpatan Nibung dan lain-lain, sedangkan untuk para pekerja perkebunannya, pihak Kesultanan Deli bekerjasama dengan Pihak Pengusaha Belanda memakai tenaga kerja berasal dari pulau jawa,”

“Walaupun begitu, dalam pelaksanaannya tidak pernah terjadi perbudakan seperti yang terjadi di pulau jawa dan lahan tetap milik Kesultanan Serdang” imbuh Raja Ramunia Kesultanan Serdang.

“17 Agustus 1945 (puncak perang dunia kedua), Ir. Sukarno memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari Pemerintahan Hindia Belanda, Saat itu Kesultanan Serdang yang wilayahnya masuk dalam wilayah Sumatera Timur tidak mempermasalahkan peristiwa proklamasi tersebut dikarenakan Pemerintahan Hindia Belanda tidak pernah berdiri di Sumatera Timur. Walau mendukung Sukarno tetapi sultanan Serdang (T. Sulaiman Sariful Alamsah) tidak pernah menyatakan dirinya bergabung dengan perjuangan Sukarno dalam membentuk pemerintahan Republik Indonesia yang baru,” Terang Sri Maharaja yang juga Ketua lembaga 4 orang besar Kesultanan Serdang ini.

“Sewaktu terjadi perang dunia kedua sekitar tahun 1940 an, banyak pengusaha Belanda dan juga Eropa lainnya meninggalkan Sumatera Timur termasuk di Kesultanan Serdang, sehingga banyak para pekerja perkebunan tidak mendapatkan upah bahkan lebih mirip dikatakan bagaikan anak ayam kehilangan induknya,” kesannya.

“Orang-orang di wilayah Pemerintahan Hindia Belanda yang berbatasan dengan Sumatera Timur yaitu seperti di daerah Tapanuli, Karo dan juga Aceh mulai melakukan pergerakan menjalin komunikasi khususnya kepada para pekerja yang berada di perkebunan di wilayah Sumatera Timur khususnya di Kesultanan Serdang.

“Lalu pada 3 Maret 1946, terjadilah peristiwa yang sangat mengerikan diwilayah Sumatera Timur yang dikenal dengan Revolusi Sosial berbentuk pembantain para bangsawan Kerajaan Melayu, Simalungun dan Juga Karo yang masuk dalam wilayah Kesultanan Serdang, Kesultanan Deli, Kesultanan Langkat, Kesultanan Serdang dan Kesultanan Asahan sampai ke Labuhan Batu,”.

“Di Kesultanan Serdang, Istana Darul Arif yang berada di Kota Galuh Perbaungan dibakar, para bangsawan kerajaan serta pengikut setianya banyak yang dibunuh, hartanya banyak dirampok begitu juga dengan lahan-.

“Dalang dari semua ini, akhirnya diketahui merupakan organisasi yang memakai kata Indonesia yaitu Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo). BTI banyak didominasi para pekerja perkebunan bersuku jawa, sedangkan Pesindo banyak di dominasi Suku Tapanuli bahkan konon katanya markas Pesindo sendiri berada di Bakara Tapanuli,.

“Akibat peristiwa tersebut banyak para bangsawan Kerajaan pergi mengungsi ke berbagai tempat bahkan ada sampai menyamar dan mengaku sebagai rakyat biasa, sedangkan lahan-lahannya banyak yang dibiarin terbengkalai. Dan terjadilah masyarakat Kesultanan Serdang masa itu juga, bagaikan anak ayam kehilangan Induknya, seperti pembalasan dendam” kesannya lagi.

“Diakhir tahun 1947 wilayah Sumatera Timur terbentuk Negara baru dan bergabung ke Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan nama Negara Sumatera timur (NST). Dan di tahun 1951, tak tau apa sebabnya Negara Sumatera Timur malah bubar dan wilayahnya masuk dalam wilayah Republik Indonesia,”.

“Dimasa masuk dalam wilayah Pemerintahan Republik Indonesia, lahan-lahan milik Kesultanan Serdang beserta pemukiman masyarakatnya banyak yang dirampok lagi, malah memakai nama organisasi Politik yang banyak tumbuh dimasa itu terkhusus di Partai Komunis Indonesia (PKI). Dan diketahui bahwa orang-orang yang dulunya bergabung di organisasi BTI dan juga Pesindo banyak yang bergabung ke Partai Komunis ini,”.

“Banyak pemukiman dan juga lahan pertanian dirampok oleh kelompok PKI ini dengan mengusir masyarakatnya. Dan berganti oleh masyarakat yang bergabung dengan organisasi PKI dan masyarakat pekerja dari perkebunan ditambah masuk juga masyarakat dari daerah Tapanuli yang datang langsung ke wilayah Kesultanan Serdang, sehingga banyak perkampungan sudah berganti etnis menjadi didominasi suku jawa dan Tapanuli,”.

“Kesimpulannya, masyarakat yang bermukim dilahan sengketa tersebut hanya sebatas kakenya saja yang bercocok tanam dan bukan pembuka hutan menjadi perkampungan dan persawahan, sebab lahan tersebut merupakan hasil rampokan dengan mengusir penduduk lama,”.

Selain itu ada juga nama perkampungannya yang dirubah namanya seperti Kampung Durian berubah menjadi Kampung Hutabagasan bahkan ada yang dikenal dengan nama kampung limbong didaerah Desa Durian Kecamatan Pantai labu Kab. Deli Serdang,”.

“Sewaktu Tengku Affan Sinar bin Sultan Sulaiman Sariful Alamsah bekerja dengan pemerintah RI sebagai Komandan Botofrah (Koramil), sempat bertugas memburu antek-antek organisasi PKI termasuk di wilayah Kesultanan Serdang dan ada lahan raja-raja serta Datok berhasil di rebut kembali pada masa itu. Tetapi paska meninggalnya Tengku Affan Sinar, tak tau apa sebabnya malah lahan tersebut akhirnya dikelola oleh PT Gelora Rata tanpa ada ganti rugi ke pihak Kesultanan Serdang dan saat ini di kuasai oleh Puskopad Kodam II BB” .

“Disisi lain Pemerintah Indonesia dalam mengambil lahan Kesultanan Serdang dengan mengatasnamakan PT. Perkebunan Nusantara dan juga mengatasnamakan kepala pemerintahan seperti Kades, Camat, Bupati sampai Gubernurpun mengeluarkan surat seolah lahan itu lahan tak bertuan dan layak untuk dikuasai dan dimiliki,”.

“Sedangkan program pemerintah di tahun 1960 an yang mensertifikatkan surat tanah dari surat grand Kerajaan maupun konsesi mempunyai kesan yang mengerikan bagi pihak Kerajaan. Dimana ada peristiwa disaat surat tanah Kerajaan tersebut diantar ke instansi Pemerintah, malah yang pengantar surat tak pernah kembali sama sekali dan ada peristiwa lainnya disaat surat Kerajaan tersebut ditunjukkan kepada seorang yang berkuasa malah dirobek didepan matanya sendiri sehingga sampai saat ini surat tanah versi Kesultanan serdang masih ada yang dipegang,”.

“Dan saat ini lahan-lahan Kesultanan Serdang yang dirampok tersebut sudah menjadi rebutan lagi oleh bangsa Indonesia ini baik pemerintah dan juga masyarakatnya sejak dibangunnya Bandara KNIA dan juga Sport Center. Lahan yang dirampok tersebut kan dilegalitaskan tanpa memandang bahwa dulunya adanya pemerintahan Kesultanan pernah berdiri yang pernah memiliki lahan tersebut,”.

“Walau sebenarnya Kesultanan Serdang memiliki data wilayah tersebut, tetapi para pihak yang ingin menguasai lahan tersebut tetap bertahan mengatakan bahwa tidak ada lahan Tengku dan Datok karena saat ini zaman Pemerintahan Republik Indonesia dan bukan zaman Pemerintahan Kerajaan,” tutupnya.

Diketahui bahwa lahan KNIA dan Sport Center sekitarnya masuk dalam wilayah Lembaga 4 orang Besar dan informasi yang didapat dari Tengku Sri Maharaja bahwa selain membahas tentang Pemerintahan Adat Kesultanan Serdang, Lembaga 4 orang besar juga akan membahas lahan-lahan yang telah dirampok orang-orang, perusahaan maupun Pemerintah” tutupnya. **

PWI Kota Binjai Akan Berkontribusi Dalam Pelaksanaan Pemilu 2024 


Binjai.galasibot.co.id/ ( Kbnlipanri ) / Persatuan Wartawan Indonesia (PWI ) kota Binjai  akan berkontribusi dalam pelaksanaan Pemilu 2024 hal tersebut dikatakan  ketua PWI kota Binjai Arma Delisa Budi ,saat menerima kunjungan KPU kota Binjai , di Jalan Veteran Kelurahan Tangsi Kecamatan Binjai Kota Binjai  Jum’at (1/12/23). Foto bersama didepan dari kanan Sekretaris PWI Wardika Afriandi…

Konsulat Amerika Untuk Sumatera  Motivasi  Siswa dan Guru di Toba


Toba-galasibot co.id   ( Kbnlipanri) / Pemerintah Kabupaten Toba menyambut baik dan mengapresiasi kehadiran The United States Vice Consul For Sumatera, Mrs. Kristy Mordhost di Kabupaten Toba, untuk memberikan motivasi bagi pelajar, guru dan kepala sekolah. Foto:Kadis Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Rikardo Hutajulu,Ms.Rachma Jaurinata,Mrs.Kristy Mordhost,Bupati Toba Poltak Sitorus,Kadis kominfo Sesmon TB Butarbutar. “Pendidikan di negara…

Deliserdang,Galasibot.Co.id Tengku Sri Maharaja Serdang Ungkap Sejarah KNIA dan Sport Center Sekitarnya Lahannya Milik Kesultanan Serdang Yang Dirampok Senin, 17 Juli 2023 | 20:28 WIB Peta lahan milik Kesultanan Serdang. ( Kbnlipanri )/Deliserdang, MPOL:  Polemik tentang kepimilikan tanah di lokasi Sport Center sekitarnya di Desa Sena Kabupaten Deli Serdang sampai saat ini terus saja berlanjut.…

Medan ,( kbnlipanri ) “Sejarah Keberadaan Dinasti Singa Maharaja Di Pulau Sumatra Setelah Sanghiyangnaga Keturunan Generasi Ketiga Guruteteabulan Yang Dikenal Mahapati Gajah Mada Di Kerajaan Negarakartagama Di Pulau Jawa Ekspansi Ke Pulau Sumatra Dan Melanjutkan Kerajaan Sriwijaya dari Pendaulhnya Raden Wijaya Hingga Keturunanya Meneruskan Perjuanganya Untuk Mempersatukan Seluruh Kerajaan Pendahulunya Yang Diberinama Nusantara Pertama Jaman Maharaja Swarnabumi Dinasti Singa Maharaja Pertama Disebutjuga Raja Manguttal Di Tanah Batak  Dan Makamnya Ada Di Bakkara Kepada Pendauluhnya Mahadewa Guru Tetea Bulan Anak Singsingamangaraja Yang Disebut Rajabatak Yang Artefaknya Berada Di Pusukbuhit Sumatra Utara”,Ungkap Limber sinaga Salasatu Keturunan Singa Maharaja Disebutjuga Op.Palti Raja Sinaga Di Tanah Batak Generasi ke 6 dari Op.Palti.

Inilah 7 Upacara Adat Kalimantan Timur, Budaya Leluhur Kerajaan Kutaikartanegara

Adat upacara Budaya Leluhur Kerajaan Kutaikartanegara yang digelar selama 40 hari 40 malam

Kalimantan timur ( kbn lipanri )

Di tengah maraknya rencana tentang dipindahnya ibu kota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu. Salah satunya hal menarik tentang tradisi unik di Kalimantan Timur.

Upacara adat tradisional Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu tradisi yang perlu kamu ketahui. Tradisi yang menjadi bagian kekayaan bangsa Indonesia di samping ribuan tradisi di negara pluraris ini.

Agar kamu lebih paham, berikut 7 upacara adat di Provinsi Kalimantan Timur yang tetap dilestarikan masyarakatnya. Simak agar kamu makin kaya tentang tradisi asli Indonesia.

1. Ngehawa’k

Upacara adat ini menjadi tradisi yang sering dilaksanakan masyarakat Dayak dalam acara pernikahan. Dalam acara ini, banyak diperlihatkan benda-benda adat. Banyak sedikitnya benda yang ditampilkan tergantung dari keturunan kedua mempelai. Jika mempelai wanita keturunan bangsawan, maka pihak mempelai pria wajib menyediakan sesuai permintaan pihak mempelai wanita.

Menurut dictio.id (23/3/2018), dalam Ngehawa’k terkandung pula hukuman adat. Ini sebagai konsekuensi bila di kemudian hari terjadi perceraian. Konsekuensi hukuman adat ini bisa berupa denda benda adat dan hukum adat sesuai dengan kesalahan dari kedua belah pihak.

Denda atau hukuman adat ini tidaklah ringan, sebab ini sama halnya melanggar adat istiadat dari adat Dayak itu sendiri. Sehingga diharapkan masyarakat Dayak tidak melanggar adat istiadatnya sendiri.

2. Dahau

Foto: dictio.id

Foto: dictio.id

Dahau merupakan upacara adat pemberian nama anak di Kalimantan Timur. Namun upacara ini biasanya digelar oleh keluargaa keturunan bangsawan atau keluarga mampu dan terpandang di wilayah tempat tinggal.

Di laman mantabz.com (30/6/2019), dijelaskan pelaksanaan upacara Dahau biasanya digelar secara besar-besaran dan meriah. Keluarga penyelenggara mengundang warga suku Dayak dari berbagai wilayah. Uniknya, upacara Dahau ini berlangsung selama satu bulan penuh. Maka pantas bila hanya keturunan bangsawan dan keluarga mampu saja yang menggelar upacara ini.

Dalam upacara Dahau, banyak dilakukan kegiatan ritual adat yang dibuat selama upacara ini berlangsung. Meski demikian, upacara ini tetap merupakan upacara adat yang sering dilakukan masyarakat suku Dayak Kalimantan Timur.

3. Ngugu Tahun

Foto: jalan-jalan-kalimantan.blogspot.com

Foto: jalan-jalan-kalimantan.blogspot.com

Hingga saat ini, suku Dayak Bahau di Kalimantan Timur tetap melestarikan upacara adat Ngugu Tahun. Dilansir prokal.co (3/12/2012), upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas pemberian kehidupan dan penghidupan. Selain suku Dayak Bahau, upacara ini juga dilakukan oleh suku Dayak Tunjung, Dayak Banuaq, dan Dayak Bentian.

Dalam upacara tradisi ini, banyak orang datang untuk melihat dan memeriahkan acara. Puncak upacara adat ini adalah pemotongan kerbau. Tradisi sejenis dapat ditemui juga dalam suku bangsa Melayu Kutai di daerah Kutai Kartanegara dengan nama Erau Pelas Tahun.

 4. Beliatn

Foto: antaranews.com

Foto: antaranews.com

Beliatn yaitu upacara adat berupa ritual penyembuhan yang biasa dilakukan oleh suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur. Upacara Beliatn yang paling populer dan sering diselenggarakan adalah Beliatn Bawo dan Beliatn Sentiyu.

Beliatn Bawo merupakan upacara penyembuhan yang dipimpin seorang tabib perempuan. Upacara ini biasanya dilaksanakan untuk pengobatan ringan seperti demam pada anak-anak. Sementara itu, Beliatn Sentiyu merupakan upacara Beliatn terbesar yang dipimpin oleh seorang tabib atau lebih. Upacara ini biasanya berlangsung hingga 4 hari 4 malam.

Dilansir dari senibudayaku.com (11/12/2017), sebelum dilakukan upacara Beliatn didahului dengan penyembelihan beberapa ekor babi untuk diambil darahnya. Kemudian disiapkan patung-patung kecil yang melambangkan hantu pengganggu, ornamen janur, dan ramuan dari dadaunan.

5. Nebe’e Rau

Foto: nobertamebang.blogspot.com

Foto: nobertamebang.blogspot.com

Upacara adat Nebe’e Rau merupakan upacara tahunan tanam padi di Kalimantan Timur. Upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dayak atas ladang mereka yang bisa ditanami padi, dan berharap hasilnya berlimpah.

Menurut silontong.com (14/1/2019), upacara adat ini berlangsung selama satu bulan dengan menampilkan berbagai acara. Diawali dari memberi makanan kepada To’q atau sang raja kampung, untuk menjaga kampung tetap aman dan jauh dari kejahatan.

Dalam upacara adat Nebe’e terdapat beberapa tarian, seperti Lali Uga’l, yaitu sebuah tarian sakral. Kemudian ada tarian Hudo’q Apa’h dan tarian Henda’q Uling. Tarian tradisional ini hanya boleh ditampilkan didalam Lali Uga’l ini saja.

Hal ini disebabkan bahwa tarian ini merupakan cerita di masa lalu dijadikan sebagai pengusir hama, dari bentuk dan besarnya akan sangat membantu masyarakat Dayak dalam menjaga ladang dan hasil tanaman mereka.

Di Kalimantan Timur, upacara adat tanam padi juga dilakukaan di suku Dayak lainnya, dengan nama tersendiri. Seperti upacara Bob Jengau, yaitu upacara adat tanam padi suku Dayak Modang. Kemudian Hudoq dilakukan suku Dayak Kenyah, dan Dongei bagi suku Dayak Bahau.

6. Erau

Foto: jelajahsamboja.com

Foto: jelajahsamboja.com

Upacara adat Erau biasanya dilakukan sekali setahun. Upacara adat ini sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas melimpahnya hasil panen. Termasuk kedalam upacara adat tradisional Kalimantan Timur, tradisi Erau ini juga biasanya dilakukan sekali dalam setahun. Tujuan dari dilaksanakannya upacara ini sebagai bentuk dari rasa syukur mereka dengan hasil panenan yang berlimpah.

Istilah “erau” berasal dari kata “eroh” yang dalam bahasa Melayu Kutai Tenggarong bermakna keramaian pesta ria, secara umum dapat dimaknai sebagai pesta rakyat. Dahulu, Erau merupakan hajatan besar bagi Kesultanan Kutai dan masyarakat di seluruh wilayah kekuasaannya yang kini mencakup sebagian besar wilayah Kalimantan Timur.

Pada awalnya, dijelaskan di laman indonesiakaya.com (30/8/2019), perhelatan ini berlangsung selama 40 hari 40 malam dan diikuti oleh segenap lapisan masyarakat. Di mana dalam perhelatan tersebut, rakyat dari berbagai penjuru negeri berpesta ria dengan mempersembahkan sebagian dari hasil buminya untuk dibawa ke Ibukota Kesultanan.

Hal ini berkaitan dengan salah satu fungsi dari Erau sebagai wujud rasa syukur atas limpahan hasil bumi yang diperoleh rakyat Kutai. Keluarga besar Kesultanan pun menjamu rakyatnya dengan beraneka sajian sebagai bentuk rasa terima kasih atas pengabdian mereka kepada Kesultanan.

Menurut riwayat yang diyakini masyarakat Kutai secara turun temurun, Erau bermula sejak abad ke-12 Masehi. Catatan sejarah menyebutkan Erau pertama kali berlangsung saat Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia belia. Ia dikemudian hari diangkat menjadi sultan pertama Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

7. Ngerangka’u

Upacara adat Ngerangka’u yang berarti ‘kematian’ bagi masyarakat Dayak Tunjung merupakan upacara yang disakralkan. Mereka meyakini upacara ini bentuk dari kekeluargaan mereka untuk memberikan kenyamanan kepada arwah si mati yang telah berada di sisi Sang Pencipta.

Dilansir dari laman mantabz.com (30/6/2019), dikatakan upacara Ngerangka’u ini dilakukan pada hari ke-40 setelah kematian. Upacara digelar di rumah duka dan dihadiri sanak keluarga. Dalam upacara ini juga ditampilkan tarian adat dengan pakaian adat lengkap. (limber sinaga )

MEDAN,( kbn lipanri ) – Kondisi pandemi Covid-19 saat ini berdampak pada perekonomian masyarakat dari segala sektor. Karena itu pemerintah terus berupaya merangsang agar pertumbuhan ekonomi bisa bangkit kembali setelah terpuruk sejak beberapa bulan terakhir, antara lain melalui pendanaan sosial masyarakat yang bersumber dari pembayaran zakat umat yang dikelola Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas).

Penyaluran zakat diharapkan dapat lebih ditekankan untuk kebutuhan yang lebih produktif. Karena selama ini, sebagian besar diperuntukkan untuk kebutuhan yang konsumtif seperti bantuan sosial, pendidikan dan sebagainya. Sementara masyarakat juga perlu diberikan rangsangan untuk peningkatan taraf hidup.

“Yang saya maksudkan adalah bagaimana penerimaan zakat ini nanti tidak sekedar imbauan saja. Karena nanti kita mau alihkan (zakat) ini dari yang konsumtif menjadi yang produktif. Tetapi tidak semua. Dengan begitu, saya yakin bisa,” ujar Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi pada pertemuan bersama Baznas Sumut, Perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Agama dan pihak terkait lainnya, di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Senin (20/7).

Gubernur juga berharap konsep penerapan penyaluran zakat untuk hal produktif ke masyarakat bisa dibahas lebih lanjut. Karena itu, Gubernur meminta diagendakan pertemuan lanjutan guna membahas kembali bersama pihak terkait lainnya, seperti lembaga pendidikan baik sekolah maupun perguruan tinggi. Begitu juga soal disiplin menjalankan protokol kesehatan agar bisa terus disosialisasikan kepada siapa dan oleh siapa saja.

Sementara Ketua Baznas Sumut Amansyah Nasution menyampaikan bahwa penyaluran zakat dan infaq tahun ini hingga 30 Juni 2020 mencapai Rp4,120 Miliar. Dirinya pun berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut bisa membantu meningkatkan penerimaan zakat dan infaq khususnya dari para Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Kita tidak tahu ini (Covid-19) sampai kapan berakhir. Jadi dalam menyalurkan zakat, tidak hanya untuk yang konsumtif tetapi yang produktif. Sehingga kita berikan kail, bukan ikan, dan itu tergantung berapa banyak yang bisa dikumpulkan,” sebut Amansyah.

Senada dengan hal itu, Wakil Ketua Baznas Sumut Musadad Lubis mengungkapkan tentang rencana peningkatan penyaluran zakat produktif. Pihaknya sendiri telah menjalankan hal itu di beberapa daerah seperti Serdangbedagai dan Batubara di bidang pertanian. Sehingga masyarakat tidak lagi hanya sekadar menerima bantuan, tetapi ada upaya membangun usaha atau penghasilan.

“Karena anggaran terbatas, makanya kita berharap kepada Gubernur untuk upaya peningkatannya,” harap Musadad.( limber sinaga )

FOTO

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menerima audiensi Badan Amal Zakat dan Infaq Nasional (Baznas) Provinsi Sumut di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Jalan Jenderal Sudirman No.41 Medan. Senin (20/7). 

DELISERDANG,( kbn lipanri )

Barisan bedeng-bedeng bawang merah siap panen memenuhi lahan seluas 1 hektare lebih di Desa Liang Pematang, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deliserdang. Disekitarnya, para petani tengah bersiap untuk memanen sekitar 16 ton bawang merah.

FOTO

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi turut serta memanen bawang di Desa Liang Pematang, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deliserdang. Sabtu (2/5). Gubernur  mengapresiasi para petani yang masih bekerja di tengah pandemi Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan pangan di Sumatera Utara.

Ada yang istimewa pada panen yang dilakukan pada Sabtu (2/5) pagi tersebut, yakni para pertani ditemani langsung oleh Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi. Mengenakan topi dan masker, Edy memasuki lahan dan memulai panen bersama petani, dengan tetap menjaga jarak (physical distancing).

“Saya sangat mengapresiasi para petani kita yang tetap semangat beraktivitas di tengah situasi sulit saat ini. Mereka adalah contoh bahwa kita harus tetap berdaya dan kuat di tengah pandemi. Mereka pahlawan-pahlawan pangan kita,” ujar Edy.

Apalagi, kata Edy, saat ini harga bawang merah di pasaran sedang naik dan pemenuhan kebutuhan bawang merah Sumut 50% masih dipasok dari luar provinsi. “Diharapkan panen ini membantu memenuhi pasokan khususnya jelang Lebaran, serta membantu menstabilkan harga di pasar,” katanya.

Selain untuk panen, Edy juga meninjau lahan-lahan pertanian setempat untuk dijadikan kawasan atau sentra-sentra penghasil bawang merah. Sehingga tujuan untuk swasembada bawang merah dan pangan keseluruhan segera tercapai.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Dahler Lubis menambahkan bahwa saat ini memang produksi bawang merah di Sumut masih memenuhi kebutuhan daerah 40% hingga 50%. Sisanya, masih dari luar Sumut.

“Untuk itu, kita sedang gencar dan usahakan pembentukan sentra-sentra komoditas bahan pangan utama, khususnya yang sering mempengaruhi inflasi. Seperti, cabai merah, bawang merah dan lainnya. Kita bermitra dengan petani, bantu bibit, hingga pupuk,” ungkap Dahler.

Kepala Desa Liang Pematang Bahagia Tarigan mengatakan merasa bersyukur sekaligus merasa terhormat dengan kehadiran Gubernur Edy Rahmyadi yang turut serta ikut panen bawang merah di desanya. “Ini tentu menjadi penyemangat bagi kami dan bangga bisa membantu kebutuhan bawang merah di Sumut,” tutur nya.

Lahan 1 hektare lebih ini, papar Bahagia Tarigan yang juga sebagai petani, akan menghasilkan sekitar 16 ton bawang merah untuk dipanen.

Serahkan Bantuan

Usai meninjau dan panen bawang merah, Gubernur Edy juga menyerahkan bantuan puluhan paket sembako kepada warga sekitar dan para kelompok tani setempat, yakni Kelompok Tani Ponti Empat dan Arih Hersada. “Semoga meringankan kebutuhan Bapak/Ibu di tengah pandemi ini,” ucapnya.

Ketua kelompok tani Arih Hersada, Edy Nganto Barus mengucap syukur atas bantuan yang diterima. Katanya, hal ini menjadi penambah semangat bagi para petani untuk beraktivitas.

Salah satu warga juga disambangi Edy Barus (49), penderita stroke sedang terduduk lemah saat ditemui Gubernur. Bersama istrinya, Barus menerima paket sembako yang diserahkan langsung oleh Gubernur di pelataran rumahnya. “Terima kasih Pak atas bantuannya, semoga berkah,” ucap Barus.

Turut hadir mendampingi Gubernur yakni Asisten Administrasi Pemerintahan Arsyad Lubis, Kepala Biro Umum dan Perlengkapan Achmad Fadly, Camat STM Hulu Budiman Sembiring, Kepala Desa Liang Pematang Bahagia Tarigan, para kelompok tani, dan warga sekitar. ( limber sinaga )

Sejarah Asal Usul Rajamuda Paltisinaga Hingga 12 Generasinya Dari Maharaja Sanghiyannaga ( Gajahmada ) Penerus Keturunan Ratu Padi( Borupareme ) Dengan Saudarinya Gayatri Indraparaswati(Bidinglaut) Dari Majapahit Kerajaan Negarakartagama


APRMAY
04
20182019

Sejarah Kerajaan Nusantara Darimulai Maharaja Sanghiyangnaga ( Patih Gajahmada) Hingga Maharaja Nyala Singawarman(Singamangaraja)

Sisilah Dan Asal Usul Sejarah Kerajaan Serta Kesultanan Leluhur Nusantara ,Serta salasatu diantaranya 12 Generasi Maharaja Singamangaraja Hingga leluhurnya Maharaja Sanghiyangnaga penerus Keturunan Ratu Padi(Borupareme)Dengan Saudarinya Gayatri Indraparaswat(Bidinglaut) dari Kerajaan Majapahit ( Negarakartagama),Ungkap Limber Sinaga Cicit Raja Muda Palti Sinaga(Kerajaan Tanojawa)Simalungun.

Galasibot.co.id

Medan,( Kbnlipanri ) – Batak Nusantara merupakan sejarah kilas balik orang-orang Batak di Nusantara. Dimulai dari Aceh sampai ke pulau Jawa. Ada banyak versi mengenai sejarah Aceh sebelum abad-abad masehi. Salah satunya adalah mengenai keberadaan komunitas Batak di Aceh pada awal-awal tarikh masehi. Lihat buku “Java”, II oleh Veth, hal. 16.

Foto : Limber Sinaga,SH.Cicit Rajamuda Paltisinaga ( Kerajaan Tanojawa )

1000 SM-600 M

Sebelumnya untuk diketahui pada zaman ini, telah berkembang kerajaan Hatorusan (Disebut juga kerajaan Nai Marata didirikan oleh Raja Uti putera Tatea Bulan di Sianjur Mula-mula lalu pindah ke Barus/Singkil) di pesisir tanah Batak yang wilayahnya mencakup sebagian daerah Aceh sekarang ini. Sementara itu kerajaan Batak lainnya dipimpin oleh Dinasti Sorimangaraja dari marga Sagala tetap eksis di Sianjur Mula-mula sebelum dikudeta oleh marga Simanullang di abad pertengahan.

Beberapa abad kemudian, di pesisir juga eksis kerajaan Batak lainnya yang didirikan oleh Alang Pardosi dari marga Pohan keturunan Sumba. Berikut Dinasti-dinastinya:

Dinasti Sagala

1. Sorimangaraja I-XC (1000 SM-1510M)

2. Sorimangaraja XC (1510). Dikudeta oleh orang-orang marga Simanullang

3. Raja Soambaton Sagala menjadi Sorimangaraja XCI, pindah ke Sipirok

4. Sorimangaraja XCII-C di Sipirok

5. Sorimangaraja CI (ke-101) 1816 M masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Syarif Sagala atas ajakan Raja Gadumbang.

Dua orang saudara Syarif Sagala yakni; Jamaluddin Sagala dan Bakhtiar Sagala kembali menganut agama tradisional Batak. Orang-orang marga Sagala yang kembali menganut agama tradisional Batak tersebut akhirnya dikristenkan oleh Pendeta Gerrit van Asselt menjadi penganut protestan kalvinist.

Dinasti Hatorusan (Kerajaan Nai Marata)

1. Raja Uti Putera Tatea Bulan alia Raja Biak-biak alias Raja Miok-miok alias Raja Gumellnggelleng

2. Datu Pejel gelar Raja Uti II

3. Ratu Pejel III

4. Borsak Maruhum.

5. Raja Uti V bergelar Datu Alung Aji

6. Raja Uti VI yang bernama Longgam Parmunsaki.

7. Raja Uti VII bernama Datu Mambang Di Atas.

8. Sultan Ibrahimsyah Pasaribu (Gelar Raja Hatorusan). Wafat 1610 Masehi.

9. Sultan Yusuf Pasaribu

10. Sultan Adil Pasaribu

11. Tuanku Sultan Pasaribu

12. Sultan Raja Kecil Pasaribu

13. Sultan Emas Pasaribu

14. Sultan Kesyari Pasaribu

15. Sultan Main Alam Pasaribu

16. Sultan Perhimpunan Pasaribu

17. Sultan Marah Laut bin Sultan Main Alam Pasaribu pada tahun 1289 rabiul akhir atau pada tanggl 17 Juni 1872 menuliskan kembali Sejarah Tuanku Badan (Tambo Barus Hilir) yang menceritakan silsilah kerajaan Hatorusan di Barus, dari sebuah naskah tua peninggalan leluhurnya yang hampir lapuk.

Dinasti Pardosi (Pohan)

1. Raja Kesaktian Pohan (di Toba, Balige)

2. Alang Pardosi pindah ke Rambe dan mendirikan istana di Gotting, Tukka

3. Pucaro Duan Pardosi di Tukka

4. Guru Marsakot Pardosi di Lobu Tua

5. Raja Tutung Pardosi di Tukka, berselisih dengan Raja Rambe di Pakkat.

6. Tuan Namora Raja Pardosi

Ada gap yang lama, beberapa raja difase ini tidak terdokumentasi

7. Raja Tua Pardosi

8. Raja Kadir Pardosi, pertama masuk Islam.

9. Raja Mualif Pardosi

10. Sultan Marah Pangsu Pardosi (700-an Hijriyah)

11. Sultan Marah Sifat Pardosi

12. Tuanku Maharaja Bongsu Pardosi (1054 H)

13. Tuanku Raja Kecil Pardosi

14. Sultan Daeng Pardosi

15. Sultan Marah Tulang Pardosi

16. Sultan Munawar Syah Pardosi

17. Sultan Marah Pangkat Pardosi (1170 H)

18. Sultan Baginda Raja Adil Pardosi (1213 H)

19. Sultan Sailan Pardosi (1241 H )

20. Sultan Limba Tua Pardosi

21. Sultan Ma’in Intan Pardosi

22. Sultan Agama yang bernama Sultan Subum Pardosi

23. Sultan Marah Tulang yang bernama Sultan Nangu Pardosi (1270 H)

Kembali ke Aceh, nama Aceh sendiri adalah sebuah nama yang dibentuk dari gabungan beberapa kerajaan di provinsi Aceh yang sekarang.

Menurut cerita-cerita rakyat, penduduk asli Aceh disebut “ureueng Mante”. Sejauh mana kebenaran riwayat ini masih dapat diperdebatkan. Suku Mante merupakan bagian dari bangsa Mantra yang mendiami daerah antara Selangor dan gunung Ophir di semenanjung tanah Melayu. Logan menyebut dalam “The Indian Archipelago”, jilik I, nama Mantira.

Invasi pertama yang dialami para Mante dilakukan oleh orang-orang Batak yang mendesak mereka dari daerah-daerah pantai Aceh ini ke pedalaman XII mukim dan dari pantai barat Aceh ke pedalaman daerah tersebut. Besar kemungkinan orang-orang Mante selama beberapa tahun telah didominasi oleh orang-orang Batak. Akulturasi kedua suku ini membentuk Aceh.

Untuk menguatkan anggapan ini baik dijelaskan, bahwa di dalam adat-adat Batak masih terdapat unsur-unsur dan kata-kata Batak yang dijumpai kembali dalam bahasa Aceh walaupun dengan ucapan yang telah berubah di samping unsur-unsur formatif bahasa Batak, kecuali jika orang-orang Mante mau dianggap ada hubungannya dengan orang-orang Batak.

Abad ke1-3 M

Terdapat dua pendapat mengenai kedatangan unsur Hindu ini. Pertama dibawa langsung oleh orang India melalui Barus dan pelabuhan-pelabuhan lain Aceh sejak abad ke 1-3 M dan yang kedua adalah melalui ekspansi Sriwijaya. Diketahui ekspansi Sriwijaya terjadi di abad ke-10.

600 M

Kerajaan Batak yang baru, Kerajaan Nagur yang memisahkan diri dari Dinasti Sorimangaraja, berpusat di Simalungun melakukan ekspansi sampai ke pegunungan “barisan” Aceh yang membentuk komunitas Gayo dan Alas.

Dikatakan juga bahwa kerajaan “Mante-Batak” itu pada gilirannya ditaklukkan pula oleh orang-orang Hindu. Diperkirakan di masa inilah nilai-nilai Hindu diserap oleh kerajaan ini.

Besar kemungkinan juga bahwa imigrasi Hindu dimulai dari pantai utara dan timur Aceh, terus ke pedalaman. Dari Gigieng dan Pidie bahkan mungkin juga dari Pasai. Buktinya ialah inskripsi-inskripsi tua yang dijumpai di Kuta Batee, enam jam perjalanan dari Blang Me di pantai timur laut Aceh. Disebut juga Kuta Karang, kini Kec. Samudra, Geudaong-Aceh Utara. Peninggalan purbakala ini dari abad ke-12 M.

Dikatakan juga bahwa penduduk pribumi Aceh (Mante-Batak) berhasil menaklukkan orang-orang Hindu dan menyuruh mereka membayar upeti di Kerajaan Hindu Aceh.

Selain batu-batu nisan dan makam-makan bertulisan yang dijumpai di Tanoh Abee dan Reueng-reueng di pedalamn XII mukim, dalam cerita-cerita Aceh disebut-sebut juga mengenai seorang raja Hindu di Indrapuri bernama Rawana yang kerajaannya meluas sampai ke laut seperti terbukti dari nama-nama Indrapurwa di Kuala Neujid atau Pancu dan Indrapatra kira-kira di Lam Nga dekat dengan Kuala Gigieng.

Kerajaan Hindu Aceh tersebut tidak terbatas sampai daerah Aceh Besar saja, tetapi meluas sampai pantai timur laut Aceh, termasuk daerah Pasai, Seumatang Dora dekat Kuala Batee Keureunda di Pidie. Pada masa itu kerajaan tersebut telah dikenal dengan nama Pulau Seroja, yaitu pulai teratai, sementara Krueng Aceh dinamakan Krueng Ceudaih, sungai indah. Barulah pada masa-masa terakhir singai itu dinamakan Kueng Aceh; sebabnya adalah sebagai berikut:

“Sebuah kapal Gujarat dari Hindia Muka datang ke Krueng Ceudaih untuk berniaga. Anak-anak buah kapal itu berada di darat dalam perjalanan ke Gampong Pande. Di tengah perjalanan mereka ditimpa hujan lebat lalu berteduh di bawah sebatang kayu. Melihat daunnya yang rindang, semua mereka dengan sukacita berseru: Aca! Aca! Aca! Artinya indah, indah, indah yang kemudian berubah menjadi Aceh”. Menurut Dr Hoesein Djajadiningrat pohon itu bernama ‘bak si aceh-aceh’. Lihat Atjehch Woordenboek, I. 1934, hal. 92.

Abad 8-9

Kesultanan Perlak berdiri.

1100-1250

Berdirinya Kerajaan Aru Sipamutung. Kerajaan Hindu Rajendrasola di Tanah Batak. Peninggalannnya adalah Biara Sipamutung.

Abad ke 10-14 M

Kesultanan Daya, antara tahun 1128-1131 M, dibentuk oleh Laksamana Abdul Kamil dengan dukungan dinasti Fatimiyah dari Mesir yang pemerintahannya sampai ke kesultanan Bandar Kalipah.

Kerajaan Nagur di tanah Batak Simalungun dihancurkan oleh orang-orang Batak Karo yang mendirikan kerajaan Haru Wampu yang berdiri pada tahun 1200-1508 M. Di Bekas kerajan tersebut di tanah Gayo berdiri kerajaan-kerajaan seperti Kerajaan Lingga, Lamuri dan Pasai (1200-1285).

Mengenai Kerajaan Lingga di tanah Batak Gayo, menurut M. Junus Djamil dalam bukunya “Gajah Putih” yang diterbitkan oleh Lembaga Kebudayaan Atjeh tahun 1959, Kutaraja, mengatakan bahwa sekitar abad 11, Kerajaan Lingga didirikan oleh orang-orang Batak Gayo pada era pemerintahan Sultan Machudum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kerajaan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesan dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang kedua-duanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda.

Raja Lingga I, yang menjadi keturunan langsung Batak, disebutkan mempunyai beberapa anak. Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga, Meurah Johan dan Meurah Lingga, Meurah Silu dan Meurah Mege.

Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Batak leluhurnya tepatnya di Karo dan membuka negeri di sana dia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lamkrak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamoeri dan Lamuri atau Kesultanan Lamuri. Ini berarti kesultanan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Kesultanan Daya merupakan kesultanan syiah yang dipimpin orang-orang Persia dan Arab.

Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wihni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk.

Penyebab migrasi tidak diketahui. Akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Lingga lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara.

Dinasti Batak (Lingga)

1. Raja Lingga I di Gayo punya anak-anak sebagai berikut:

a. Raja Sebayak Lingga di Tanah Karo

b. Raja Marah Johan (pendiri Kesultanan Lamuri)

c. Marah Silu (pendiri Kesultanan Samudera Pasai), dan

2. Raja Lingga II alias Marah Lingga di Gayo

3. Raja Lingga III-XII di Gayo

4. Raja Lingga XIII menjadi Amir al-Harb Kesultanan Aceh, pada tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah. Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut. Keturunannya mendirikan Kesultanan Lingga di kepulauan Riau, pulau Lingga, yang kedaulatannya mencakup Riau (Indonesia), Temasek (Singapura) dan sedikit wilayah Malaysia.

Raja-raja di Sebayak Lingga Karo tidak terdokumentasi. Pada era Belanda kembali diangkat raja-rajanya tapi hanya dua era

1. Raja Sendi Sibayak Lingga. (Pilihan Belanda)

2. Raja Kalilong Sibayak Lingga

Meurah Silu, yang menjadi prajurit kesultanan Daya, saat itu masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Iskandar Malik dengan gelar Sultan Malik al-Shaleh sebagai sultan pertama pribumi dan pendiri Samudera Pasai. Samudera Pasai berdiri di atas Kesultanan Daya yang dihancurkan oleh Laksamana Ismail al-Siddiq, panglima Dinasti Mamluk, Mesir, yang menggantikan Dinasti Fatimiyah pendukung Kesultanan Daya.

Dikatakan bahwa Kesultanan Pasai di tangan orang Batak Gayo yang kemudian menghancurkan Kerajaan Hindu Aceh, yang terdiri dari Batak-Mante dan imigran Hindu India, yang sudah melemah dengan tumbuhnya komunitas-komunitas muslim dengan kedaulatan sendiri-sendiri.

Sepeninggalan Malik al-Saleh (1285-1296) dia digantikan oleh anaknya Sultan Malik Al Tahir (1296-1327). Putranya yang lain Malik Al Mansyur pada tahun 1295 berkuasa di Barumun dan mendirikan Kesultanan Aru Barumun pada tahun 1299 dengan corak mazhab syiah.

Dinasti Marah Silu (Batak Gayo) di Samudera Pasai sebagai berikut:

1. Sultan Malik al-Saleh (1285-1296) ada yang bilang (1263-1297)

2. Sultan al-Abidin (1297-1320)

3. Sultan Malik al-Tahir (al-Zahir) (1296-1327) (1320-1383)

4. Sultan Zain al-Abidin (1383-1405), pernah diculik dan selama tiga tahun ditawan di Thailand (Siam)

5. Sultan Shaleh al-Din (1405-1412)

6. Ratu Nur Ilahi (1424-1461)

7. Sultan Muzafar Syah (1461-1497)

8. Sultan Ma’ruf Syah (1497-1511)

9. Sultan Abdullah (1511-1524). Lihat: J.I. Moens, “Rijken der Parfum en specerijen”, BKI, 1955

Setelah tahun ini, Samudera Pasai mengalami kemunduran. Salah satu keturunan Marah Silu, Syarif Hidayat Fatahillah merantau ke Jawa, menjadi penyebar agama Islam mazhab syafii. Dia merupakan tokoh yang mendirikan kota Jakarta dan menjadi Sultan Banten (Emeritus) dan ikut serta mendirikan Kesultanan Cirebon. Dia, yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, adalah tokoh yang berhasil menyelamatkan penduduk pribumi dari amukan bangsa Portugis. Kesultanan Samudera Pasai merupakan kesultanan Islam yang pertama tumbuh dalam skala nasional dan sekaligus pelopor mazhab syafii di Nusantara.

Sementara itu, putra Marah Silu yang lain mendirikan Kesultanan Aru Barumun yang berhubungan baik dengan pihak Cina pada era Dinasti Ming (1368-1643). Pada periode 1405-1425 beberapa utusan dari Cina pernah singgah, di antaranya Laksamana Ceng Ho dan Laksamana Haji Kung Wu Ping. Sungai Tamiang merupakan tapal batas perbatasan antara Kesultanan Samudera Pssai dengan Kesultanan Aru Barumun.

Dinasti Batak Gayo di Kesultanan Aru Barumun adalah sebagai berikut:

1. Sultan Malik Al Mansyur (1299-1322)

2. Sultan Hassan Al Gafur (1322-1336)

3. Sultan Firman Al Karim (1336-1361), pada era nya banyak bertikai dengan kekuatan imperialis Jawa Majapahit. Di bawah panglima Laksamana Hang Tuah dan Hang Lekir, pasukan marinir Aru Barumun berkali-kali membendung kekuatan Hindu Majapahit dari Jawa.

4. Sultan Sadik Al Quds (1361). Wafat akibat serangan jantung.

5. Sultan Alwi Al Musawwir (1361-1379)

6. Sultan Ridwan Al Hafidz (1379-1407). Banyak melakukan hubungan diplomatik dengan pihak Cina

7. Sultan Hussin Dzul Arsa yang bergelar Sultan Haji. Pada tahun 1409 dia ikut dalam rombongan kapal induk Laksamana Cengho mengunjungi Mekkah dan Peking di zaman Yung Lo. Dia terkenal dalam annals dari Cina pada era Dinasti Ming dengan nama “Adji Alasa” (A Dji A La Sa). Orang Batak yang paling dikenal di Cina.

8. Sultan Djafar Al Baki (1428-1459). Meninggal dalam pergulatan dengan seekor Harimau.

9. Sultan Hamid Al Muktadir (1459-1462), gugur dalam sebuah pandemi.

10. Sultan Zulkifli Al Majid. Lahir cacat; kebutaan dan pendengaran. Pada tahun 1469, kesultanan Aru Barumun diserang oleh kesultanan Malakka, atas perintah Sultan Mansyur Syah yang memerintah antara tahun 1441-1476. Kota pelabuhan Labuhanbilik dibumihanguskan dan Angkatan Laut Kesultanan Aru Barumun dimusnahkan.

11. Sultan Karim Al Mukji (1471-1489)

12. Sultan Muhammad Al Wahid (1489-1512). Gugur dalam pertempuran melawan bajak laut Portugis.

13. Sultan Ibrahim Al Jalil (1512-1523) ditawan dan diperalat oleh Portugis.

Dinasti Marah Silu melalui Hidayat Fatahillah di Kesultanan Banten (Sumber: Ismail Muhammad 1978). Ada yang mengatakan bahwa keturunan langsung Gunung Jati, yang sehari-harinya menyebarkan ilmu, mendirikan berbagai lembaga pendidikan di Cirebon, salah satunya yang masih berdiri sekarang sebuah pesantren “Abah Anom” di Buntet, Cirebon.

1. Syarif Hidayat Fatahillah gelar Susuhunan Gunung Jati (1512)

2. Maulana Hasanuddin Panembahan Surosowan(1552)

3. Maulana Yusuf Panembahan Pakalangan (1570)

4. Sultan Maulanan Muhammad Pangeran Ratu Ing Banten (1580)

5. Sultan Abdulmafachir Mahmud Abdul Kadir Kanari (1596)

6. Sultan Abdul Ma’ali Ahmad Kenari (1640)

7. Sultan Agung Tirtayasa Abdul Fathi Abdul Fatah (1651)

8. Sultan Haji Abunhasr Abdul Kahhar (1672)

9. Sultan Abdul Fadhal (1687)

10. Sultan Abul Mahasin Zainul Abidin (1690)

11. Sultan Muh. Syifa Zainul Arifin (1733)

12. Sultan Syarifuddin Ratu Wakil (1750)

13. Sultan Muh. Wasi’ Zainul Alimin (1752)

14. Sultan Muh. Arif Zainul Asyikin (1753)

15. Sultan Abdul Mafakih Muh Aliyuddin (1773)

16. Sultan Muhyiddin Zainussolihin (1799)

17. Sultan Muh. Ishak Zainul Muttaqin (1801)

18. Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1803)

19. Sultan Agiluddin Aliyuddin (1803)

20. Sultan Wakil pageran Sura Manggala (1808)

21. Sultan Muhammad Shafiyuddin (1809)

22. Sultan Muhammad vbb, (1813)

Dinasti Marah Silu melalui Hidayat Fatahillah di Kesultanan Cirebon sebagai berikut: Ada yang mengatakan bahwa keturunan langsung Gunung Jati, yang sehari-harinya menyebarkan ilmu, mendirikan berbagai lembaga pendidikan di Cirebon, salah satunya yang masih berdiri sekarang sebuah pesantren “Abah Anom” (Kebumen?) di Cirebon. Garis turunannya juga mendirikan Kesultanan Kanoman, Keluarga Kecirebonan dan Keluarga Keprabonan, selain Kesultanan, Kesepuhin :

 1. Sultan Hidayat Fatahillah gelar Sunan Gunung Jati (1479-1568)

2. Pangeran Pasarean/P. Muh. Arifin (1528-1552)

3. Pengeran Arya Kemuning Adipati Carbon I (1552-1565)

4. Panemb  ni I/P Emas Zainul Arifin (1568-1578)

5. Pangeran Dipati Sedanggayam Carbon II )1578-1649)

6. Panembahan Pakungwati (1649-1662)

7. Sultan Sepuh I Syamsuddin (1678-1697)

8. Sultan Sepuh II Jamaluddin (1697-1720)

9. Sultan Sepuh III Jaenuddin (1720-1750)

10. Sultan Sepuh IV Jainuddin Amir Sena (1750-1778)

11. Sultan Sepuh V Sultan Matangaji/P. Syarifuddin (1778-1784)

12. Sultan Sepuh VI P. Hasanuddin (1784-1790)

13. Sultan Sepuh VIIP. Joharuddin (1790-1816)

14. Sultan Sepuh VIIIP. Raja Udaka (1816-1845)

15. Sultan Sepuh IXP. Raja Sulaeman (1845-1880)

16. Sultan Sepuh XP. Raja Atmaja (1880-1899)

17. Sultan Sepuh XI P. Raja Aluda Tjul arifin Moh. Syamsuddin Nataningrat (1899-1942)

18. Sultan Sepuh XII P. Raja Ningrat (1942-1969)

19. Sultan Sepuh XIII P. Raja Adipati Maulana Pakuningrat SH (1969) (Sumber: Unit Pengelola Keraton Kasepuhan Cirebon)

Dikisahkan juga bahwa Kesultanan Lamuri yang didirikan oleh Meurah Johan diserang Majapahit tahun 1365.

Abad 15-16

Abad 15, Munawwar Syah, Sultan yang sedang berkuasa di Lamuri, memindahkan ibukota kerajaannya ke Mahkota Alam dengan alasan persaingan politik dengan Pidie. Kehadiran Lamuri di Mahkota Alam menjadikan ‘balance of power’ di daerah tersebut menjadi tidak seimbang dengan kerajaan Aceh lainnya yakni Dar al-Kamal yang hanya dipisahkan oleh sebuah sungai.

Lamuri dan Dar al-Kamal menjadi dua kerajaan yang saling bersaing. Hal ini menyebabkan Munawwar Shah untuk berpikir melakukan maneuver politik dengan menawarkan perkawinan politik antara anaknya dengan puteri Sultan Inayah Shah.

Ketika Inayah Shah menerima rencanan tersebut, rombongan Munawwar Shah diam-diam membawa senjata dan menyerang Dar al-Kamal. Munawwar Shah berhasil dan kedua kerajaan ini disatukan kembali menjadi Kesultanan Aceh Dar al-Salam dengan pimpinan Sultan Shams Shah anak dari Munawwar Shah.

Kesultanan ini juga meluas dengan ekspansi ke Kesultanan Samudera Pasai yang telah melemah dihantam Majapahit dan sampai ke daerah Bengkulu melewati Minangkabau.

Walaupun begitu, ada juga yang mengatakan bahwa sebenarnya yang berperan penting dalam pembentukan kesultanan Aceh adalah kesultanan Pidie. Pada waktu itu wilayah kesultanan ini meliputi Aceh Besar. Sultan Ali Mughayat Syah merupakan sultan yang pertama masuk Islam (1507-1522). Dia digantikan oleh puteranya Sultan Salahuddin (1522-1530) yang membina kekuatan Aceh dalam arti yang sesungguhnya. Lihat. Veth, Atchin en Zijne betrekkingen tot Nederland, 1873 hal. 28.

1511 M

Pada tahun 1511, keturunan Raja Lingga di Gayo, Raja Lingga XIII, diangkat menjadi Panglima Besar Angkatan Perang Kesultanan Aceh atau Amirul Harb, saat mengakuisisi Kesultanan Pasai dan Kesultanan Aru yang sudah dijajah Portugis.

Dalam tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah. Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut. Raja Lingga XIII diamanatkan untuk membangun benteng pertahanan, dengan membangun sebuah pulau di selat Malaka, dari amukan Portugis. Pulau tersebut dikenal dengan pulau Lingga.

Keturunan Lingga, kemudian mendirikan kesultanan Lingga di Gayo, Karo dan daerah Riau dan Kepulauannya.

Satu lagi legende dalam budaya Batak Gayo adalah mengenai Sosok Raja Bukit. Dalam berbagai versi sejarah, keberadaan Raja Bukit ini sangat masyhur namun penuh dengan misteri. Raja Bukit dikisahkan adalah orang yang dapat menaklukkan Gajah Putih. Gajah Putih sendiri dalam budaya Batak Toba merupakan hewan suci dari Raja Uti, Kerajaan Batak Pesisir Katorusan.

Keberadaan Raja Bukit pernah didokumentasikan oleh penulis Barat saat keberadaanya yang mendominasi peta perpolitikan di Kesultanan Barus, Kesultanan Batak di pesisir barat Sumatera Utara.

Dikatakan bahwa ada dua pemimpin yang berasal dari luar Kesultanan Barus yang ikut ambil bagian dalam pertikaian politik di Barus, khususnya dalam melawan monopoli ekonomi VOC, Inggris dan Eropa lainnya. Mereka adalah Raja Simorang dari Tapanuli dan Raja Bukit. Lihat Reber, “Private Trade of The British in West Sumatera 1735-1770” (Ph.D Dissertation, University of Hull, 1977), Appendix XII p. 300-302.

Dalam kisah-kisah Batak diketahui bahwa Raja Bukit ini merupakan tokoh Batak yang sangat berpengaruh pada eranya yang banyak berkecimpung dalam pembangunan masyarakat Batak secara sosial, adat dan ekonomi mulai dari Aceh, Pesisir, Asahan dan lain sebagainya.

Namun, keterangan mengenai siapa sebenarnya Raja Bukit tersebut adalah simpang siur. Orang Gayo percaya bahwa Raja Bukit sebenarnya bernama Saidah dalam versi JCJ Kempess, Sengeda dalam versi Muda Kala dan Junus Djamil.

Kempess mengatakan bahwa Raja Bukit merupakan orang yang datang dari luar Gayo, tepatnya bagian selatan. Ada yang mengatakan dari Tiku, Minang. Alkisah ada tiga orang datang dari daerah tersebut. Seorang di antara mereka bertuah dan diangkat menjadi Raja Lumut. Seorang lagi pindah ke Samarkilang dan ternyata dibunuh oleh Raja di Lingga. Setelah terbongkar pembunuhan tersebut. Sultan Aceh yang saat itu induk kerajaan mini ini, memecat Raja tersebut dan mengangkat seorang yang datang tersebut menjadi Raja Bukit pertama dan seorang lagi menjadi Raja Petiamang. Nama dari Raja Bukit tersebut adalah :

Kisah lain adalah Sengeda yang masih berasal dari keluarga Lingga. Dan Banyak kisah lain mengenai seluk-beluk Raja Bukit tersebut. Dalam sejarah Batak, khusunya Sisingamangaraja dinyatakan bahwa Raja Bukit yang mashur dalam hubungan diplomasi, ekonomi dan hubungan internasional dalam menggalang dukungan melawan penjajah Eropa adalah Sisingamangaraja VIII alias Ompu Sotaronggal  Bernama Saniangnaga Gelar Nagamangaraja yang dikenal dengan sebutannya Raja Bukit yang hidupnya diperkirakan pada tahun 1700-an,Tempat tinggalnya Di Sibandang,Hingga sekarang masih ada bukti rumah peninggalan cirikhas adat Batak di Perkampungan tsbt,Sedangkan Keturunannya Berada Di Simalungun Pendiri Kerajaan TanoJawa Yang Namanya Singamangaraja disebutjuga Op.Palti Raja Sinaga Yang mana sala satu cucunya Bernama Palty Sinaga dikenal dengan gelar Rajamuda Palty Sinaga dari Tahun 1906 hingga 1936 . Kabupaten Simalungun Prov Sumatra Utara. saat ini.

Dinasti Sisingamangaraja di Bakkara sendiri didirikan oleh Mahkuta alias Manghuntal dari marga Sinambela, setelah mendapat transfer kedaulatan dari Dinasi Uti (Hatorusan)

1. Raja Sisingamangaraja I dengan nama asli Raja Mahkota atau Raja Manghuntal memerintah tahun 1540 s.d. 1550

2. SM Raja II, Raja Manjolong gelar Datu Tinaruan atau Ompu Raja Tinaruan memerintah 1550 s.d 1595

3. SM Raja III, Raja Itubungna, 1595-1627

4. SM Raja IV, Tuan Sorimangaraja 1627-1667

5. SM Raja V, Raja Pallongos, 1667-1730

6. SM Raja VI, Raja Pangolbuk, 1730-1751

7. SM Raja VII, Ompu Tuan Lumbut, 1751-1771

8. SM Raja VIII, Ompu Sotaronggal, gelar Raja Bukit 1771-1788

9. SM Raja IX, Ompu Sohalompoan, Gelar Datu Muara Labu, 1788-1819

10. SM Raja X, Aman Julangga, Gelar Ompu Tuan Na Bolon, 1819-1841

11. SM Raja XI, Ompu Sohahuaon, 1841-1871

12. SM Raja XII, Patuan Bosar, gelar Ompu Pulo Batu, 1871-1907

Keturunan Mahkuta alias Manghuntal lainnya melalui anaknya Si Raja Hita di tanah Karo mendirikan kota Medan.

Dinasti Sisingamangaraja I di Medan.

1. Sisingamangaraja, bernama aseli Mahkuta alias Manghuntal. Lahir di Bakkara, dibesarkan di Istana Raja Uti VII (Pasaribu Hatorusan) di Singkel, menjadi raja Batak di Bakkara paska menumpas pemberontakan memerintah di tahun 1540-1550 M. Mempunyai dua anak, yang pertama adalah Manjolong, menjadi Sisingamangaraja II di Bakkaara dengan gelar Datu Tinaruan atau Ompu Raja Tinaruan memerintah 1550 s.d 1595 dan yang kedua adalah:

2. Tuan Siraja Hita, Di sana ia memperoleh tiga orang anak. Anak yang nomor dua menjadi raja di Kerajaan Pekan. Yang bungsu menjadi raja di Kerajaan Balige, Toba dan yang tertua bernama Patimpus alias Guru Patimpus.

3. Guru Patimpus, masuk Islam dan pada tanggal 1 Juli 1590, mendirikan kota Medan. Puteranya adalah, (1) Benara, Raja di Benara (2) Kuluhu, Raja di Keluhu (3) Batu, pendiri kerajaan Batu, (4) Salahan, Raja di Salahan (5) Paropa, Raja di Paropa (6) Liang, Raja di Liang Tanah (7) Seorang gadis yang menikah dengan Raja Tangging (Tingging) (8) Janda yang menetap di Aji Jahe (9) Si Gelit (Bagelit), Raja di Kerajaan Karo Islam Sukapiring, daerah antara Medan sampai ke pegunungan Karo (10) Raja Aji, yang menjadi perbapaan Perbaji, (11) Raja Hita yang menjadi raja di Durian Kerajaan, Langkat Hulu (12) Hafidz Tua dengan panggilannya Kolok, tidak menjadi raja tapi ulama dan Hafidz Muda dengan panggilannya Kecik yang menjadi pengganti Guru Patimpus di Kerajaan Medan.

4. Raja Hafidz Muda

5. Raja Muhammadsyah putera Hafidz Muda, makamnya terletak di dekat makam puteranya Masannah, daerah Petisah Medan. Mempunyai tiga putera. Yang pertama adalah Masannah yang dikenal dengan Datuk Saudagar, dia menetap di Pulau Bening dan keturunannya berada di sana. Makamnya di samping makam ayahnya Muhammadsyah yang disebut ‘Makam Melintang’, anak yang kedua adalah Pangeran Ahmad yang keturunanya menetap di Petisah, Medan dan yang ketiga adalah Raja Mahmud yang menjadi pengganti Raja Muhammadsyah. Saat ini pusat kerajaan yang meliputi 2/3 dari kerajaan Patimpus dipindahkan ke Terjuan. Dia dimakamkan di sana. Raja Muhammadsyah memperlua kerajaan ke kawasan baru yang bernama Kuala Bekala dan Terjun. Kedua daerah ini kemudian disebut Marhom Muhammadsyah Darat.

6. Raja Mahmud putera Muhammadsyah, mempunyai dua putera mahkota. Pertama Pangeran Ali dan yang kedua Pangeran Zainal yang memilih tinggal di Klambir Tunggal dan kuburannya ada di sana.

7. Raja Ali putera Mahmud, memindahkan ibukota ke kawasan Buluh Cina. Kerajaan mulai makmur dengan perdagangan. Penghasilan kerajaan berasal dari ekspor lada besar-besaran ke Penang/Melaka. Mempunyai satu putera mahkota, Banu Hasyim dan satu puteri, Bujang Semba yang menikah dengan Sultan Panglima Mangedar Alam dari Kesultanan Deli. Masuknya pengaruh kekuatan Aceh dan orang-orang melayu yang berciri khas India Dehli. Kesultanan Deli sendiri didirikan oleh Sri Paduka Gocah Pahlawan Laksamana Khoja Bintan.

8. Raja Banu Hasyim putera Ali, menikah dengan puteri Manyak, kakak dari Datuk Sunggal Amar Laut. Dia memperluas kerajaan sampai ke kawasan Kampung Buluh. Mempunyai tiga anak. Pertama adalah Sultan Sri Ahmad, yang kedua adalah Sri Kemala, puteri yang menikah dengan Sultan Osman I dari Kesultanan Deli dan yang ketiga adalah Sri Hanum, seorang puteri yang menikah dengan Pangeran Kesultanan Langkat, Musa.

9. Sultan Sri Ahmad putera Banu Hasyim. Pusat kerajaan di pindahkan ke Pangkalan Buluh. Kerajaan Karo Islam mulai tergeser karena menguatnya Kesultanan Deli yang didukung oleh Imperium Kesultanan Aceh. Sultan pernah menerima tamu bernama John Anderson pada tahun 1823. Kerajaan Islam Karo akhirnya takluk ke Kesultanan Deli dan Sultan akhirnya masuk menjadi pembesar Kesultanan Deli yang bergelar Datuk Panglima Setia Raja Wazir XII-Kota. Pemerintahannya di bawah Kesultanan Deli akhirnya dipindahkan ke Hamparan Perak. Dia meninggal dalam usia 119 tahun

10. Datuk Adil

11. Datuk Gombak

12. Datuk Hafiz Harberhan

13. Datuk Syariful Azas Haberham. Riwayat Hamparan Perak ini pernah disalin ke dalam bahasa Belanda dalam “Nota Over De Landsgrooten van Deli”, juga dalam “Begraafplaatsrapport Gementee Medan 1928”

1508

Kerajaan Haru Wampu yang menghancurkan Kerajaan Nagur dikuasasi oleh Kesultanan Aceh pada pemerintahan Sultan Ali Muhayyat Syah. Pada tahun 1853 daerah, yang penduduknya orang-orang Batak Karo, ini dibentuk menjadi Kesultanan Langkat, Kesultanan bawahan Aceh oleh Sultan Ibrahim Mansyur Syah, sultan yang ke-30 Aceh.

1508

Seorang Karo yang menjadi pasukan Aceh bernama Manang Sukka menjadi Sultan Haru Delitua (Kesultanan Delitua/Deli) dengan gelar Sultan Makmun al-Rasyid. Istrinya adalah Putri Hijau, saudari perempuan dari Sultan Ali Muhayyat Syah.

Secara umum, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur Batak datang ke Aceh melalui dua gelombang. Gelombang pertama adalah era pra-Hindu yakni asimilasi Batak-Mante, unsur inti dari Kesultanan Aceh dan gelombang kedua adalah pra-Islam dan paska Hindu-Buddha yakni melalui kerajaan Nagur di tanah Gayo dan Alas, unsur penting dari Kesultanan Samudera Pasai.

1512-1523

Kesultanan Aru Barumun jatuh ke tangan Kesultanan Aceh. Setelah sebelumnya Kesultanan Samudera Pasai dikuasai oleh Laksamana Tuanku Ibrahim Syah, saudara kandung Sultan Ali Muhayyat Syah, sultan di Kesultanan Aceh Dar al-Salam.

1802-1816

Fakhruddin Harahap merebut bagian hulu Kesultanan Aru Barumun dan memimpin penduduk yang kebanyakan marga Harahap dalam sebuah kerajaan dengan gelar Baginda Soripada. Kerajaan ini tunduk kepada kepemimpinan Kerajaan Pagarruyung.

1805-1819

Sultan Alauddin Johar Syah, sultan yang memimpin di Aceh, mengirim Laksamana Sulaiman Nanggroyi ke Labuhanbilik di Aru Barumun. Angkatan Laut Aceh siaga di sepanjang sungai Barumun beserta pasukar marinir di Kotapinang Lama akibat bangkitnya kekuatan Padri di Minang.

1816-1820

Bagian hulu Kesultanan Aru Barumun dikuasasi oleh Tuanku Tambusai, dengan ibukotanya di Sunggam. Kekuasaan Baginda Soripada dan Pasukan Aceh dihalau. Tuanku Tambusai sendiri adalah marga Harahap.

1819

Fakih Amiruddin (Lontung) memerintah di Tanah Batak selama dua tahun dengan ibukota Siborong-borong.

1867-1884

Pertentangan politik antara Raja-raja Siopat Pusoran di Silindung dengan Sisingamangaraja XII meruncing tajam. Khusunya pertentangan antara Raja Pontas Lumban Tobing dengan Sisingamangaraja XII. Pendeta Nomensen berada di pihak Raja Pontas. Belanda kemudian ikut campur dengan mendukung Nomensen dan Raja Pontas.

Pertentangan antara pihak Siopat Pusoran dengan pihak Sisingamangaraja sudah mengakar dari persaingan monopoli dagang kemenyan. Raja-raja Siopat Pusoran selalu ingin menguasai jalur perdagangan Silindung dari kekuasaan Sisingamangaraja.

Raja-raja Siopat Pusoran juga yang tidak setuju atas pengangkatan Sisingamangaraja XI, pengganti ayahnya yang tewas dalam perang dengan pihak Fakih Amiruddin beserta pasukan Padrinya. Bagi mereka, keturunan Sisingamangaraja (XI-XII) tidak diakui.

1873-1907

Sebuah ‘master plan’ perang gerilya antara Belanda melawan pasukan gabungan Aceh-Batak, dibuat antara Sisingamangaraja XI dengan Teku Nangta Sati, panglima Aceh digariskan sebagai berikut:

1. Sultan Ali Muhammad Syah, melakukan perlawanan dari Aceh. Dia kemudian meninggalkan istana di Kutaraja yang terbakar oleh artileri Belanda dan mati syahid dalam gerilyan di hutan Tanung

2. Teku Lamnga, menantu dari Teku Nangta Sati, menggempur posisi Belanda. Dia kemudian gugur dalam tugas ini.

3. Teku Umar, menantu dari Teku Nangta Sati, pasukan bertahan dan akhirnya gugur sebagai pahlawan

4. Sisingamangaraja XII, putera Sisingamangaraja XI yang meninggalkan kerajaannya di Simalungun menuju Tempat Tinggal Mertuanya  Tuan Nabolon Sinambela di Bakkara  karena kolera , bertahan di tanah Batak dan akhirnya gugur juga.

1820-1947

Berdirinya Kerajaan Kotapinang di bagian hilir Kesultanan Aru Barumun yang didirikan oleh Alamsyah Dasopang, salah satu panglima Padri.

Zulkarnaen Aritonang menjadi Yangdipertuan Raja Merbau. Zulkarnaen sendiri merupakan mantan pasukan Padri.

Tuanku Asahan alias Mansur Marpaung menjadi Sultan di Kesultanan Asahan paska dominasi Aceh.

Mengenai nama Mante di silsilah marga Batak terdapat sebuah marga yang komunitasnya sekarang banyak bermukim di beberapa daerah Aceh dan khususnya daerah perbatasan dengan Sumatera Utara. Nama marga itu adalah Munte.

Klan orang Gayo yang dominan adalah Lingga, Munte, Cebero, Tebe (Toba) dan Melala. Sementara Kejurun di Gayo adalah Kejurun Bukit yang dipimpin keturunan Raja Bukit, Kejurun Cik Bebesen yang berisi keturunan kisah Batak 27, Kejurun Lingga yang dipimpin oleh keturunan Raja Lingga dll.(Teamlipanri)

Binjai.galsibot.co.id

( Lipanrionline )/Warga kelurahan Berngam sudah beberapa hari belakangan sangat mengeluhkan air yang dialirkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari Binjai kepada pelanggan, tidak mengalir seperti biasanya.

Foto PDAM Tirtasari Binjai

Pelanggan pun mengeluh karena distribusi air tersendat beberapa hari terakhir ini. Sebab mereka kesulitan untuk mendapat air bersih seperti untuk mencuci, mandi, MCK dan lainnya.

Seperti yang dikeluhkan oleh bungsu , salah seorang pelanggan PDAM Tirtasari Binjai yang merupakan warga Jalan Andalan XIII Perumnas Berngam, Kecamatan Binjai Kota. Diakuinya, sudah sekitar dua pekan ini air yang mengalir dirumahnya tidak berjalan dengan normal.

“Sudah dua minggu ini air dirumah saya tidak mengalir. Saya sebagai pelanggan PDAM Tirtasari Binjai, tidak tau lagi mau mengadu kemana. Sebab kami sudah coba mendatangi kantor PDAM, tapi kata pegawainya memang sedang ada masalah,” ungkap bungsu , saat dikonfirmasi awak media, Selasa (18/7).

Warga juga sudah menyebarkan ke media sosial tentang kodisi air PDAM Tirtasari dan belum ada tanggapan ,ucap bungsu .

Senada juga dikatakan Irpan pelanggan PDAM Tirtasari Binjai. Wanita berhijab ini mengatakan, selain air yang tidak bersih, lambatnya air mengalir juga sudah kerap dialami para pelanggan.

“Kami berharap ini dapat menjadi perhatian khusus Walikota dan DPRD Kota Binjai, agar lebih fokus memperbaiki kondisi PDAM Tirtasari ini,” ujarnya.

Menindaklanjuti hal ini, awak media pun melakukan konfirmasi ke Kantor PDAM Tirtasari Binjai yang beralamat di Jalan WR Mongonsidi, Kelurahan Satria, Kecamatan Binjai Kota.

Namun, ada yang aneh saat awak media akan melakukan konfirmasi. Salah seorang pegawai PDAM Tirtasari Binjai yang bernama Halimah, dan mengaku bertugas di bagian Sekretariat, malah meminta awak media untuk membuat surat terlebih dahulu agar bisa dijadwalkan waktunya bertemu dengan bagian terkait.

“Maaf bang, buat surat dulu ya, biar bisa dijadwalkan untuk bertemu dengan orang yang membidanginya. Biasanya memang seperti itu bang,” ujar Halimah.

Saat ditanya apakah Pelaksana tugas (Plt) Direktur PDAM Tirtasari berada di ruangannya, wanita berhijab ini mengatakan bahwa pimpinan mereka sedang berada di lapangan.

“Lagi diluar Pak Ari (Plt. Direktur PDAM Tirtasari Binjai). Gak tau baliknya jam berapa,” kata Halimah, seraya meminta kembali awak media untuk membuat surat agar dapat bertemu dengan orang yang membidangi keluhan pelanggan.

  • SEJARAH Kerajaan Siliwangi Berlanjut Kerajaan Majapahit Hingga Sisingamangaraja

    SEJARAH Kerajaan Siliwangi Berlanjut Kerajaan Majapahit  Hingga Sisingamangaraja

    Sejarah Asal Usul Rajabatak Dari Mulai Kerajaan Siliwangi Berlanjut Kerajaan Majapahit  Hingga Sisingamangaraja Bakkara( kbn lipanri ) Kali ini akan membahas mengenai Sejarah Batak dan kerajaan-kerajaan berikut raja-raja yang pernah ada di dalamnya. Batak merupakan salah satu etnis unik di Indonesia, dan memiliki peranan penting dalam sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh kedaulatan dan…


  • TARIAN ADAT JAMAN KERAJAAN SINGA MAHARAJA NUSANTARA XI SISADAPUR DI SIMALUNGUN

    TARIAN ADAT  JAMAN KERAJAAN SINGA MAHARAJA NUSANTARA XI SISADAPUR DI SIMALUNGUN

    Medan( kbnlipanri ). Simalungun merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara. Daerah ini menyimpan banyak keindahan alam dan ragam kebudayaan yang sayang untuk Anda lewatkan. Salah satu warisan budaya yang hingga kini masih dilestarikan adalah Tari Toping Toping. Tarian ini merupakan tari tradisional masyarakat Simalungun sejak zaman dahulu. Biasanya tari tradisional ini dibawakan…


  • BUKTI SEJARAH SINGA MAHARAJA ( MAHARAJA SINGAWARMAN)

    BUKTI SEJARAH SINGA MAHARAJA ( MAHARAJA SINGAWARMAN)

    Medan,(kbnlipanri),Kronologi Sejarah Maharaja Singawarman Di Sumatra Utara. Hubungana Singa Maharaja dengan Minangkabau, Maharaja Nagawarman ( Saniangnaga) Adalah Penerus Kerajaan Minangkabau ( Pagaruyuang ) Menggantikan Ayahnya Maharaja Tunggawarman Dan Diteruskan Anaknya Maharaja Singawarman Di Sumatra Utara. Singa Maharaja, yang sudah disebutkan beberapa kali, adalah fetish manusia bagi orang Batak, juga bagi Mandailingdan Angkoleese; mahkota dan yang…


  • Kronologi Peristiwa Sejarah Kerajaan Dan Kesultanan Di Sumatra Utara

    Kronologi Peristiwa Sejarah Kerajaan Dan Kesultanan Di Sumatra Utara

    Deliserdang,Galasibot.Co.id Tengku Sri Maharaja Serdang Ungkap Sejarah KNIA dan Sport Center Sekitarnya Lahannya Milik Kesultanan Serdang Yang Dirampok Senin, 17 Juli 2023 | 20:28 WIB Peta lahan milik Kesultanan Serdang. ( Kbnlipanri )/Deliserdang, MPOL:  Polemik tentang kepimilikan tanah di lokasi Sport Center sekitarnya di Desa Sena Kabupaten Deli Serdang sampai saat ini terus saja berlanjut.…


  • Sejarah Asal Usul Rajamuda Paltisinaga Hingga 12 Generasinya Dari Maharaja Sanghiyannaga ( Gajahmada ) Penerus Keturunan Ratu Padi( Borupareme ) Dengan Saudarinya Gayatri Indraparaswati(Bidinglaut) Dari Majapahit Kerajaan Negarakartagama

    Sejarah Asal Usul Rajamuda Paltisinaga Hingga 12 Generasinya Dari Maharaja Sanghiyannaga ( Gajahmada ) Penerus Keturunan Ratu Padi( Borupareme ) Dengan Saudarinya Gayatri Indraparaswati(Bidinglaut) Dari Majapahit Kerajaan Negarakartagama

    APR MAY 04 2018 2019 Sejarah Kerajaan Nusantara Darimulai Maharaja Sanghiyangnaga ( Patih Gajahmada) Hingga Maharaja Nyala Singawarman(Singamangaraja) Sisilah Dan Asal Usul Sejarah Kerajaan Serta Kesultanan Leluhur Nusantara ,Serta salasatu diantaranya 12 Generasi Maharaja Singamangaraja Hingga leluhurnya Maharaja Sanghiyangnaga penerus Keturunan Ratu Padi(Borupareme)Dengan Saudarinya Gayatri Indraparaswat(Bidinglaut) dari Kerajaan Majapahit ( Negarakartagama),Ungkap Limber Sinaga Cicit Raja…


  • Penerapan Pendidikan Militer di Kampus Terus Menuai Polemik

    Penerapan Pendidikan Militer di Kampus Terus Menuai Polemik

    Penerapan Pendidikan Militer di Kampus Terus Menuai Polemik Jakarta ( Kbnlipanri ) Kementerian pertahanan membantah wacana tentang pelatihan militer, bagi mahasiswa perguruan tinggi. Meski begitu, kemenhan tak menpik jika ada rencana kerjasama dengan kementerian pendidikan dan kebudayaan, terkait pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tengah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait…


  • Provinsi se-Sumatera Rencanakan Optimasi Kerja Sama Perdagangan Antar Daerah

    Provinsi se-Sumatera Rencanakan Optimasi Kerja Sama Perdagangan Antar Daerah

    MEDAN,( kbn lipanri ) Beberapa pokok kesepakatan sebagai hasil dari Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Tahun 2019 telah dihimpun dan saat ini beberapa telah, sedang, dan akan diwujudkan. Salah satu yang akan segera diwujudkan adalah rencana optimasi kerja sama perdagangan antar daerah se-Sumatera. FOTO Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama Kepala…


  • Sambut I Muharam Tingkatkan Keimanan

    Sambut I Muharam Tingkatkan Keimanan

    Sambut 1 Muharam Walikota ” Tingkatkan Ajak Tingkatkan Keimanan”  Binjai.galasibot.co.id (Lipanrionline)/Ribuan warga binjai menyambut perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah bertajuk “Binjai Bershalawat” yang digelar di Lapangan Merdeka Kota Binjai, Sumatera Utara, Selasa (18/07/2023) malam. Walikota Binjai Drs Amir Hamzah MAP saat memberikan sambutan menyambut 1Muharam di Lapangan Merdeka Binjai 18/7/23 malam Ketua…


  • SOLUSI Persoalan Tanah

    SOLUSI Persoalan Tanah

    MEDAN ,( kbn lipanri )– Sejumlah kasus pertanahan di Sumatera Utara (Sumut) mulai menemukan titik terang usai pertemuan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan A Djalil dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Forkopimda, Rabu (29/7), di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan. Termasuk persoalan lahan Eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN…


  • Pengembangan Budaya Kegiatan Adat Erau Kesultanan Kutai Kartanegara

    Pengembangan Budaya Kegiatan Adat Erau Kesultanan Kutai Kartanegara

    Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari bersama perwakilan Kementerian Pariwisata dalam jumpa pers pelaksanaan Pesta Adat Erau dan Internasional Folk Art Festival. Kalimantan Tumur( kbn lipanri ): Pesta adat Erau Kutai Kartanegara kembali digelar pada 20-28. Berbeda dengan penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, pesta adat Erau tahun ini digabungkan dengan festival seni folk internasional, sehingga namanya menjadi…


  • Singsingamangaraja Ke IX ( Raja Sotaronggal )

    Singsingamangaraja Ke IX  ( Raja Sotaronggal )

    Arkeolog Telusuri Jejak Gajah Mada di Tamiang Telah Ditemukan Sejarah Prabu Wijaya ( Pati Gajamada ) Dengan Gelar Maha Raja Singsingamangaraja Ke IX  ( Raja Sotaronggal ) Yang Nama Asli Penyebutan Saniangnaga Di Tano Batak Kualasimpang,( kbn lipanri ) Tim arkeologi dari Balai Arkelogi Sumatera Utara bekerjasama dengan Dinas Budaya, Pariwisata dan pemuda Olaharaga (Disbudparpora)…


  • MAHA RAJA SINGSINGAMANGARAJA I ( RAJA SALOMO )

    MAHA RAJA SINGSINGAMANGARAJA I ( RAJA SALOMO )

    Sejarah Kerajaan Dunia Berada Di Nusantara Berlanjutnya Pencarian Negeri Saba di Jawa Tengah yang Mengguncang Nalar Fahmi Basya berteori Borobudur adalah ‘piring terbang’ warisan Nabi Sulaiman. Selama 10 tahun terakhir, komunitas ilmiah mengecam teorinya, tapi Fahmi dan pengikutnya berkeras pada mimpi menemukan lagi kejayaan masa lalu nusantara. Jateng,( kbn lipanri ) merilis rangkaian cerita mengenai…


  • Kantor Cabang LIPAN-RI Siantar Simalungun


  • PWI Kota Binjai Akan Berkontribusi Dalam Pelaksanaan Pemilu 2024 

    Binjai.galasibot.co.id/ ( Kbnlipanri ) / Persatuan Wartawan Indonesia (PWI ) kota Binjai  akan berkontribusi dalam pelaksanaan Pemilu 2024 hal tersebut dikatakan  ketua PWI kota Binjai Arma Delisa Budi ,saat menerima kunjungan KPU kota Binjai , di Jalan Veteran Kelurahan Tangsi Kecamatan Binjai Kota Binjai  Jum’at (1/12/23). Foto bersama didepan dari kanan Sekretaris PWI Wardika Afriandi…


  • Konsulat Amerika Untuk Sumatera  Motivasi  Siswa dan Guru di Toba

    Toba-galasibot co.id   ( Kbnlipanri) / Pemerintah Kabupaten Toba menyambut baik dan mengapresiasi kehadiran The United States Vice Consul For Sumatera, Mrs. Kristy Mordhost di Kabupaten Toba, untuk memberikan motivasi bagi pelajar, guru dan kepala sekolah. Foto:Kadis Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Rikardo Hutajulu,Ms.Rachma Jaurinata,Mrs.Kristy Mordhost,Bupati Toba Poltak Sitorus,Kadis kominfo Sesmon TB Butarbutar. “Pendidikan di negara…


Saat awak sedang berjalan pulang awak media bertemu dengan bagian Pengawasan Internal Dedi Syafitri , dan mencoba mengkonfirmasi prihal aliran air yang tidak normal

Dedi ,membenarkan pasokan air mengalami kendala ,” Benar bang Pasokan air mengalami kendala dan sekarang anggota sedang mengecek di mana terdapat kebocoran tersebut”.

” Jika memang ingin bertemu dengan bapak Plt coba aja ke lokasi bang ” ,pak Plt katanya ikut mengecek bang.(an),Teamlipanri.

Penerapan Pendidikan Militer di Kampus Terus Menuai Polemik


Kementerian pertahanan membantah wacana tentang pelatihan militer, bagi mahasiswa perguruan tinggi. Meski begitu, kemenhan tak menpik jika ada rencana kerjasama dengan kementerian pendidikan dan kebudayaan, terkait pelatihan bela negara

Penerapan Pendidikan Militer di Kampus Terus Menuai Polemik

Jakarta ( Kbnlipanri )

Kementerian pertahanan membantah wacana tentang pelatihan militer, bagi mahasiswa perguruan tinggi. Meski begitu, kemenhan tak menpik jika ada rencana kerjasama dengan kementerian pendidikan dan kebudayaan, terkait pelatihan bela negara

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tengah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait dengan peluang merekrut mahasiswa untuk terlibat dalam latihan militer melalui program bela negara, dengan cara para mahasiswa mengikuti pendidikan militer satu semester.

Wacana itupun terus menuai polemik. Presiden BEM Universitas Brawijaya, M Farhan Azis tidak setuju diterapkannya pendidikan militer mahasiswa, seperti yang direncanakan Kementerian Pertahanan. “Saya pribadi menolak,” ujarnya, dalam diskusi secara virtual, di Jakarta, Minggu (23/8).

Ia mengaku tidak mengetahui apa tujuan pendidikan militer di kampus, sehingga perlu ada kajian secara mendalam maksud dan tujuannya, agar tidak ada anggaran negara yang terbuang. “Perlu ditinjau kembali, dan saya menolak bukan berarti kontra terhadap militer ataupun polisi. Tapi semua ada porsinya masing-masing,” ucapnya.

Adapun, Setara Institute juga mengkritisi rencana Kemenhan menerapkan pendidikan militer di kampus sebagai bagian dalam program bela negara.

Peneliti HAM dan Keamanan Setara Institute, Ikhsan Yosarie menyatakan, pendidikan militer di kampus untuk komponen cadangan (komcad) merupakan penerapan Undang-Undang (UU) Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) yang belum lama ini disahkan DPR.

“Konteks ketahanan telah terjadi perubahan landscap perang, sekarang berada di generasi proxy war, di mana musuh tidak lagi face to face, sudah masuk teknologi perang. Sehingga dalam konsep militer ini, justru dipertanyakan, mengapa kita kembali ke masa lalu,” paparnya.

Selain itu, Ikhsan menyebut, UU PSDN juga tidak mengakomodir kedaulatan hati nurani, karena sebagian orang menolak menjalani pendidikan militer. “Yang menolak ini tidak menempatkan perang sebagai jawaban (mengatasi masalah-Red),” ujarnya.

Menurut dia, persoalan-persoalan seperti patriotisme, nasionalisme, dan radikalisme di Indonesia selama ini masih mengedepankan militerisme dalam penyelesaiannya.

Ia pun menyarankan persoalan itu sebaiknya diselesaikan di lembaga-lembaga sipil, seperti organisasi kemasyarakat NU, Muhammadiyah, BPIP, dan lain-lain. “Ini lebih relevan dikait-kaitkan dengan hal ini ketimbang pendekatan militer,” ucapnya.( limber sinaga )

TURUNKAN ANGKA KEKERASAN PADA ANAK, PEMPROV SUMUT DAPAT ANUGERAH KPAI 2020

DELI SERDANG,( kbn lipanri ) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mendapat penghargaan ‘Anugerah KPAI 2020’ dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), karena dinilai komitmen dan berhasil dalam upaya perlindungan anak dari tindak kekerasan. Sumut berhasil menurunkan angka kekerasan terhadap anak sepanjang tahun 2019-2020.

Penghargaan Anugerah KPAI 2020 tersebut diserahkan KPAI melalui Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut Nurlela kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pada acara Anugerah KPAI 2020 yang dilakukan secara virtual di kediaman Gubernur, Delitua Kabupaten Deli Serdang, Rabu (22/7).

Pemprov Sumut menerima penghargaan kategori Pemerintah Daerah Provinsi yang memiliki komitmen terhadap perlindungan anak dan pelaporan berbasis Sitem Monitoring dan Evaluasi Perlindungan Anak (SIMEP).

Ketua KPAI Susanto mengatakan ada beberapa indikator penilaian SIMEP, di antaranya, aspek kebijakan, aspek kelembagaan dan sumber daya manusia, aspek program dan anggaran, penanganan kasus pemda dan kabupaten/kota, prinsip layanan kasus serta realisasi tentang sistem peradilan anak.

“Salah satu upaya yang kami lakukan untuk memberi perlindungan pada anak adalah memberikan penghargaan kepada instansi, organisasi profesi, individu. Ini langkah yang kami tempuh agar kualitas perlindungan anak semakin baik,” kata Susanto.

Gubernur Edy Rahmayadi menyampaikan akan terus meningkatkan perlindungan anak di Sumut. Karena menurutnya perlindungan anak merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah daerah. Tidak hanya pemerintah, perlindungan anak adalah kewajiban bersama.

“Ini merupakan kewajiban kita bersama dalam kepedulian kita melindungi masa depan bangsa. Kepedulian itu diwujudkan dalam bentuk perlindungan kepada anak-anak yang akan menentukan masa depan Indonesia seperti apa,” kata Gubernur.

Pemprov Sumut selama ini telah menangani beberapa kasus anak Sumut. Salah satunya penjemputan kasus pekerja migran di bawah umur yang terlantar di luar negeri. Tim Pemprov Sumut langsung melakukan penjemputan ke Penang, Malaysia.

Berdasarkan angka, jumlah kekerasan anak di Sumut menurun pada tahun 2020. Kadis PPPA Sumut Nurlela mengatakan, tahun 2019 ada kurang lebih 737 kasus, sementara hingga Juli tahun 2020, kasus masih kurang lebih 286 kasus. Namun Sumut terus berkomitmen untuk menurunkan kekerasan pada anak hingga nol kasus.

“Sesuai dengan visi misi Gubernur, Sumut tidak ada lagi angka kekerasan perempuan maupun anak. Dimana semua berkomitmen, mulai aparat penegak hukum, OPD Pemprov Sumut dan pihak lainnya bekerja sama dan bersinergi peduli menurunkan angka kekerasan pada anak,” ujar Nurlela.

Selain itu, Pemprov Sumut juga memiliki beberapa program guna menurunkan angka kekerasan. Di antaranya program partipasi anak terpadu berbasis masyarakat. Program ini merupakan komitmen Pemprov menurunkan angka kekerasan melibatkan masyarakat hingga tingkat paling bawah.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan 30,1% dari seluruh penduduk Indonesia adalah anak-anak. Berdasarkan angka tersebut, investasi pada kualitas anak-anak sangat penting. Sebab anak-anak adalah penentu masa depan bangsa.

Darmawati melanjutkan, berdasarkan survei nasional 2 dari 3 anak Indonesia usia 13-17 tahun pernah mengalami kekerasan. Katanya, kekerasan terbagi beberapa jenis, di antaranya fisik, psikis, seksual, trafiking dan lain sebagainya

“Hampir 54% itu terjadi kekerasan seksual, hal ini merupakan fakta yang sangat memprihatinkan dan perlu jadi perhatian kita semua. Upaya yang bisa kita lakukan adalah kerja sama yang baik antar sektor,” kata Darmawati.

Turut serta dalam acara tersebut Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy, Menteri Agama Fachrul Razi, dan Mensos RI Juliari P Batubara.( limber sinaga )

Resep Mingguan

Tetap Hangat di Musim Gugur: Sup Labu Panggang

Paripurna LKPJ Tahun 2019, Gubernur Sampaikan Berbagai Capaian Pemprov Sumut

MEDAN,( kbn lipanri )

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan berbagai capaian kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut pada tahun 2019. Antara lain capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) 91,68%, rata-rata inflasi 2,33%, pertumbuhan ekonomi 5,22% dan menekan jumlah pengangguran terbuka hingga 5,41%.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2019 pada Sidang Paripurna DPRD Sumut di Aula Kantor DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Rabu (6/5/2020). (Foto : Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut / Imam Syahputra).

FOTO

Hal tersebut disampaikan Gubernur pada Rapat Paripurna Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2019 di Aula Gedung Baru Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (6/5).

Disebutkan bahwa pendapatan daerah yang ditargetkan Rp14.034.339.344.970, mampu direalisasikan Rp13.079.598.635.469. Pendapatan daerah tersebut berasal dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan pendapatan daerah lain yang sah.

Gubernur memaparkan, PAD direalisasikan 91,68% atau Rp5.761.270.412.051 dari target Rp 6.284.220.582.270. Dana perimbangan direalisasikan 94,37% atau Rp7.300.647.588.241 dari target Rp7.736.050.762.700, serta pendapatan daerah lain yang sah terealisasi Rp17.680.635.177 atau 125% dari target Rp14.068.000.000.

Sementara belanja daerah sebesar Rp14.726.662.153.406, yang terdiri atas belanja tidak langsung Rp10.322.571.556.659 dan belanja langsung Rp4.404.090.596.746. Sedangkan pembiayaan daerah sebesar Rp981.167.561.436.

Pertumbuhan ekonomi juga meningkat menjadi 5,22% pada tahun 2019, dari sebelumnya 5,18% tahun 2018. “Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi komunikasi sebesar 9,63%, disusul lapangan usaha penyediaan akomodasi, makan dan minum sebesar 8,88%, administrasi pemerintahan, pertanian dan jaminan sosial wajib sebesar 8,15%, perdagangan besar reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 6,93%, dan jasa lainnya sebesar 6,15%,” kata Gubernur.

Sementara rata-rata inflasi Sumut 2,33%, lebih rendah dari inflasi nasional 2,72% pada tahun 2019. Di bidang Ketenagakerjaan Sumut juga berhasil mencetak capaian yang baik. Jumlah pengangguran terbuka Agustus 2018 sebesar 5,56%, turun menjadi 5,41% pada Agustus 2019. Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 sebanyak 6.681.000 orang. “Kondisi ketenagakerjaan ini tidak terlepas dari kinerja sektor perekonomian yang ada,” kata Edy Rahmayadi.

Tahun 2019, kata Edy, Pemprov Sumut juga berhasil meningkatkan angka harapan hidup menjadi 68,9 tahun dari sebelumnya 68,61 tahun pada tahun 2018. Di bidang pendidikan, realisasi angka partisipasi kasar (APK) sekolah menengah sederajat tahun 2018 sebesar 97,14%, meningkat menjadi 100,83% pada tahun 2019.

Angka partisipasi murni (APM) sekolah menengah sederajat tahun 2018 dicapai sebesar 71,19%, naik menjadi 80,61% tahun 2019. Nilai rata-rata ujian nasional sekolah menengah sederajat tahun 2018 mencapai 43,44%, meningkat menjadi 44,64% tahun 2019. “Begitu pula dengan angka melek huruf 15 tahun ke atas pada tahun 2018 sebesar 99,14% menjadi 99,23% pada tahun 2019,” kata Edy.

Khusus stunting pada balita, menurut Gubernur, berdasarkan hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 diperoleh prevalensi stunting pada balita sebesar 30,7%. Angka tersebut menurun bila dibandingkan pada tahun 2018 sebesar 32,3%. Angka tersebut juga sudah mencapai target prevelansi yang ditetapkan yakni 31,50%. “Maka penurunan prevensi stunting pada balita di Sumut sudah tercapai,” ungkap Gubernur.

Pertumbuhan rumah layak huni pada tahun 2019 terus meningkat. Pada tahun 2019, Pemprov Sumut telah melakukan rehabilitasi rumah tidak layak huni sebanyak 622 unit. Selain itu, Pemprov juga berupaya merehab rumah melalui sumber dana APBN hingga badan usaha dengan total 14.215 unit rumah.

Sementara itu, nilai investasi penanaman modal asing di Sumut tahun 2019 sebesar Rp5.693.208.000.000. Sedangkan untuk investasi modal dalam negeri sebesar Rp19.748.995.100.000 “Ke depan Pemprov akan terus berupaya mencapai kinerja yang baik sehingga tercapai Sumut yang bermartabat,” kata Gubernur.

Rapat paripurna kali ini dipimpin Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting. Rapat dilakukan secara virtual atau melalui teleconference. Ada sebagian anggota DPRD yang hadir dan ada juga sebagian yang mengikuti rapat dari rumah.( limber sinaga )

Menu

Burger Istimewa
Burger yang membuat kita terkenal. Daging sapi bebas lemak yang 100% alami, dipanggang secara sempurna.
$8,00

Chicken Sandwich
Dada ayam Cajun dengan selada dan tomat di atas roti bun yang baru dipanggang.
$8,00

Veggie Burger
Patty boca dan kedelai yang lezat, disajikan di atas roti bun gandum utuh yang baru dipanggang.
$8,00

Garden Salad
Sayur-sayuran hijau segar dengan keju cheddar dan tomat yang dipotong dadu, ditambah dressing mustard madu.
$8,00

Get it delivered

If you can’t come to us, we’ll go to you.

“Seniman adalah pencipta karya-karya indah. Menampilkan seni dan tidak menampakkan sang seniman adalah tujuan seni. Kritik adalah ia yang mampu menerjemahkan kesan akan sesuatu yang indah ke dalam bentuk lain atau material baru.”

Menu

Burger Istimewa
Burger yang membuat kita terkenal. Daging sapi bebas lemak yang 100% alami, dipanggang secara sempurna.
$8,00

Chicken Sandwich
Dada ayam Cajun dengan selada dan tomat di atas roti bun yang baru dipanggang.
$8,00

Veggie Burger
Patty boca dan kedelai yang lezat, disajikan di atas roti bun gandum utuh yang baru dipanggang.
$8,00

Garden Salad
Sayur-sayuran hijau segar dengan keju cheddar dan tomat yang dipotong dadu, ditambah dressing mustard madu.
$8,00

Lanjutkan membaca Penerapan Pendidikan Militer di Kampus Terus Menuai Polemik

Provinsi se-Sumatera Rencanakan Optimasi Kerja Sama Perdagangan Antar Daerah


MEDAN,( kbn lipanri )

Beberapa pokok kesepakatan sebagai hasil dari Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Tahun 2019 telah dihimpun dan saat ini beberapa telah, sedang, dan akan diwujudkan. Salah satu yang akan segera diwujudkan adalah rencana optimasi kerja sama perdagangan antar daerah se-Sumatera.

FOTO

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto memimpin Rapat Koordinasi Wilayah Tim Percepatan Inflasi Daerah (Rakorwil TPID) se Pulau Sumatera melalui Video Conference di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman No. 41 Medan, Rabu (22/4/2020). Turut hadir mendampingi Gubernur Sumut yaitu Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah dan Sekda Provinsi Sumut R. Sabrina.

Hal ini terungkap dalam Rakorwil TPID se-Sumatera yang dilakukan dengan rapat daring atau konferensi video, Rabu (22/4), di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman No 41 Medan. Rapat dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumut R Sabrina dan Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat.

Rapat diawali dengan sambutan oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Katanya, kerja sama dan sinergi khususnya saat menghadapi wabah Covid-19 yang terjadi saat ini penting untuk ditingkatkan. Selain sebagai salah satu upaya pengendalian inflasi di wilayah masing-masing, kerja sama perdagangan antar daerah juga otomatis mendukung peningkatan perekonomian provinsi masing-masing.

“Kalau banyak baiknya dan bisa berjalan dengan benar, tidak ada salahnya ini segera kita wujudkan. Masing-masing provinsi mendata komoditas mana yang kelebihan pasokan dan mana yang kekurangan, sehingga nanti bisa bekerja sama antar daerah untuk saling melengkapi khususnya kebutuhan pangan,” katanya.

Agenda lainnya yakni menyimak pemaparan dari Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat terkait pengendalian inflasi di wilayah Sumatera. Tahun 2019 akhir hingga awal tahun 2020, inflasi Sumatera relatif rendah dan terkendali. Hal ini didukung oleh terkendalinya harga beras serta komoditas yang diatur pemerintah. Beberapa faktor pendukung lainnya yakni terjaganya pasokan beras, penyesuaian harga BBM dan tarif batas angkutan udara serta stabilnya tarif listrik sepanjang tahun 2019.

“Meski inflasi umum relatif terkendali, inflasi bahan makanan tahun 2019 di beberapa daerah masih dalam tren yang meningkat dan berada di level yang cukup tinggi seperti di Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung dan Lampung. Di tengah pandemi ini upaya ekstra perlu kita lakukan khususnya menghadapi Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN),” jelas Wiwiek.

Untuk jangka pendek menjamin ketersediaan barang dan kestabilan harga, ada beberapa upaya yang perlu diperhatikan yakni pelaksanaan operasi pasar berkonsep physical distancing, monitoring intensif sebagai antisipasi penimbunan, penerapan pasar online (daring), aktif melakukan komunikasi jaminan kecukupan barang untuk menghindari panic buying.

“Upaya jangka panjang salah satunya melalui penyelenggaraan kerja sama antardaerah. Hal ini perlu karena karakteristik dan potensi SDA berbeda-beda. Ada daerah surplus dan defisit, serta perbedaan infrastruktur menyebabkan terjadi perbedaan harga antar daerah,” tutur Wiwiek menerangkan.

Sebelumnya, pada Rakorwil TPID Sumatera Tahun 2019, empat provinsi yaitu Sumut, Aceh, Riau dan Sumbar akan menginisiasi kerja sama antar daerah. Namun banyak pula provinsi lainnya yang menunjukkan ketertarikan. Sebagai tindak lanjut, maka masing-masing provinsi diminta menghimpun kelebihan dan kekurangan pasokan. Nantinya akan ditindaklanjuti dengan rapat teknis membahas draft kesepakatan bersama dan penandatanganan.

Rapat diikuti oleh Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda atau yang mewakili provinsi se-Sumatera dan TPID masing-masing provinsi, serta bupati/walikota atau yang mewakili se-Sumut.( limber sinaga )

.

Sambut I Muharam Tingkatkan Keimanan


Sambut 1 Muharam Walikota ” Tingkatkan Ajak Tingkatkan Keimanan” 

Binjai.galasibot.co.id

(Lipanrionline)/Ribuan warga binjai menyambut perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah bertajuk “Binjai Bershalawat” yang digelar di Lapangan Merdeka Kota Binjai, Sumatera Utara, Selasa (18/07/2023) malam.

Walikota Binjai Drs Amir Hamzah MAP saat memberikan sambutan menyambut 1Muharam di Lapangan Merdeka Binjai 18/7/23 malam

Ketua Panitia Binjai Bershalawat, Kamalul Aini, mengatakan, kegiatan ini digelar guna memperkuat ukhuwah Islamiah dalam menciptakan harmonisasi dan kedamaian di Kota Binjai, serta upaya merayakan malam pergantian tahun dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat.

Acara yang terlaksana atas kerjasama Majelis Pecinta Rasul, Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kota Binjai, Pemerintah Kota Binjai, dan para tokoh alim ulama dan cendikiawan Muslim ini, dihadiri lebih dari 10 ribu jamaah, serta diramaikan dengan lantunan zikir dan shalawat.

Sejumlah ulama dan habaib yang hadir di acara ini bahkan secara bergantian menyampaikan tausiah singkatnya, dalam upaya meningkatkan kesadaran, semangat, dan optimisme Umat Islam agar terus berusaha meningkatkan kualitas amal ibadah, serta menjalani kehidupan dengan lebih baik.

Walikota Binjai, Amir Hamzah, menyambut baik kegiatan Binjai Bershalawat menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah, karena diharapkan mampu menjemput berkah dari Allah Subhanahu Wa Taala, dan menuai syafaat Rasulullah.

Melalui momentum malam pergantian tahun ini,  ” Umat Islam di Kota Binjai untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa, serta berusaha menyempurnakan hubungan dengan Allah Subhanahu Wa Taala maupun dengan sesama    manusia ”  ,himbau  walikota.

“Marilah kita tingkatkan kualitas amal ibadah kita dan terus menularkan nilai kebaikan dalam kehidupan kita. Dalam arti, tahun ini harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” seru Amir.

Senada dengan  Wakapolda Sumatera Utara, Brigjen Jawari. Menurutnya, iman dan taqwa merupakan modal mewujudkan rasa aman dan nyaman. Tidak heran kualitas keimanan dan ketaqwaan masyarakat mampu menciptakan situasi daerah yang kondusif dan harmonis. 

“Terima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Kota Binjai. Bagi saya dan khususnya institusi kepolisian, pertemuan Ini merupakan nikmat yang luar biasa,” terang Jawari.

Turut hadir di acara ini, Anggota DPRD Kota Binjai, Irhamsyah Putra Pohan, Kapolres Binjai, AKBP Rio Alexander Panelewen, Kajari Binjai, Jufri Nasution, Wakil Ketua MUI Kota Binjai, KH Nurbentuah, Ketua PC NU Kota Binjai, Asmuri Hafiz,  Kamenag Kota Binjai Syafrudin MA , para pimpinan OPD, jajaran camat dan lurah (an).Teamlipanri




SOLUSI Persoalan Tanah


Rapat dengan Menteri ATR, Edy Rahmayadi Berharap Persoalan Tanah di Sumut Segera Tuntas

MEDAN ,( kbn lipanri )– Sejumlah kasus pertanahan di Sumatera Utara (Sumut) mulai menemukan titik terang usai pertemuan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan A Djalil dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Forkopimda, Rabu (29/7), di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan. Termasuk persoalan lahan Eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN II seluas 5.873,06 Hektare (Ha).

Penyelesaian permasalahan tanah yang sudah berlangsung sejak lama tersebut akan dilakukan sesuai skema yang dirancang oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumut. Juga ditandatangani kesepakatan bersama antara Pemprov Sumut, Forkopimda dan stakeholder terkait tentang koordinasi penanganan dan penyelesaian masalah pertanahan di Sumut yang disaksikan Menteri ATR Sofyan A Djalil.

Gubernur Edy Rahmayadi berharap dengan adanya skema penyelesaian dan penandatanganan kesepakatan bersama tersebut, dapat segera menuntaskan berbagai persoalan tanah di daerah ini. “Ini lebih dari 20 tahun permasalahannya dan bila tidak kita selesaikan sekarang seterusnya itu tidak akan terselesaikan, kita harus menyelesaikan ini sekarang,” kata Edy Rahmayadi saat Rapat Koordinasi Penanganan dan Penyelesaian Masalah Pertanahan di Provinsi Sumut.

Dalam skema tersebut Gubernur Sumut bertugas membentuk Tim Inventaris yang bertugas untuk menetapkan daftar nominative baru. “Kita sudah membentuk Tim Inventaris untuk mempercepat penyelesaian eks HGU PTPN II pada 30 Juni lalu dan mereka sudah bekerja. Kita tentu terus mendorong dan mendukung tim ini untuk menyelesaikan tugas-tugasnya agar masalah yang sudah sangat lama berlangsung ini selesai,” kata Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi juga ingin masyarakat memiliki kepastian hukum terkait lahan eks HGU PTPN II sehingga konflik bisa dihindari. Hal itu menjadi penekanan Edy Rahmayadi karena selama ini menurutnya masyarakat dan pemerintah banyak menghabiskan energi untuk menyelesaikan masalah ini.

“Permasalahan ini sudah banyak menghabiskan energi baik pemerintah maupun masyarakat. Masyarakat demo, ada juga konflik. Jadi, bila ada kepastian hukum hal ini tidak akan terjadi lagi. Kita bisa menggunakan energi dan waktu ke hal yang lain sehingga kita lebih produktif,” tambah Edy.

Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan A Djalil mengapresiasi dan bersyukur karena saat ini Pemprov Sumut telah memiliki skema yang disusun BPN Sumut. Skema tersebut menurut Sofyan siap untuk diterapkan agar menyelesaikan permasalahan tanah di Sumut.

“Sejak tahun 2000 sampai sekarang masalah ini belum selesai. Alhamdulillah, sekarang kita sudah memiliki skema penyelesaian yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Sofyan, usai rapat.

Upaya penyelesaian eks HGU PTPN II hasilnya mulai terlihat. Sebagian masyarakat telah membayar ganti rugi sebanyak 279 bidang tanah dengan total luas 326 Ha. Selain itu, lahan eks HGU PTPN II sebagian juga diperuntukkan untuk fasilitas umum seperti Botanical Garden Pemprov Sumut, Islamic Centre, SMAN 1 Beringin, Kawasan Industri Pemko Binjai dan lainnya.

“Tim inventarisasi sudah dibentuk dan sudah bekerja. Kita juga sudah lihat hasilnya sehingga saya optimis ini bisa selesai. Sekarang BPN Sumut juga sedang memproses sertifikasi calon penerima hak. Kita harus sama-sama mendukung proses ini agar cepat selesai. Misi Pemerintah Pusat saat ini adalah semua tanah yang ada di Indonesia harus memiliki sertifikat karena ini masalah fundamental di negara kita,” kata Sofyan.

Selain permasalahan eks HGU PTPN II, rapat ini juga membahas masalah konflik lahan HGU Simalingkar (Kebun Bekala), Sei Mencirim, Kasus Pembangunan Sport Centre dan juga konflik masyarakat Sarirejo dengan TNI AU.

Terkait masalah HGU Simalingkar dan Sei Mencirim, Sofyan mengatakan akan mengembalikan penyelesaiannya melalui prinsip-prinsip hukum pertanahan. Sedangkan untuk kasus konflik masyarakat Sarirejo dengan TNI-AU diputuskan Lanud akan dipindahkan ke areal lain dan eks Bandara Polonia akan dijadikan lahan untuk pengembangan kota.

“Untuk kasus Simalingkar dan Sei Mencirim itu kita kembalikan penyelesaiannya dengan hukum pertanahan, sedangkan kasus Sarirejo Lanud akan dipindahkan ke areal lain. Kita sudah melihat area yang diajukan yaitu daerah Tandem dan sekitaran Bandara Internaional Kualanamu. Kedua daerah ini layak, tinggal masalah teknisnya saja,” terang Sofyan.

Forkopimda dan stakeholder terkait juga menyatakan kesiapannya mendukung pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan pertanahan di Sumut. Kepala kejaksaan Tinggi Sumut Amir Yanto menegaskan pihaknya siap untuk mendampingi Pemprov Sumut dalam menyelesaikan masalah ini.

“Kami siap untuk membantu, mendampingi dan memberikan masukan hukum kepada pemerintah dalam menyelesaikan masalah pertanahan di Sumut. Kami juga yakin kita bisa mencatatkan sejarah menyelesaikan permasalahan yang sudah lama sekali menguras tenaga dan waktu ini,” tegasnya.

Usai acara, Pemprov Sumut, Forkopimda dan stakeholder terkait menandatangani Nota Kesepahaman tentang Penanganan dan Penyelesaian Masalah Pertanahan di Provinsi Sumut. Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kepala BPN Provinsi Sumut Dadang Suhendi, Danlanud Soewondo Kolonel Pnb JH Ginting, Kabinda Sumut Ruruh Setyawibawa, Pangkosek Hanudnas III Medan Kolonel Pnb Esron SB Sinaga, Pangdam I/BB Irwansyah dan Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa. Menteri ATR yang juga Kepala BPN RI Sofyan Djalil menyaksikan langsung penandatanganan nota kesepahaman tersebut. ( limber sinaga )

FOTO

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang yang juga Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Jalan Jenderal Sudirman No.41 Medan. Rabu (29/7).

Pro-Kontra Pemindahan Ibu Kota Baru Indonesia ke Kalimantan, Luhut : Kalau Gak Mau ke Surga Aja
JAKARTA,( KBN LIPANRI )
Misalnya kita jual Rp 2 juta per meter saja harganya, kita sudah bisa dapat Rp 600 triliun”Tanah Negara Yang Bersumber dari Sejarah Pemerintahan Kerajaan Nusantara Tidak Dapat Diperjual Belikan,ujar Limber Sinaga Ketua Lsm Lipanri.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui pada pembukaan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Tanggapi pro kontra pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan beri jawaban menohok.
Luhut Binsar Pandjaitan memberikan komentar menohok ketika menanggapi polemik pemindahan ibu kota Indonesia yang baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Seolah jengah dengan adanya pro kontra soal ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur, Luhut Binsar Pandjaitan malah meminta masyarakat yang berpolemik untuk ke surga saja.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai pro dan kontra pemindahan ibu kota merupakan hal wajar.
Namun ia mengatakan, tujuan pemerintah memindahkan ibu kota ke Kalimatan adalah untuk membawa kebaikan untuk Indonesia.
“Kalau enggak mau, dan pro-kontra ya ke surga aja yang penting ini untuk perbaikan Indonesia,” ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Bappenas, kata Luhut, sudah membuat studi komperhensif terkait pemindahan ibu kota ke Kalimatan. Oleh karena itu rencana pemindahan ibu kota diserahkan kepada Bappenas.
Luhut mengatakan, pemerintah juga sudah sepakat terkait konsep ibu kota baru nantinya. Ia memastikan ibu kota baru akan mengadopsi konsep smart city.
“Akan sangat efisien misalnya transportasinya banyak eletrik vehicle karena dampaknya akan banyak sekali,” kata dia.
Sebelumnya, ibu kota baru Indonesia di Provinsi Kalimantan Timur, bukan hanya untuk gedung kementerian serta lembaga saja. Pemerintah juga menyiapkan lahan untuk permukiman masyarakat umum.
Presiden Joko Widodo mengatakan, lahan yang disediakan untuk dijual ke masyarakat umum seluas 30.000 hektare dari total lahan yang dipatok untuk ibu kota, yakni 180.000 hektare.
Presiden sekaligus memastikan, harga jual lahan akan dibuat terjangkau.
“Misalnya kita jual Rp 2 juta per meter saja harganya, kita sudah bisa dapat Rp 600 triliun,” ujar Jokowi saat berbincang dengan sejumlah pemimpin redaksi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/9/2019).( team )

Pengembangan Budaya Kegiatan Adat Erau Kesultanan Kutai Kartanegara


Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari bersama perwakilan Kementerian Pariwisata dalam jumpa pers pelaksanaan Pesta Adat Erau dan Internasional Folk Art Festival.

Kalimantan Tumur( kbn lipanri ): Pesta adat Erau Kutai Kartanegara kembali digelar pada 20-28. Berbeda dengan penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, pesta adat Erau tahun ini digabungkan dengan festival seni folk internasional, sehingga namanya menjadi pesta adat Erau and International Folk Art Festival (EIFAF).

Putuh Ngurah, Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara saat jumpa pers di ruang rapat Kementerian Pariwisata, Jumat (12/8/) mengatakan, Kementerian Pariwisata selalu memberikan apresiasi dan dukungan kepada gelaran budaya dan berbagai even menarik yang berpotensi menarik kunjungan wisatawan.

Sementara itu Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara mengatakan, pesta adat Erau merupakan gelaran budaya yang tiap tahun digelar rutin. Dalam pakem Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, ritual adat Erau sebenarnya bisa dilaksanakan kapan saja sesuai kehendak kesultanan. Demi mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, sejak 2009 ritual adat Erau kini dilaksanakan pada masa liburan sesuai dengan yang diarahkan Kementerian Pariwisata.

“Penyelenggaraan EIFAF biasanya digelar bulan Juli, yang bertepatan dengan waktu liburan. Karena tahun ini bulan Juli bertepatan dengan Ramadan, maka waktu penyelenggaraan dimundur di bulan Agustus,” kata Rita.

Lebih jauh Rita Widyasari menjelaskan, Kutai Kertanegara telah siap untuk menyambut kedatangan wisatawan yang ingin menyaksikan ritual adat langka yang dahulu hanya dapat dilihat oleh orang-orang dalam lingkungan internal keraton.

“Kita punya 50 hotel bintang satu dan hotel kelas melati di Tenggaraong. Kalau mau yang lebih mewah, kita ada 3 hotel bintang tiga. Kondisi jalan Balikpapan-Tenggarong sekarang sudah baik seratus persen, butuh waktu tiga jam. Saat ini bandara akan dibangun, sedang dalam proses amdal. Mudah-mudahan tahun akan datang lebih banyak kunjungan wisatawan ke Kutai Kartanegara,” katanya menambahkan.

Sejalan dengan hal itu, Sri Wahyuni, Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara kepada a mengatakan, gelaran budaya ini akan diramaikan 60 ribu wisatawan, baik wisatawan nasional maupun mancanegara. “Gelaran ritual adat Erau tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Akan ada berbagai pementasan seni tradisional yang menarik, salah satunya orkestra yang memadukan sapek dan gambus. Tak hanya itu, wisatawan yang berkunjung juga bisa melakukan city tour dan menjelajahi berbagai tempat menarik di Kutai, salah satunya adalah Dayak Experience Centre,” kata Sri.

Pemda Kutai Kartanegara, seperti yang diungkapkan Sri Wahyuni, juga telah bekerjasama dengan Council International of Folklore Festival (CIOFF), akan mendatangkan ratusan peserta seni folklore dari banyak negara. Para peserta berkesempatan mementaskan musik folklore dari negaranya masing-masing, dan ikut ambil bagian dalam culture visit mengunjungi banyak tempat menarik di Kutai Kertanegara. ( limber sinaga )

Pemprov Sumut Rayakan HUTke-75 Kemerdekaan RI Tanpa Kegiatan Keramaian

MEDAN,( kbn lipanri ) – Berbeda dari tahun sebelumnya, perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia (RI) di masa pendemi Covid-19 dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Antara lain meniadakan kegitan yang mengakibatkan keramaian dan membatasi peserta upacara bendera.

Hal tersebut disampaikan Asisten Administrasi Umum dan Aset Pemprov Sumut M Fitriyus mewakili Gubernur Sumut Edy Rahmayadi usai rapat koordinasi persiapan HUT ke-75 RI di Ruang Sumut Smart Province, Kantor Gubernur Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Rabu (29/7). “Penerapan protokol kesehatan bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di daerah ini,” ujar Fitriyus.

Dikatakan Fitriyus, jika pada tahun-tahun sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut menggelar pawai atau kegiatan yang membuat keramaian lainnya, namun tahun ini ditiadakan. Pada kegiatan renungan suci juga pesertanya dibatasi dan tidak lebih dari 50 orang.

Upacara bendera peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI yang biasanya digelar secara meriah di Lapangan Merdeka Medan juga ditiadakan. Upacara yang diikuti Pemprov Sumut beserta Forkopimda Sumut diadakan di Lapangan Apel Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan.

Upacara diadakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Selanjutnya, Gubernur dan Forkopimda Sumut mengikuti Upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Halaman Istana Merdeka Jakarta secara virtual.

Kegiatan yang dilakukan Pemprov Sumut beserta Pemkab/Pemko ini mengacu kepada Surat Edaran Menteri Sekretaris Negara. “Dalam rangka peringatan HUT RI tentu Pemprov Sumut termasuk kabupaten/kota melaksanakan kegiatan mengacu kepada Surat Edaran Mensesneg, antara lain bahwa untuk detik-detik proklamasi pukul 10.00 WIB, pemerintah daerah beserta Forkopimda wajib mengikuti upacara secara virtual dari Istana Negara,” kata Fitriyus.

Pemprov Sumut juga mengimbau agar pada tanggal 1 – 31 Agustus, seluruh kantor instansi pemerintah maupun swasta hingga masyarakat memasang bendera merah putih. Juga mengimbau masyarakat agar pada 17 Agustus 2020 pukul 10.17 – 10.20 WIB menghentikan aktivitasnya sejenak untuk melakukan sikap sempurna.

“Seluruh masyarakat berdiri tegap atau sikap sempurna saat pengumandangan lagu Indonesia Raya secara serentak di berbagai lokasi hingga pelosok daerah, kegiatan ini akan dimulai dengan bunyi sirene,” ujar Fitriyus.

Untuk itu, menurut Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono diharapkan bantuan dari pemerintah daerah menyediakan fasilitas untuk membunyikan sirene atau suara penanda lain sesaat sebelum lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Misalnya, Pemda bisa mengerahkan fasilitas seperti mobil-mobil yang memiliki sirene dan pengeras suara atau yang lainnya.

“Pemprov atau pemerintah daerah sudah memiliki fasilitas yang ada, mohon itu digunakan,” kata Heru dalam rapat.

Sementara itu, Sekjen Mendagri Hudori mengatakan Pemda memiliki beberapa peran dalam mengampanyekan rangkaian kegiatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI. Antara lain, Pemda menggaungkan kepada masyarakat untuk melakukan sikap sempurna pada pukul 10.17 – 10.20 WIB.

“Secara teknis, pemerintah daerah dapat mengingatkan kepada masyarakat umum untuk melakukan sikap sempurna pada pukul 10.17 WIB,” ujar Hudori dalam rapat yang juga diikuti oleh Wamenparekraf Angle Tanoesoedibjo, para kepala daerah serta lembaga dan instansi terkait lainnya.

Sebelumnya Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga sudah mengeluarkan surat edaran mengenai partisipasi menyemarakkan peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI Tahun 2020. Dalam surat edaran antara lain disebutkan, di tingkat kabupaten/kota, upacara Peringatan HUT ke-75 RI dilaksanakan di kantor pemerintah kabupaten/kota masing-masing. Begitu juga kantor perwakilan atau lembaga yang ada di daerah. Upacara dimulai pada pukul 07.00 WIB.

Juga dimbau memasang umbul-umbul, dekorasi atau hiasan lainnya serentak sejak tanggal 1 Juli sampai 31 Agustus 2020. Memerintahkan para Kepala OPD, pimpinan BUMN dan BUMD, para pimpinan instansi pemerintah dan swasta lainnya, sekolah-sekolah, toko-toko serta seluruh masyarakat untuk mengikuti rangkaian peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI melalui televisi di kantor atau tempat tinggal masing-masing. ( limber sinaga )

FOTO

Asisten Administrasi Umum dan Aset Pemprov Sumut M Fitriyus mewakili Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pada rapat koordinasi persiapan HUT ke-75 RI di Ruang Sumut Smart Province, Kantor Gubernur Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Rabu (29/7).

Wisata halal di Danau Toba yang memicu polemik dan prokontra

MEDAN,( lipanri online )

Wacana Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi untuk menyajikan wisata halal di kawasan Danau Toba menimbulkan reaksi di masyarakat. Puluhan massa Mahasiswa Pecinta Danau Toba menggelar aksi penolakan.

Aksi digelar di kantor Badan Otorita Pelaksana Danau Toba (BPODT) Jalan Patimura Medan. Mereka datang mempertanyakan sikap dari BPODT. Menurut mereka, alasan untuk menerapkan wisata halal tersebut rentan membuat masyarakat yang hidup berdampingan dengan damai menjadi terusik.

“Kita mau klarifikasi sebenarnya. Bagaimana komitmennya, apa Pak Gubernur buta dengan kawasan Danau Toba dan kondisi sosial dan budayanya? Sehingga mencanangkan wisata halal itu,” kata koordinator Aksi, Rico Nainggolan, Senin (2/9/2019).

Wisata halal di kawasan Danau Toba yang akan dikonsepkan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tak hanya mendapat penolakan dari warga yang tinggal di sana, Senin (2/9/2019).

Seorang pria yang bukan bertempat tinggal di kawasan Danau Toba juga mengomentari kebijakan yang telah dilayangkan oleh Edy Rahmayadi.

Dirinya mengaku pernah berkunjungan ke Danau Toba untuk berlibur, tetapi tidak begitu rumit untuk berwisata.

Penolakan itu dilayangkan pria ini melalui media sosial Twitter

Dalam postingannya, seorang netizen bernama Permadi Arya melalui akun Twitternya @permadiaktivis mengkritik pernyataan Pemprov Sumatera Utara tentang wisata halal yang diposting oleh akun Twitter @HumasPemprovsu pada Sabtu 31 Agustus 2019 kemarin.

Dalam postingan di akun @Humas Pemprovsu itu disebut, Pemprov Sumut luruskan informasi wisata halal Danau Toba, wisata halal bukan menghilangkan budaya yang ada namun menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan bagi wisatawan muslim.

Postingan ini direspons Permadi Arya yang akrab disapa Abu Janda.

“Kalian @HumasPemprovsu. tidak usah mengada2. saya muslim, liburan 5 hari di Parapat, Toba, Samosir tak susah cari makanan halal tiap pengkolan ada, sholat pun tak susah, mau sholat tinggal numpang sholat, pemilik resto dengan senang hati persilahkan. Toba tidak butuh wisata halal,” pesan dalam akun Twitternya.

Sebelumnya, anggota DPR terpilih dari Dapil Sumut II, Sihar Sitorus menilai wacana wisata halal di Danau Toba yang dilontarkan Edy Rahmayadi tidak menghargai apa yang sudah membudaya dalam masyarakat setempat, terutama ketika menyangkut mengenai penataan ternak dan pemotongan babi.

Perhatian tersebut juga datang dari Sihar Sitorus, Legislatif DPR RI terpilih dari Partai PDI-Perjuangan, Dapil II Sumatera Utara.

Menurut Sihar Sitorus gagasan Edy tersebut malah mengadakan dikotomi atau pemisahan dalam masyarakat dan melanggar konsep Bhinneka Tunggal Ika.

“Wisata halal yang dicanangkan oleh Pemerintah menciptakan pemisahan/segregasi antar umat beragama bahkan suku bangsa.

Bukankah Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan agama namun tetap satu di dalam Indonesia sebagaimana konsep Bhinneka Tunggal Ika yang ditetapkan oleh para pendahulu negeri ini.

Jika hal ini diterapkan tentu akan menciptakan diskriminasi antar satu kelompok dengan kelompok yang lain,” ujar Sihar Sitorus, Sabtu (31/08/2019).

Menurut Sihar Sitorus, Danau Toba sudah memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh tempat lain.

Konsep halal dan haram yang bertujuan untuk menarik wisatawan mancanegara yang diprediksi Edy berasal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei menurut Sihar Sitorus malah mengganggu apa yang sudah ada dalam masyarakat setempat.

 “Memang pengembangan wisata Danau Toba diharapkan dapat menarik wisatawan dari luar negeri untuk datang.

Namun perlu diperhatikan juga agar hal tersebut jangan mengganggu adat istiadat masyarakat lokal yang menganggap pemotongan hewan adalah halal menurut mereka.

Tradisi lokal, budaya setempat memiliki nilai kearifan yang tinggi,” ujar Sihar Sitorus.

Sihar juga mengingatkan bahwa mayoritas penduduk di sekitar Danau Toba adalah mereka yang bersuku Batak dan beragama Kristen, di mana babi bukanlah hewan yang dilarang.

 “Perlu diingat bahwa mayoritas penduduk setempat adalah Suku Batak dan beragama Kristen dimana hewan seperti babi adalah makanan yang sah untuk dikonsumsi.

Mengapa pemerintah begitu sibuk mengurusi kedatangan wisatawan tanpa memikirkan apa yang telah menjadi kearifan lokal bagi masyarakat setempat?” ujarnya.

Menurut Sihar sebenarnya konsep halal dan haram tidak pernah diatur dalam UUD 1945. Konsep ini menurut Sihar malah membunuh apa yang sudah menjadi kearifan lokal Danau Toba.

“Apalagi istilah halal dan haram tidak pernah diatur dalam UUD 1945. Kebijakan ini tentunya bukan sedang memperjuangkan affirmative actions, atau kebijakan yang diambil bertujuan agar kelompok/golongan tertentu (gender ataupun profesi) memperoleh peluang yang setara dengan kelompok/golongan lain dalam bidang yang sama. Kebijakan ini malah terkesan membunuh apa yang sudah menjadi tradisi dalam masyarakat dan tentu saja menghilangkan kemandirian masyarakat dalam menentukan pilihan,”  jelas politisi PDI-Perjuangan itu.

Sihar Sitorus tidak ingin konsep halal dan haram malah menimbulkan kesombongan rohani antara satu kelompok dengan kelompok lain.

Menurut Sihar Sitorus, menghormati budaya dan tradisi lokal itu adalah bagian dari Kode Etik Pariwisata Dunia, yang telah diratifikasi oleh UNWTO, di mana kegiatan pariwisata harus menghormati budaya dan nilai lokal (local wisdom) agar tidak meresahkan masyarakat di sekitar.

Pembangunan masjid atau rumah makan muslim dirasa sudah cukup memudahkan wisatawan Muslim yang berkunjung sebagai bentuk penghormatan masyarakat setempat terhadap keberagaman.

Sihar Sitorus saat menikmati keindahan Danau Toba beberapa waktu lalu

Sihar Sitorus saat menikmati keindahan Danau Toba beberapa waktu lalu (Tribun Medan)

Namun, penertiban hewan berkaki empat seperti babi dirasa kurang tepat diterapkan di Danau Toba.

Sihar Sitorus menawarkan konsep wisata halal bisa diterapkan di wilayah dengan mayoritas penduduk muslim, tapi bukan Danau Toba.

“Pariwisata halal mungkin bisa diterapkan di daerah wisata dengan penduduk mayoritas muslim seperti Sumatera Barat dan Aceh.

Sebagaimana wisatawan yang datang ke sana harus menghormati dan menghargai apa yang sudah menjadi kultur dan kepercayaan setempat begitupula halnya dengan yang terjadi di Danau Toba, wisatawan yang datang juga harus menghormati budaya setempat,” tutup Sihar Sitorus.

Kepala Bidang Bina Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Muchlis mengatakan, perencanaan  wisata halal Danau Toba bukanlah menghilangkan budaya yang sudah ada di daerah wisata tersebut.

Namun, pemerintah lebih fokus menata fasilitas pelayanan pariwisata atau amnenitas.

“Wisata halal ini masuk amnenitas, dalam perkembangan pariwisata ada tiga hal yang dikenal. Bagaimana aksesibilitas di bangun mudah orang mengaksesnya, ada amnenitas termasuk kelengkapannya termasuk hotel dan restoran dan dll. Terkahir ada aktraksi di sana ada tidak,” ucapnya, saat ditemui di Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan, Senin (2/9/2019).

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyatakan bahwa pemerintah akan merencanakan wisata halal di Danau Toba.

Namun, setelah pernyataan ini dicatut hingga viral menuai kritik dari kalangan masyarakat.

Ia mengatakan, tidak semua makanan di sana dapat disajikan kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pihaknya tengah mengembangkan seluruh fasilitas pelayanan pariwisata, mulai dari hotel, restoran hingga tempat beribadah.

Menurutnya, apabila amnenitas tersebut dapat terprogram dengan baik, sehingga wisawatan yang datang akan merasa puas dengan pelayanan.

Jika ini terjadi, kata dia masyarakat setempat juga yang akan merasakan.

Pastinya, ini juga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat setempat.

“Yang dimaksud untuk halal itu amnenitas tadi, karena memenuhi kebutuhan orang.

Kita harapkan orang yang datang kesana merasa terpuaskan dan senang. Agar bisa berdampak baik, wisatawan yang datang dapat menceritakan bagaimana selama berlibur ke danau Toba,” ujarnya.

Muchlis mengatakan, wisata halal ini bukan untuk mematikan kearifan lokal maupun budaya yang ada di Danau Toba.

Malah, pemerintah juga akan memperhatikan masyarakat lokal yang membuka usaha di sana.

Kata dia, tidak akan mungkin budaya dan tradisi yang ada di Danau Toba dihilangkan. Menurutnya, orang datang ke sana karena budaya dan adat yang begitu kental.

“Halal ini bukan berarti mematikan kearifan lokal yang ada di sana.

Tetapi pemerintah malah membantu mengembangkan seluruh adat dan budaya yang ada,” ujarnya.

Dipastikan, kata dia pemerintah tengah fokus terhadap fasilitas pelayanan pariwisata bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pihaknya tidak akan berbuat lain, apalagi sampai merusak dan menghilangkan kebudayaan pada kawasan Danau Toba.

“Cuman untuk kepentingan amnenitas kita penuhi.

Bagaimana orang Jawa datang ke danau Toba. Tidak merasa stres kesana dengan mencari makanan,” ucapnya ( Limber sinaga )

Singsingamangaraja Ke IX ( Raja Sotaronggal )



Arkeolog Telusuri Jejak Gajah Mada di Tamiang

Telah Ditemukan Sejarah Prabu Wijaya ( Pati Gajamada ) Dengan Gelar Maha Raja Singsingamangaraja Ke IX  ( Raja Sotaronggal ) Yang Nama Asli Penyebutan Saniangnaga Di Tano Batak


Kualasimpang,( kbn lipanri )

Tim arkeologi dari Balai Arkelogi Sumatera Utara bekerjasama dengan Dinas Budaya, Pariwisata dan pemuda Olaharaga (Disbudparpora) Aceh Tamiang melakukan penelitian menelusuri jejak Gajah Mada yang merupakan patih Kerajaan Majapahit, di Desa Masjid Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang. Kamis (29/12).



Kadis Budparpora Aceh Tamiang, Syahri, mengatakan bahwa penelusuran keberadaan Gajah Mada di Aceh Tamiang karena berdasarkan cerita rakyat secara turun menurun di kawasan ini, pasukan Kerajaan Majapahit pernah mendatangi Tamiang dan Patih Gajah Mada disebut-sebut meninggal di Aceh Tamiang. Sehingga periode sebelum tahun 1964, kecamatan ini dikenal dengan nama Majopahit dan pada tahun 1964 baru berubah dengan nama Manyak Payed. “Administrasi pemerintah desa pada masa 1960-an tertulis nama desa ini dengan nama Majopahit,” ujarnya.
 
Atas dasar hikayat tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Balai Arkeologi Sumut menelusuri jejak sejarah tersebut dengan menurunkan enam arkelog ke Tamiang. Ketua tim arkeolog tersebut yakni Ketut Wiradnyana mengatakan, pihaknya saat ini telah melakukan ekskavasi (penggalian tanah untuk menemukan bukti fisik) di sekitar benteng yang diduga dibangun anak dari Raja Sisingamaraja yang berasal dari Sumatera Utara, di kompleks pemakaman tua, serta kolam di Desa Mesjid.


Hasil ekskavasi
Dari penggalian pertama di benteng anak Sisingamaraja, tim menemukan pecahan gerabah dan koin kuno masa Hindia Belanda. Benteng tersebut, dulunya setinggi dua meter dan saat ini masih terlihat gundukannya. Dari penggalian ini diketahui bangunan benteng tersebut memiliki tinggi setengah meter, dan bentuknya persis dengan benteng-benteng yang ada di daerah batak. Bisa jadi benteng ini dibangun untuk pengamanan putri Raja Sisingamaraja yang disebut warga pernah berdiam di daerah ini.
 
Lokasi ekskavasi kedua dilakukan di pemakaman tua di Dusun Darul Falah, Desa Mesjid. Namun tidak ditemukan artefak di lokasi itu. Namun, pada batu nisan terdapat tulisan arab dengan tahun 1316 Hijriah.

Penelitian ketiga dilakukan di kolam di Masjid desa setempat yang kedalamannya 2,5 meter. Kolam tersebut di bawahnya terdiri dari kayu ukuran 70 centimeter dengan tebal 20 cm. Di atasnya terdapat susunan ballast stone (batu penyeimbang) kapal.

Kayu yang didapat dari penggalian itu akan diuji karbon untuk mengatahui umur kolam tersebut. Keberadaan batu sendimen di atasnya, menurut perkiraan tim arkeolog, merupakan barang bawaan kapal pada masa lalau, sebagai penyeimbang kapal saat berlayar dalam keadaan kosong. Ketika kapal memuat barang seperti rempah-rempah, batu penyeimbang tersebut ditinggalkan.

Dari temuan sementara hasil penggalian ini, tim arkeolog belum menemukan tanda-tanda peninggalan Kerajaan Majapahit. Namun, pihaknya belum mengetahui apakah pasukan Majapahit saat itu singgah di daerah ini, atau hanya sekedar melakukan patroli laut. Karena dalam sajerah, Tumihang (Aceh Tamiang) masuk dalam wilayah Kerajaan Majapahit.(limber sinaga)


MAHA RAJA SINGSINGAMANGARAJA I ( RAJA SALOMO )


  • Kantor Cabang LIPAN-RI Siantar Simalungun

  • PWI Kota Binjai Akan Berkontribusi Dalam Pelaksanaan Pemilu 2024 

  • Konsulat Amerika Untuk Sumatera  Motivasi  Siswa dan Guru di Toba

  • Polda Sumut Hadirkan Polisi Pariwisata aktif Berbahasa Inggris Dalam Aquabike Jetski World Championship

Sejarah Kerajaan Dunia Berada Di Nusantara

Berlanjutnya Pencarian Negeri Saba di Jawa Tengah yang Mengguncang Nalar Fahmi Basya berteori Borobudur adalah ‘piring terbang’ warisan Nabi Sulaiman. Selama 10 tahun terakhir, komunitas ilmiah mengecam teorinya, tapi Fahmi dan pengikutnya berkeras pada mimpi menemukan lagi kejayaan masa lalu nusantara.

Jateng,( kbn lipanri )
merilis rangkaian cerita mengenai orang atau kelompok yang mencari surga di bumi, bersamaan dengan tayangnya VICE Magazine Edisi Dystopia and Utopia. Untuk artikel kali ini VICE mengangkat cerita tentang kelompok yang percaya utopia Kerajaan Nabi Sulaiman di Tanah Air. Fahmi Basya, pencetus wacana Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman, terus meraih pengikut walau arkeolog dan sejarawan sudah memberi bukti sebaliknya. Dalam artikel lain, kami mengangkat profil Komunitas Eden yang berusaha memperjuangkan kebebasan beragama jelang kiamat, kota buatan sebagai antitesis Jakarta, serta ambisi tinggal di pulau terpencil tanpa piranti modern.
  
Fahmi Basya tak menghiraukan dingin, kendati kabut tipis menggelayut di cakrawala di sebuah desa terpencil di Magelang, Jawa Tengah. Dia berdiri di puncak sebuah bukit yang menghadap ke sebuah lembah laksana permadani raksasa yang bermandikan cahaya keemasan mentari pagi. Di ufuk, Candi Borobudur menjulang kokoh menampilkan arsitekturnya yang termasyhur.
Pemandangan dari atas bukit tersebut lazimnya memukau siapa saja yang hadir di lokasi. Namun Fahmi dan rekannya pagi itu tersebut tak berniat menghabiskan waktu untuk menikmati keindahan alam. Sedari awal, niat mereka mendaki bukit adalah mencari bukti sebuah peradaban kuno yang telah lama musnah: Negeri Saba.
Nama negara kuno tersebut, Saba atau Sheba, disebut di kitab Taurat, Al-Quran, dan Injil sebagai sebuah kerajaan subur, kaya raya, dan damai. Pendeknya: sebuah utopia. Ahli tafsir kitab suci menduga negeri Saba, yang diperintah oleh Ratu Saba (Bilqis) dan Raja Sulaiman dalam kurun 970-930 sebelum masehi. Posisinya diduga sekarang adalah Yerusalem. Dugaan itu dibuktikan dari reruntuhan kerajaan dan beberapa temuan arkeologis.
Negeri Saba, menurut Fahmi, bukan di Timur Tengah, melainkan Jawa Tengah. Kerajaan kuno itu terbentang dari Yogyakarta hingga Wonosobo di Selatan dan Utara, dan Boyolali hingga Kulonprogo di Timur dan Barat. Borobudur, imbuh lelaki 66 tahun ini, adalah istana Sulaiman yang telah lama hilang.
Selama satu dekade belakangan Fahmi giat menyampanyekan kalau pendapat para ahli tersebut salah kaprah. November 2017, dia sampai menantang arkeolog untuk membuktikan pendapatnya keliru dalam Festival Arkeologi Universitas Gadjah Mada. Bagi Fahmi, yang pernah dipenjara di Lapas Sukamiskin pada 1979 karena menggelar unjuk rasa melawan Orde Baru, tak ada bukti kuat Dinasti Syailendra sebagai pembangun Borobudur.
Apa dasar pemikiran Fahmi yang kontroversial itu? Dia mengklaim kesimpulannya berdasar penelitian sejak 1982 hingga 2012. Dosen jurusan matematika di UIN Syarif Hidayatullah ini meyakini bentuk Borobudur menyimpan terlalu banyak keterkaitan dengan Nabi Sulaiman, yang sukar dianggap sebagai kebetulan.
Candi tersebut, imbuhnya, dibangun bukan oleh peradaban Buddha, melainkan Islam. Puncaknya Fahmi menerbitkan tiga buah buku sejak 2012: Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman, Borobudur Warisan Nabi Sulaiman, dan Jelajah Negeri Saba di mana Fahmi memaparkan 40 “bukti” Borobudur adalah simbol kejayaan kerajaan Sulaiman.
 “Banyak bukti yang menunjukkan bahwa Borobudur tidak dibuat oleh manusia,” kata Fahmi kepada VICE. “Relief-reliefnya mustahil dipahat. Hanya jin yang bisa melakukan itu.”
Tiap ditanya, jawaban macam itu yang dia sampaikan. Maka, satu-satunya cara adalah mendengar cerita utuh versi Fahmi.
Fiuuuhh, bakal lumayan panjang ya. Begini ringkasannya. Jika merujuk kisah Alkitab, tersebutlah Raja Sulaiman yang memiliki bala tentara jin. Pasukan tak kasat mata tersebut sanggup memindahkan benda apapun melebihi kecepatan cahaya. Berdasarkan secarik keterangan di kitab suci tadi, Fahmi berspekulasi bahwa Borobudur adalah alat transportasi Nabi Sulaiman. “Borobudur yang sejak dahulu saya yakini sebagai bentuk model piring terbang,” ujarnya dalam seminar yang diinisiasi pendukungnya lima tahun lalu. “Model Borobudur secara ilmiah bisa dibuktikan merupakan model pesawat luar angkasa.”
Seperti apa pembuktiannya? Lagi-lagi berdasarkan hitungan jumlah stupa lalu disesuaikan ayat Quran.
Tunggu dulu pak, apa hubungannya sama Negeri Saba?
Begini. Suatu hari Ratu Saba hendak berkunjung ke istana Sulaiman. Sang raja yang kaya raya itu memerintahkan tentara jinnya memindahkan singgasana Ratu Saba ke istananya demi menaklukkan negeri Saba.
Ratu Saba bertekuk lutut dan bersedia dipersunting Sulaiman. Keduanya lantas memerintah kerajaan yang terbentang dari jazirah arab hingga Ethiopia, sebelum runtuh akibat bencana banjir bandang yang dikaitkan sebagai hukuman tuhan karena rakyatnya terus saja menyembah berhala.
Kepada saya, Fahmi memaparkan semua bukti kalau cerita itu benar-benar terjadi, didasarkan relief-relief yang terpampang di sekujur Borobudur. Relief tersebut menurutnya bukan rekaman kehidupan masyarakat Jawa kuno, melainkan kisah Al-Quran. Fahmi bilang ada kisah soal burung hud-hud yang menjadi mata-mata Raja Sulaiman terpahat di Borobudur dan kisah Raja Sulaiman yang menurut Fahmi, digambarkan sebagai seseorang yang memegang tongkat pada relief tersebut.
 
“Ada beberapa kisah tentang Ratu Saba itu sendiri,” kata Fahmi. “Itu persis seperti yang dikisahkan di Al-Quran. Jadi mustahil itu peninggalan Buddha.”
Saya sebetulnya pusing setelah separuh jalan mendengar pemaparannya. Tapi niat untuk mendebat balik saya urungkan. Setidaknya saya kagum. Beneran ini. Menghasilkan teori njelimet macam ini saja, apalagi penuh kontroversi, sudah berat. Nyatanya Fahmi gigih menyebarkan “pengetahuannya” selama satu dekade.
Bahkan dia mulai mendapat puluhan pengikut yang kerap menggelar pengajian membahas topik Negeri Saba. Fahmi mengaku ogah menyerah, karena sudah memperoleh mandat dari mendiang Soekarno, Proklamator sekaligus Presiden ke-1 Republik Indonesia. Inspirasi itu datang ketika Fahmi ditahan di Sukamiskin dan bermimpi bertemu Soekarno.
Soekarno, seingat Fahmi, terlihat menganguk-anguk membenarkan teorinya bahwa Borobudur merupakan model pesawat luar angkasa. Hingga Orde Baru runtuh, teori Negeri Saba dia simpan sendiri, sampai akhirnya dia bagi pada 2008. “Saya layangkan kisah ini di Internet.”
Indonesia banyak menyimpan misteri bagi para penyuka teori konspirasi yang percaya bahwa peradaban Nusantara adalah yang terhebat. Fahmi bukan satu-satunya. Sebelumnya penulis populer asal Brasil, Arysio Santos atau penulis asal Inggris Stephen Oppenheimer, sebelumnya melempar teori bahwa Indonesia adalah awal peradaban dunia.
Santos, misalnya, percaya Indonesia adalah benua Atlantis yang hilang. Sementara Oppenheimer punya teori Sundaland, yang percaya bahwa Indonesia adalah awal sebuah peradaban maju yang lantas menyebar ke seantero dunia. Teori-teori tersebut dengan mudah dipatahkan, namun kadung diterima oleh sebagian masyarakat yang enggan mengecek ulang dengan referensi ilmiah lain. Setelah teori tersebut tak lagi menjadi favorit di Indonesia, lantas muncul Fahmi dengan kisah Borobudurnya.
Bukan kebetulan Fahmi begitu giat menyebarkan teori negeri Saba di Jawa. Sejak 1970-an, Fahmi lantas mendalami ilmu matematika Islam dan sains Al-Quran, terminologi yang dia bikin-bikin sendiri. Awal dekade 1990’an, ia menjadi dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Matematika Islam bukan berarti metode aljabar baru. Islam di sini adalah Fahmi selalu mengaitkan segala sesuatu berdasarkan jumlah ayat dan surat dalam Al-Quran. Dengan cara itulah, dia menyimpulkan jumlah tangga, stupa dan segala sesuatu yang ada di Borobudur, menurutnya, sesuai apa yang ada dalam Al-Quran. Ia lantas mulai melakukan puluhan ekspedisi menjelajahi Borobudur yang dilakukan sejak awal 2000.
Saat bukunya terbit dan jumlah pendukungnya meningkat, Fahmi menggelar ekspedisi untuk umum bernama Jelajah Negeri Saba. Sampai sekarang ekspedisi macam itu telah digelar 15 kali. Ekspedisi tersebut dibuka untuk umum dengan biaya jutaan rupiah, meliputi akomodasi dan menjelajahi candi-candi di Jawa Tengah mulai dari candi Ratu Boko hingga Candi Mendut. Fahmi lima tahun terakhir juga kerap diundang sebagai pembicara dalam pengajian Quran yang digabung diskusi “sejarah” versinya. Jumlah pengikut akun Facebook Fahmi saat ini mencapai 18 ribu akun.
Teori Fahmi tak sekadar mengajak orang mempertanyakan kajian ilmiah. Pengikutnya terus bertambah, dan ini diakuinya sendiri, lantaran jika Negeri Saba ketemu maka kejayaan nusantara akan kembali.
Fahmi percaya Raja Sulaiman menyimpan peti harta karun yang diwariskan dari ayahnya Raja Daud di Borobudur. Ia juga yakin bahwa Raja Sulaiman meninggal di Borobudur, bukan di Palestina seperti yang diyakini selama ini. Dalam sebuah video yang sempat diunggah di akun YouTube pribadinya, Fahmi menyuruh beberapa pendukungnya untuk menggesek sebuah kartu pada sebuah relief karena dipercaya menyimpan peti Sulaiman.
Video dengan editan dan animasi amatir, seperti bisa kalian saksikan di atas, menampilkan “peti” keluar dari relief setelah digesek kartu khusus. Video tersebut kontan menuai ejekan dan cacian pengguna Internet. Video tersebut belakangan dihapus dari akun pribadinya.
Tak pelak, teorinya yang menganggap bahwa kerajaan Sulaiman tidak berada di jazirah Arab menimbulkan pro dan kontra hingga saat ini. Para pendukung Fahmi atau yang cuma sekedar penasaran dengan isi bukunya, berbondong-bondong menyesaki Borobudur demi mencari bukti dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Hal tersebut sempat meresahkan beberapa pemandu wisata yang khawatir bahwa beberapa bagian Borobudur dapat rusak karena aktivitas tersebut.
Murad, salah satu pemandu pariwisata profesional, menuding teori Fahmi dapat membahayakan Borobudur. Beberapa kali ia melihat banyak orang, sambil menenteng buku Fahmi, yang penasaran dan berusaha membuktikan klaim Fahmi secara langsung.
“Ada yang pernah menggaruk-garuk celah relief dengan benda tertentu karena ingin meyakinkan ruangan itu bisa terbuka dengan kunci tertentu. Ini jelas berbahaya,” kata Murad.
Beberapa arkeolog menolak mentah-mentah teori Fahmi. Premis mudahnya, Islam melarang pembuatan arca karena menjadi simbol berhala, lantas kenapa Raja Sulaiman membangun arca? Tapi pendukung teori Negeri Saba tampak tak berniat mengubur cita-citanya.
Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad 8 oleh Dinasti Sailendra saat pengaruh Hindu mulai menyusut dan Islam masuk melalui jalur perdagangan. Salah satu manuskrip yang menunjukkan Borobudur adalah hasil kebudayaan Buddha adalah Negarakertagama karya Mpu Prapanca. Dalam kitab tersebut disebutkan tentang sebuah bangunan yang digunakan umat Budha aliran Wajadra dengan nama Budur. Tentu fakta semacam ini telah diajarkan sejak sekolah dasar.
Arkeolog dari Universitas Gadjah Mada Niken Wirasanti berpendapat jika matematika berdasarkan Al-Quran menjadi landasan teorinya, Fahmi lupa bahwa Hindu dan Buddha juga memiliki ilmu matematika. Alhasil argumen Fahmi tersebut tidak bisa diuji secara empiris alias cuma cocoklogi.
“Prasasti di Borobudur ini kan tulisannya Jawa kuno. Kalau itu peninggalan Islam pasti prasastinya berbahasa Arab,” kata Niken saat dihubungi VICE.
Arkeolog Goenawan A. Sambodo, yang mendalami aksara Jawa kuno, memberikan pendapat senada. Ia khawatir pemikiran soal Borobudur sebagai warisan Sulaiman telah menjadi sesuatu yang diterima dengan saklek oleh beberapa sekolah Islam. Goenawan sendiri tidak menjelaskan sekolah mana yang setuju dengan pemikiran Fahmi.
“Sudah jelas ini peninggalan Buddha,” kata Goenawan berapi-api. “Meskipun mereka punya dasar matematika Islam atau penelitian, banyak referensi ilmiah mengatakan bahwa ini Candi Buddha.”
Meski mendapat kecaman dari para ahli, Fahmi tak terlalu ambil pusing. Fahmi pada dasarnya tak terlalu menyukai perdebatan sengit terbuka. Namun ia sempat menantang para ahli atau masyarakat sekali pun untuk memberikan bukti otentik bahwa Borobudur dibangun oleh Wangsa Sailendra pada abad 8.
Yang jelas, setumpuk makalah ilmiah, buku, atau pun jurnal yang mengungkap bahwa budaya Buddha tetap tak mampu meyakinkan Fahmi. Sebaliknya ia tetap percaya bahwa teorinya telah lengkap dan sukar dipatahkan. Bukti lainnya yang membuat Basya begitu yakin? Sebuah daerah bernama Sleman di Yogyakarta.
“Satu-satunya nabi dengan nama Jawa, pakai awalan ‘su’ itu hanya nabi Sulaiman,” kata Fahmi sebelum mengakhiri obrolan dengan saya. “Ia meninggalkan sebuah tempat bernama Sleman di Jawa Tengah. Itu jangan Anda lupakan.”
Siap deh pak!
Saya usil mau membalas, Fahmi alpa nama Sulaiman juga disebut sebagai Solomon dan Jedidiah di kitab-kitab Yahudi dan Kristen. Dia keburu menutup sambungan telepon. Ponselnya jadi sering mati saat hendak saya hubungi lagi.
Fahmi terlanjur meyakini utopianya ada di jantung Pulau Jawa. Tak peduli seluruh dunia bakal (dan sudah) menertawakannya sekalipun.( limber sinaga )

PWI Kota Binjai Akan Berkontribusi Dalam Pelaksanaan Pemilu 2024 


Binjai.galasibot.co.id/

( Kbnlipanri ) / Persatuan Wartawan Indonesia (PWI ) kota Binjai  akan berkontribusi dalam pelaksanaan Pemilu 2024 hal tersebut dikatakan  ketua PWI kota Binjai Arma Delisa Budi ,saat menerima kunjungan KPU kota Binjai , di Jalan Veteran Kelurahan Tangsi Kecamatan Binjai Kota Binjai  Jum’at (1/12/23).

Foto bersama didepan dari kanan Sekretaris PWI Wardika Afriandi ,wakil sekretaris Erwin Hendra mulya, foto  belakang  anggota KPU Ahmad Amri Siregar ,Hendri Nauli Rambe dan ketua  KPU kota Binjai Anton Indratno ,Ketua PWI kota Binjai Arma Delisa Budi Komisioner KPU Arie Nurwanto,wakil Ketua PWI Dedi anora dan M Zainal.

” PWI Kota Binjai tetap akan berkontribusi untuk mendukung tugas-tugas KPU, Bawaslu, dan Pemerintah untuk menjamin pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan aman, tertib, dan demokratis, termasuk membantu KPU melaksanakan edukasi dan sosialisasi kepemiluan kepada masyarakat ” tutur ketua PWI Arma Delisa Budi.

Pertemuan ini sebagai bentuk komitmen besar KPU dalam membangun dan meningkatkan sinergitas kelembagaan, terutama untuk mendukung kelancaran dan suksesi tahapan Pemilu dan Pilkada 2024, tambahnya.

Sebelumnya  ketua PWI Arma Delisa Budi ,menyampaikan terima kasih banyak Karena Komisioner terpilih periode 2023-2028 bersedia mendatangi kantor PWI .

“Harapan kita, silaturahmi dan sinergitas ini dapat terus terpelihara dengan baik. Sehingga penyelenggaraan pemilu dapat berjalan demokratis dan sesuai regulasi, serta terbebas dari berbagai dari potensi pelanggaran dan hoaks,” ujar Budi.

Sementara itu Ketua KPU kota Binjai Anton Indratno ,memohon maaf kepada PWI kiranya baru hari bisa bersilaturahmi ke kantor PWI ,hal tersebut di karenakan setelah dilantik kesibukan begitu banyak yang harus dikerjakan dalam menghadapai pemilu 2024 ,yang kurang dari 75 hari lagi ,terangnya.

Anton juga menegaskan komitmen pihaknya untuk senantiasa memperkuat sinergitas dan kolaborasi lintas kelembagaan. Apalagi dia mengakui, KPU Kota Binjai sangat membutuhkan saran, masukan, dan kritik dari rekan-rekan wartawan, sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan peran, kinerja, dan citra positif lembaga KPU.

Dikatakan Anton, saat ini tahapan Pemilu 2024 telah memasuki masa kampanye, yang dimulai sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Selama masa kampanye, pihaknya turut memfasilitasi peserta pemilu dalam hal pengadaan alat peraga kampanye (APK) dan penentuan lokasi kampanye, termasuk juga aktif melakukan sosialisasi Pemilu 2024 kepada masyarakat.

Tambahnya lagi ,ada pula beberapa agenda yang terus dikerjakan, seperti melakukan pemutakhiran data pemilih pada Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), penyediaan logistik keperluan tahapan pemungutan suara, serta nantinya proses rekrutmen petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan penyiapan Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Makanya kami pun ikut senang, karena banyak rekan-rekan wartawan yang tergabung bersama PWI juga ikut berpartisipasi sebagai penyelenggara pemilu,” ungkap Anton.

Mengenai tahapan Pilkada ” Belum ada kepastian karena belum adanya keputusan dari KPU RI” ,lokasi kampanye telah di tetapkan 4 lokasi yakni ,Lapangan Kancil Mas ,Binjai Timur Lapangan Kebun Lada ,Binjai Utara ,Lapangan Payaroba Binjai barat dan lapangan Tanah Seribu Binjai Selatan tambahnya.

Sementara itu, Komisioner KPU Kota Binjai, Ketua Divisi Sosialisasi, Sumber Daya Manusia, dan Partisipasi Masyarakat, sekaligus sebagai korwil Binjai Utara,Arie Nurwanto, turut berharap adanya peningkatan kerjasama dan kolaborasi antara KPU dengan PWI. Bukan hanya dalam hal publikasi tahapan pemilu dan kegiatan KPU, tetapi juga ikut andil pada kegiatan pendidikan dan sosialisasi kepemiluan.

“Kami juga butuh dukungan dari PWI Binjai, karena alam waktu dekat ini KPU Binjai akan membentuk media center, termasuk pula membentuk para relawan demokrasi sebagai bagian dari salah satu persiapan kita mensukseskan Pilkada Binjai 2024,” jelas Arie.

Turut mendampingi ketua KPU  tiga Komisioner yakni Ahmad Amri Siregar,Hendri Nauli Rambe serta. Arie Nurwanto sementara itu pengurus PWI wakil ketua I M Zainal Tanjung ,wakil ketua II Desi Naora Wakil ketua III Hendra Mulya  Sekretaris Wardika Ariandi ,wakil sekretaris Erwin   (an)

Konsulat Amerika Untuk Sumatera  Motivasi  Siswa dan Guru di Toba


Toba-galasibot co.id  

( Kbnlipanri) / Pemerintah Kabupaten Toba menyambut baik dan mengapresiasi kehadiran The United States Vice Consul For Sumatera, Mrs. Kristy Mordhost di Kabupaten Toba, untuk memberikan motivasi bagi pelajar, guru dan kepala sekolah.

Foto:Kadis Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Rikardo Hutajulu,Ms.Rachma Jaurinata,Mrs.Kristy Mordhost,Bupati Toba Poltak Sitorus,Kadis kominfo Sesmon TB Butarbutar.

“Pendidikan di negara Amerika memiliki motivasi yang sangat tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan.

 Pemerintah Kabupaten Toba berkeinginan bekerjasama maka saat ini kami menghadirkan para kepala sekolah untuk mengikuti kegiatan ini,” kata Poltak Sitorus dalam Bahasa Inggris di Aula SMP Negeri 4 Laguboti, Jumat (24/11/2023).

Poltak Sitorus berharap para peserta mengikuti seminar ini dengan baik untuk menambah wawasan dan pengetahuan masing-masing.

Kemudian Mrs. Kristy Mordhost didampingi  Assistent For Public Diplomacy, Ms. Rachma Jaurinata juga selaku penerjemah  memperkenalkan diri dan menyampaikan bahwa dalam Event Aquabike World Championship yang sedang berlangsung di Danau Toba ada warga Amerika, Anthony Radetic, satu-satunya pembalap penyandang disabilitas ikut bertanding.

Pada kesempatan ini, Anthony Radetic melalui rekaman video menyapa masyarakat Kabupaten Toba dan menyampaikan selamat dan sukses atas kegiatan di Toba.

Mrs. Kristy Mordhost melanjutkan bahwa negara Amerika Serikat melalui konsulat sangat peduli akan pendidikan dan kebudayaan, pemuda dan olah raga serta penyandang disabilitas.

 Seperti Anthony Radetic yang penyandang disabilitas tidak menyurutkan semangatnya untuk ikut mengejar prestasi dalam ajang internasional Aquabike.

Kemudian  dalam sesi pemaparan, dirinya juga menjelaskan tentang penduduk asli Amerika.

Di pertengahan acara, Bupati Poltak Sitorus didampingi Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga Rikardo Hutajulu, Kadis Kominfo Sesmon TB Butarbutar memberikan cendera mata berupa Ulos Batak kepada Mrs. Kristy Mordhost dan Ms. Rachma Jaurinata sebagai tanda kasih yang telah menyempatkan diri hadir di Kabupaten Toba.

Rina Siagian

Polda Sumut Hadirkan Polisi Pariwisata aktif Berbahasa Inggris Dalam Aquabike Jetski World Championship


galasibot co.id Toba

( Kbnlipanri ) / Polda Sumut terus meningkatkan sistem pengamanan selama berlangsungnya Event Aquabike Jetski Championship Danau Toba 2023.

Foto :Hadirnya Personil Pariwisata yang bisa berbahasa Inggris  melayani tamu dari Mancanegara  di Event Aquabike Jetsky Championship Danau Toba Jumat 24/11/2023

Direktur Pengamanan Obyek Vital Polda Sumut Kombes Pol B. I Made Oka Putra S.I.K mengatakan dalam pengamanan itu Polda Sumut menghadirkan personel pariwisata yang mampu berbahasa Inggris.

“Hadirnya personel ini untuk memberikan pelayanan kepada delegasi dan peserta yang berasal dari Mancanegara” katanya, Jumat (24/11).

Made Oka mengungkapkan, personel pariwasata yang diturunkan Polda Sumut bersama dengan satuan lain juga melaksanakan patroli di area venue untuk mencegah aksi kejahatan selama digelarnya Aquabike Jetski Danau Toba 2023.

“Kami juga menurunkan Patroli Polwan dengan perlengkapan segway, bersyukut dua hari digelarnya Aqubike Jetski situasi kamtibmas sangat kondusif,” ungkapnya.

Sementara itu kehadiran personel pariwisata yang diturunkan Polda Sumut mendapat apresiasi dari seluruh peserta Aquabike karena merasa aman dan nyaman selama berada di Danau Toba.

Rina Sgn

Warga Hentikan Pekerjaan Bendungan Lau Simeme 


Delisedang.galsibot.co.id

(Kbnlipanri) / Warga Lima Desa yakni Desa Kuala Dekah ,Desa  Sarilabajahe , Desa Rumah Gerat , Desa Penen dan Desa Mardinding Julu melakukan aksi menutup pekerjaaan bendungan Lau  Simeme , Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deliserdang, Kamis ( 23/11/23).

Foto atas,J Tarigan saat berorasi di bendungan Lau Simeme  Bendungan Utama ,bawah aksi warga yang memaksa mengeluarkan backhoe (Beko) dari lokasi bendungan Lau Simeme Sibiru- biru Kabupaten Deliserdang

Para warga sebelum melakukan aksi penutupan /pemulangan para pekerja terlebih dahu berkumpul di Desa Kuala Dekah sekitar 500 m dari pintu masuk fasilitas umum bendungan Lau Simeme.

Para warga dalam aksinya mengunakan alat peraga berupa spanduk yang bertuliskan biaya pemindahan makam para leluhur,ganti rugi tanah  dan ganti rugi tanaman ,serta mengunakan alat pengeras suara yang di letakan diatas pick up dan genset sebagai sumber arus listrik.

Aksi warga tersebut di kawal oleh pihak Kepolisian Polsek Patumbak dan Babinsa Koramil O4/ SBB.

Warga berjalan kaki sekitar 15 menit dari lokasi titik kumpul di tengah hujan rintik-rintik sambil menyayikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Maju tak gentar .

Sesampai di lokasi bendungan Lau Simeme bagian fasilitas umum warga berorasi dan berteriak ” Bagi yang masih ada di dalam bekerja segera keluar ” ucap orator Y tarigan .

Tarigan mengatakan dalam orasinya ,” Tanah milik kita sendiri namun kita seperti orang asing ” lahan kita di pakai tanpa ada kompensasi.

Ketika Tarigan berorasi warga  masuk ke lokasi fasum menghimbau warga yang masih bekerja agar menghentikan pekerjaannya dan segera meninggalkan lokasi .

Setelah melihat massa yang begitu banyak para pekerja meninggalkan lokasi sambil membawa alat kerja mereka.

Anton (43) warga Medan Belawan tukang batu  ketika di temui saat meninggalkan lokasi pekerjaan mengatakan , Ianya baru bekerja tiga bulan dan tidak mengetahui bahwasanya lahan tersebut belum ada kesepakatan antara Pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) dan  Masyarakat setempat.

Setelah mengosongkan para pekerja warga kemudian memasang spanduk yang bertuliskan dilarang masuk pasal 551 KUHAP.selanjutnya warga menuju kantor perwakilan BWS yang ada di desa Kula Dekah .

Sesampainya di kantor perwakilan BWS warga meminta pimpinan untuk hadir ,namaun pimpinan tidak di tempat dan di wakili oleh para konsultan BWS yakni Anggi S.

Anggi mengatakan ,tim dari mereka hanya mengawasi pekerjaan yang ada di lokasi .ia juga menambahkan terkait permasalahan ganti rugi ,persilahkan ke BWS dan PUPR Sumatra Utara,tambahnya.

Sama seperti di lokasi pekerjaan fasum para kontraktor juga di minta mengosongkan kantor mereka dan tidak boleh bekerja sebelum ada pembayaran dari pihak  terkait ,ucap orator Tarigan.

Salah seorang warga Katar Sembiring ( 56 ) ,lahannya akan tengelam akibat adanya bendungan tersebut dan sampai sekarang belum ada kompensasi ganti rugi yang di janjikan pihak BWS.

Sembiring sendiri memiliki lahan sebanyak 3 ha dan hanya di hargai RP.200.000.000,-  itupun belum dibayar hanya janji .didalam lahan tersebut terdapat tanaman duku yang sudah lama ditanam ,ucap Sembiring.(Andi)

Kapolresta Deli Serdang terima Audiensi GAMKI Deli Serdang


Deliserdang, Galasibot.co.id

(Kbnlipanri) – Kapolresta Deli Serdang AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, SIK terima audensi dari DPC GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) Kabupaten Deli serdang, Jumat (24/11/2022).

Bertempat di Ruang kerjanya, Kapolresta Deli Serdang AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, SIK yang didampingi oleh Kasat Intelkam Polresta Deli Serdang Kompol Syahrial Efendi Siregar, SH, MAP menyambut hangat Ketua GAMKI Deli Serdang, Jonni Naibaho, wakil ketua GAMKI Deli Serdang P. MANURUNG, Sekjen GAMKI Deli Serdang Jeni R. Lumban Gaol serta pengurus GAMKI Deli Serdang.

Pada audensi tersebut  Ketua GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) Kabupaten Deli serdang menyampaikan apresiasi ucapan terima kasih nya kepada Kapolresta Deli Serdang AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, SIK yang telah menyambut dan menerima pengurus GAMKI Deli Serdang.

Dalam audiesni tersebut Ketua GAMKI Deli Serdang  Jonni Naibaho mengatakan “ GAMKI Deli Serdang siap bekerja sama dan sekaligus menjadi garda terdepan utk menciptakan situasi yang aman dan kondusif di wilayah Kabupaten Deli Serdang, sekaligus menyampaikan bahwa GAMKI Kabupaten Deli Serdang  akan melaksanakan kegiatan pelantikan kepengurusan GAMKI tingkat PAC dan akan melaksanakan perayaan Natal Kepemudaan yang rencananya  akan dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2023  di gedung Balairung Pemkab Deli Serdang, serta berharap dapat mendukung kegiatan tersebut. 

Menanggapi hal tersebut Kapolresta Deli Serdang AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, SIK mengatakan “ Terima kasih kepada pihak GAMKI yang telah hadir di Polresta Deli Serdang dalam rangka menjalin silaturahmi, selanjutnya pihak kepolisian tetap mendukung untuk kegiatan yang bersifat positif. 

“ Saya berharap dalam kerukunan beragama kita tetap bergandengan tangan untuk menyejukkan suasana selama proses Pemilu tahun 2024 sehingga dapat berjalan dengan aman dan kondusif terkhusus di wilayah hukum Polresta Deli Serdang.

“Saya juga berharap untuk kegiatan pelantikan kepengurusan GAMKI ditingkat PAC dan perayaan Natal Kepemudaan yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2023  di gedung Balairum Pemkab Deli Serdang dapat berjalan dengan lancar dan kondusif, ungkap Kapolresta Deli Serdang.

Diakhir kegiatan Audensi, Ketua GAMKI Deli Serdang bersama pengurusnya memberikan Piagam dan Ulos kepada Kapolresta Deli Serdang.(Humas Polresta Deli Serdang)

Penulis: Isron Sinaga

Bupati Taput Serahkan Bantuan Pendidikan Non Akademik Bagi Mahasiswa Ikatan Dinas Kemenhub.


Taput || Galasibot.co.id

(Kbnlipanri) / Bupati Tapanuli Utara Dr. Drs. Nikson Nababan, M.Si yang diwakilkan oleh Ibu Ketua TPPKK Kabupaten Tapanuli Utara Satika Simamora, SE, MM didampingi Inspektur, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kab. Taput Benjamin Nababan dan beberapa perwakilan opd menyerahkan Bantuan Pendidikan Non Akademik Bagi Mahasiswa Ikatan Dinas Kementerian Perhubungan Pola Pembibitan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Pada Politeknik Transportasi Darat Indonesia STTD Bekasi Tahun 2023, bertempat di Sopo Rakyat Rumah Dinas Bupati, Kamis (23/11/2023). 

Foto : Ketua PKK Satika Simamora,saat menyerahkan beasiswa utuk para mahasiswa

Adapun mahasiswa penerima bantuan Pendidikan untuk mahasiswa ikatan dinas Kementerian Perhubungan terdiri dari lima orang dan masing-masing menerima bantuan sebenar Rp. 12.000.000. Mahasiswa tersebut adalah Yosafat Pardosi, Febrian Sianturi, Samuel Nunut Pardomuan Lubis, Rivaldo Panggabean dan Gladys Silaban. 

Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Ibu Ketua TP PKK Taput Satika Simamora, SE, MM kepada orang tua mahasiswa tersebut dikarenakan para mahasiswa penerima bantuan masih dalam masa kuliah.

Dalam kesempatan tersebut Ibu Satika Simamora menyampaikan sambutan dari Bupati Tapanuli Utara Dr. Drs. Nikson Nababan, M.Si.

“Bapak Bupati Taput berharap dengan adanya bantuan Pendidikan ini mahasiswa Ikatan Dinas Kementerian Perhubungan semakin termotivasi dalam belajar sehingga bisa mengharumkan nama Kabupaten Tapanuli Utara dan bisa lulus dengan prestasi yang sangat memuaskan. Bila nanti telah lulus dan ditempatkan bertugas pada Pemkab Taput kami yakin adek-adek mahasiswa dapat mengabdikan diri dan dapat memberikan yang terbaik untuk kemajuan daerah Kabupaten Tapanuli Utara,” ujar Ibu Satika Simamora.

“Pemberian bantuan Pendidikan ini merupakan bentuk apresiasi Pemkab Taput melalui Badan  Kepegawaian   Dan  Pengembangan Sumber  Daya Manusia  Kabupaten  Tapanuli  Utara untuk mahasiswa Ikatan Dinas Kementerian Perhubungan Pola Pembibitan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang nantinya akan Kembali ditempatkan bekerja di Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara setelah lulus dan dalam kesempatan ini juga Pemkab Taput mengucapkan selamat kepada ke-lima mahasiswa Ikatan Dinas Kementerian Perhubungan yang saat ini diwakili oleh orang tua masing-masing,” lanjut Ibu Satika Simamora.

“Bapak Ibu sekalian Kita dukung dan doakan Kabuten Tapanuli Utara semakin bertambah lagi pendapatan daerahnya agar semakin banyak lagi mahasiswa yang bisa kita bantu menjadi generasi penerus bangsa yang bisa mengabdi untuk negara khususnya di Kabupaten Tapanuli Utara,” tutup Ibu Satika Simamora.

Dikesempatan sebelumnya perwakilan orang tua mahasiswa Ikatan Dinas Kementerian Perhubungan penerima bantuan Bapak Pardosi menyampaikan ucapan terima kasih.

“Terima Kasih yang setinggi-tingginya kami ucapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara khususnya kepada Bapak Bupati Nikson Nababan dan Ibu Bupati Satika Simamora  atas dukungan dan perhatiannya kepada anak-anak kami sedang belajar menuntut ilmu demi modal mereka untuk masa depan dan pengabdian mereka kelak di Kabupaten Tapanuli Utara. Kami sebagai orang tua sangat bangga dan terharu atas dukungan ini. Kami senantiasa berdoa untuk Bapak Bupati dan Ibu Bupati dan segenap abdi negara di Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara semoga diberikan Kesehatan, rejeki dan semoga cita-cita Bapak dan Ibu dapat tercapai,” ungkapnya.

Dikesempatan itu  Kepala BKPSDM Benjamin Nababan dalam laporannya menyampaikan bahwa  Bantuan  pendidikan  non akademik  bagi mahasiswa Ikatan    Dinas    Kementerian     Perhubungan     Pola Pembibitan Daerah  Kabupaten  Tapanuli  Utara  Ini Bersumber Dari  Apbd  Kabupaten  Tapanuli  Utara T.A. 2023    dengan    sub    kegiatan    pengelolaan pendidikan lanjutan       ASN            dengan      pagu      anggaran      Rp.60.000.000,-   (enam  puluh juta  rupiah) untuk lima orang mahasiswa  sehingga setiap  orang menerima bantuan dua belas juta rupiah.(Binsar Tampubolon)

Korupsi Dana Bos SMK Tri Surya Porsea, Tiga Terdakwa Divonis Berbeda


galasibot co.id Toba

(Kbnlipanri) / Tiga terdakwa kasus korupsi atas pengelolaan Dana Bos di SMK Swasta Tri Surya Porsea tahun anggaran 2021-2022 yang menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 454.080.000, dijatuhi hukuman berbeda oleh Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Medan.

Foto:Kasi Intel Kejaksaan  Negeri Toba  J.Oloan  Maruli Sinaga

Kasi Intel Kejaksaan Negeri Toba, J.Oloan Maruli Sinaga menyatakan, terdakwa Sulastri Siagian Sebagai Kepala Sekolah, Marince Donna Risnauli Siregar selaku Bendahara Sekolah terbukti melakukan pidana korupsi sesuai dengan pasal 3 dalam dakwaan alternatif kedua surat dakwaan penuntut umum. Ia pun divonis pidana penjara selama 1 tahun dan 5 bulan dipotong masa tahanan dan denda sebesar Rp 50 juta subsider 2 bulan kurungan.

Hakim juga membebankan terdakwa Marince Donna Risnauli Siregar bersama terdakwa  Lilis Panjaitan selaku ketua yayasan untuk membayar uang pengganti sebesar RP. 454.080.000 rupiah secara tanggung renteng yang telah dikonversikan dengan penitipan uang pengganti kerugian negara yang telah dititipkan pada rekening penitipan lain (RPL) Kejari Toba.

“Kemudian memerintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan, menetapkan barang bukti dipergunakan dalam perkara lain atas nama Sulastri Siagian dan membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,” ucap Oloan Maruli Sinaga pada Selasa (21/11/23) sekira pukul 18.00 WIB.

Sementara terdakwa Lilis Panjaitan, kata Oloan Maruli Sinaga, dinyatakan hakim terbukti melakukan pidana korupsi sesuai dengan pasal 3 dalam dakwaan alternatif kedua surat dakwaan penuntut umum dengan hukuman 1 tahun penjara dengan potongan masa tahanan.

 Terdakwa juga didenda Rp 50 juta subsider 1 bulan kurungan.

“Ketiga pelaku diperintahkan pengadilan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan dan membayar uang pengganti sebesar Rp 454.080.000 rupiah secara tanggung renteng Dugaan Korupsi Dana Bos SMK Tri Surya 2 Porsea Masuk Tahap Persidangan

Disinggung terkait vonis atas ketiganya, Oloan mengatakan, yang terkait dengan kerugian negara tersebut sudah dikembalikan atau dibayarkan. 

Namun pihaknya juga masih berpikir selama tujuh hari kedepan apakah akan banding atau tidak.

“Jadi dalam penanganan tindak pidana korupsi ini kan fokusnya kita bukan sekedar pembinaan tetapi bagaimana kita mengupayakan pengembalian duit negara dari total kerugian negara sebesar Rp 454 juta lebih sudah dikembalikan oleh para terdakwa dan itu merupakan salah satu hal yang meringankan bagi para terdakwa,” pungkasnya dengan menerangkan bahwa sebelumnya JPU menuntut para tersangka dengan 1tahun 6 bulan penjara .Jadi jangan dicoba-coba membodohi murid atau orang tua murid ,sebab LSM dan Wartawan serta Masyarakat sekarang sudah banyak memantau perkembangan sekolah anak-anak mereka.

Rina Siagian

Kapolda Sumut Tinjau Venue Pastikan Keamanan Event Aquabike Jetski Danau Toba


galasibot co.id Toba

( Kbnlipanri ) / Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, beserta rombongan mengecek kesiapan pengamanan Event  Aquabike World Championship 2023 di Water Front City di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Selasa (21/11).

Foto:Kapolda Sumut beserta rombongan Cek kesiapan pengamanan Event Aquabike World Championship 2023 di Samosir.

Turut mendampingi Kapolda Sumut dalam pengecekan itu Bupati Samosir Vandiko T Gultom, Kasdam I/BB Brigjen TNI Refrizal, Danrem 023/KS Kolonel Inf Lukman Hakim, Asops Dam I/BB Kolonel Inf Jansen Nainggolan, Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman, Dandim 0210/TU.

Kemudian, Karo Ops Kombes Pol Viktor Togi Tambunan, Direktur Samapta Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri, Direktur Lantas Kombes Pol Muji Ediyanto, Direktur Pam Obvit kombes B Made Oka Putra.

Usai menerima penyambutan, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, beserta rombongan bergerak menuju Race Village Zona I untuk  meninjau kesiapan peserta Aquabike. 

“Polri akan menyiapkan pengamanan dengan baik agar tercipta rasa nyaman dan aman pada pelaksanaan Event  Aquabike World Championship 2023,” ujar Kapoldasu.

“Marilah kita bekerjasama untuk menciptakan situasi aman dan nyaman agar tercipta kesan yang baik pada penyelenggaraan event ini,” harapnya.

Pada kesempatan itu, Kapoldasu mengucapkan terima kasih kepada Bupati Samosir dan para stakeholder terkait yang sudah bekerja sama untuk menyukseskan Event Aquabike World Championship 2023 di wilayah kabupaten Samosir.

Usai mengecek venue dan kesiapan pengamanan, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi melaksanakan kegiatan gala dinner bersama peserta Event Aquabike World Championship 2023.

Rina Siagian

Kapolres Batu Bara Sampaikan 5 Arahan Yang Harus di Patuhi


Batubara,galtasibot co.id 

( Kbnlipanri ) / Untuk menjaga citra Polri di tengah-tengah masyarakat di harapkan kepada masing-masing Perwira pengemban fungsi agar mengawasi anggota dilapangan, jangan mencoreng citra Polri di tengah masyarakat ke depan. Hal itu di sampaikan Kapolres Batu Bara AKBP Jose D.C Fernandes S.I.K pada Ops Mantab Brata 2023-2024 di Aula Bhayangkari Polres Batu Bara Kamis (16/11/23).

Foto : Kapolres Batubara Jose fernandes menyampaikan 5 Arahan kepada semua jajaran di Kabupaten Batubara Kamis 16/11/2023 di Aula Bhayangkari Polres Batubara

Dihadapan PJU ,AKBP Jose D.C Fernandes S.I.K menyampaikan, 5 arahan untuk dipatuhi dan dilaksanakan seluruh personil Polres Batu Bara dan Polsek jajaran.

Sedangkan terkait tahapan Pemilu serentak tahun 2024,Kapolres minta pengamanan dan pengawalan Logistik Pemilu dilakukan sesuai dengan SOP.Personil yang bertugas diminta melakukan pengecekan lokasi gudang atau tempat penyimpanan dengan selalu mewaspadai potensi gangguan keamanan yang akan terjadi.kepada Kasat Samapta Polres Batu Bara ditekankan agar setiap hari melaksanakan latihan personil Pleton Dalmas untuk menjaga kesehatan dan kesiapan menghadapi Pemilu 2023-2024.

Demikian kepada 4 Kapolsek jajaran Kapolres minta agar memberikan rasa aman diwilayahnya masing-masing.

Galang terus para Tokoh Agama dan tokoh masyarakat agar Pemilu berjalan dengan aman dan kondusif.

Kapolres meminta agar Bhabinkamtibmas dapat membantu Sat Intelkam dan Unit Intelkam untuk melaksanakan deteksi dini.Deteksi dini dilakukan menyikapi laporan-laporan masyakat mengenai masalah judi, narkoba dan perkembangan situasi politik diwilayah  binaannya Batubara.

Rina Sgn

Melalui Nota Jawaban, Bupati Toba Jelaskan Penurunan Pendapatan Transfer dan Kenaikan Dana BTT


Toba,Galasibot.co.id

( Kbnlipanri ) / Dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten Toba dengan agenda mendengarkan Nota Jawaban Bupati Toba Atas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Toba terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2024.

Yang digelar di ruang rapat paripurna DPRD Toba, pada Rabu (15/11/2023) sore, Bupati Toba, Poltak Sitorus memberikan jawaban atau penjelasan atas sejumlah pandangan fraksi. 

Poto: Ranperda yang digelar diruang rapat Paripurna DPRD Toba rabu 15/11/2023 Bupati Poltak sitorus bersalaman bersama  Mangatas Silaen wakil DPRD Toba.

Salah satu fraksi yang mendapat jawaban atau penjelasan dari Bupati Toba adalah fraksi Perindo yang pada pandangan umumnya mempertanyakan penurunan pendapatan transfer sebesar Rp 428.132.813.256. Pada tahun 2023, pendapatan transfer mencapai hingga Rp 1.049.172.229.769, sementara pada Rancangan APBD Tahun Anggaran 2024 hanya sebesar Rp 621.039.416.513. Selain itu, fraksi Perindo juga meminta penjelasan naiknya anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) Tahun Anggaran 2024 yang mencapai hingga Rp 10.000.000.000 yang naik sebesar 48%, sebab pada tahun sebelumnya Anggaran Belanja Tidak Langsung hanya Rp 6.737.228.412.

Menanggapi pertanyaan itu, lewat nota jawabannya, Bupati Toba menjelaskan bahwa pendapatan transfer tersebut belum termasuk dana yang bersifat tertentu, diantaranya dana bagi hasil yang bersifat tertentu, dana alokasi khusus, dana insentif fiskal dan dana desa disebabkan belum terbitnya peraturan tentang rincian APBN yang memuat mengenai penetapan alokasi dana transfer pemerintah pusat. Namun setelah terbitnya surat Dirjen Perimbangan Keuangan Nomor S-128/PK/2023 dan surat Gubernur Sumatera Utara Nomor 900.1.14.3/3/2023, maka jumlah pendapatan transfer menjadi Rp 1.197.251.319.513 atau mengalami kenaikan sebesar 14,11% jika dibandingkan dengan tahun 2023.

Sedangkan terkait kenaikan anggaran Belanja Tidak Tetap (BTT), Poltak Sitorus menjelaskan bahwa penggunaan dana BTT untuk mendanai keadaan darurat, keperluan mendesak, pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun sebelumnya dan/atau bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan, sehingga dalam pengalokasian anggaran tidak berdasarkan formula khusus melainkan berdasarkan perkiraan kebutuhan. 

Selain penjelasan untuk dua pandangan umum tersebut, Poltak Sitorus juga menyampaikan jawaban atas pandangan umum dari fraksi yang lain, termasuk pandangan umum fraksi-fraksi terhadap dua Ranperda, yakni tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi dan Ranperda Pengelolaan Sampah. 

Dalam pandangan umum terkait dua Ranperda ini, Partai Perindo juga meminta penjelasan Bupati Toba terkait dasar hukum pemerintah dalam memberikan insentif, sebagaimana disebutkan dalam muatan naskah Ranperda Tentang Pemberian Isentif dan Kemudahan Investasi. Menjawab pertanyaan tersebut, lewat nota jawabannya, Bupati Toba menjelaskan bahwa pemberian insentif tersebut merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2019 Tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat 1 disebutkan ; Pemberian Insentif dapat berbentuk pengurangan, keringanan atau pembebasan pajak daerah. Pengurangan, keringanan atau pembebasan restribusi daerah. Pemberian bantuan modal kepada usaha mikro, kecil dan/atau koperasi di daerah. Bantuan untuk riset dan pengembangan untuk usaha mikro, kecil dan/atau koperasi di daerah. Bantuan fasilitas pelatihan vokasi usaha mikro, kecil dan/atau koperasi di daerah dan/atau insentif berupa bunga pinjaman rendah.

Selanjutnya pimpinan rapat , Wakil Ketua DPRD Kabupaten Toba, Mangatas Silaen mengatakan akan menyerahkan pembahasan lanjutnya ke Badan musyawarah DPRD Kabupaten Toba,lalu menutup rapat.

Turut hadir Sekdakab Augus Sitorus , sejumlah  pimpinan atau perwakilan  perangkat daerah ,camat se-Kabupaten Toba .

Rina Sgn

lipanri

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai